Je, gajimu udah di transfer ya sama Pak Dewa" teriak Jane pada Jean yang sedang menikmati rokoknya di teras depan kamarnya.
"Iya, makasih gitu bilangin ke Pak Dewa" ujar Jean sambil berteriak membalas teriakan Jane.
"Iya, nanti aku bilangin... Kamu lagi ngapain sih daritadi pagi ga keluar kamar ?" Teriak Jane lagi sambil membuka pintu kamar Jean dengan pelan pelan.
Jane pun mendekati Jean yang sedang menikmati rokoknya di teras depan kamarnya. Lalu duduk di samping Jean yang nampak sedang sedikit melamun dengan rokok yang masih menyala di tangan sebelah kanannya.
"Je, are you ok ?" Tanya Jane membuyarkan lamunan Jean yang langsung tersentak kaget mendapati Jane yang tiba tiba duduk disebelahnya.
"E-eh aku gapapa kok, aku baik baik aja Jane" ujar Jean sambil tersenyum canggung kepada Jane yang sedang menatap tajam ke arahnya.
"Aku kenal kamu bukan sehari dua hari lho Je, kamu lagi mikirin apa ?" Tanya Jane kemudian.
Jean pun menghela nafasnya dengan berat lalu kembali memandang lurus ke depan, menghisap rokoknya dengan pelan.
"Tiba tiba aku kangen sama Adzkiya" ujar Jean pelan.
Jane yang memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Jean pun langsung menyenderkan kepalanya di bahu Jean dan mengelus punggungnya dengan lembut.
"Kamu ga pernah tiba tiba Je merindukannya, tiap hari pun kamu selalu merindukannya bukan ?" Goda Jane yang sebenarnya mengingat betul kejadian dimana ia bercinta dengan Jean dan mendengar nama Adzkiya yang disebut oleh Jean seolah Jane adalah Adzkiya.
"Sok tau kamu" ujar Jean yang menjadi salah tingkah karena godaan Jane padanya.
"Aku tau, walaupun aku ga tau apa yang terjadi antara kamu dan Adzkiya tapi aku tau gimana cintanya kamu sama dia" ujar Jane dengan pelan.
"Aku ga bisa jadi Adzkiya Je, tapi aku juga ga mau sebenernya Adzkiya ada lagi di hidup kamu... Tapi kalo kamu lebih mencintai dia dibandingkan dengan aku, aku bisa apa ?" Gumam Jane dalam hati.
Jean hanya diam mendengar ucapan Jane, ia tak mengiyakan juga tak mengelak bahwa ia masih benar benar mencintai Adzkiya hingga saat ini.
"Eh kamu kan udah gajian nih, traktir dong !" Ujar Jane mencoba mengalihkan topik pembicaraan yang membuat Jean menjadi sedih ketika membicarakan sosok Adzkiya.
"Heh kamu gajinya lebih gede ya daripada aku !" Pekik Jean sambil mencolek hidung Jane.
"Dasar pelit ! Kamu padahal yang gajinya lebih gede dibandingkan aku yang cuma 8 digit doang" ujar Jane menggoda Jean sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha iya iya, ya udah sana ganti baju... Aku juga mau sekalian beli beberapa keperluan pribadiku yang abis" jawab Jean sambil mendorong kepala Jane yang masih menempel pada bahunya.
"Ih kasar banget sih" gerutu Jane yang disambut gelak tawa oleh Jean membuat Jane senyum senyum sendiri saat melangkahkan kaki keluar dari kamar Jean.
***************************
"Sayang, makan yuk ? Aku laper nih" rengek Rio pada Keysha yang tengah asyik memilih milih pakaian di sebuah outlet ternama bersama Ganesha, sahabatnya.
"Heh kupret, selama ini gue jadi obat nyamuk mulu ya kalo kalian lagi saling ngebucin yang ga kelar kelar ! Gue sama Keysha baru sebentar nyari nyari pakean aja lu udah ngerengek mulu !" Hardik Ganesha sambil mengerucutkan bibirnya sebal.
"Udah sih kalian tuh ya kalo ketemu udah kayak kucing sama anjing deh, berantemnya ga kelar kelar... Sayang sebentar ya" ujar Keysha berusaha menengahi sahabat dan kekasihnya yang terus berdebat.