Tigapuluh Sembilan

51 7 0
                                    

"Pa, aku bisa ga sih nanti aja gitu ngurus kantornya ? Aku ada urusan yg harus aku urusin dulu nih" ujar Adzkiya pada Papanya yang sedang menunggunya di meja makan.

"Ya udah kalo itu mau kamu, beresin dulu ya apa yang harus diberesin" ujar Papa Adzkiya sambil memberi kode pada putri semata wayangnya itu untuk segera mengusir Alan.

"Iya Papa, makasih... Btw lan mending kamu pulang dulu deh... Aku lagi banyak urusan banget, maaf ya" usir Adzkiya dengan halus pada Alan.

"But i still miss you Blair... And who is Jean ?" Tanya Alan yang masih tetap bersikukuh bersikap seolah Adzkiya adalah kekasihnya.

"I know, but i told you... I don't want to meet your parents... Didn't i tell you that i only consider you a friend ? It's not important for you to know who Jean is"  jawab Adzkiya menanggapi Alan dengan malas.

Alan pun menyegerakan diri untuk bangkit dari tempat duduknya dan segera berpamitan pada Adzkiya.

Setelah Alan pergi, Adzkiya pun kembali ke kamarnya dan menemui kedua sahabatnya yang sedang ketakutan menghadapi Adzkiya yang berada di hadapannya saat ini.

Tatapannya sangat tajam, seolah ingin menelan Keysha dan Ganesha hidup hidup.

"Duh kayaknya gue salah ngomong atau gimana sih Key ?" Tanya Ganesha dengan polos sambil menatap Keysha seolah meminta pertolongan.

"Bego lu ! Ya jelaslah salah ngomong bodoh !" Hardik Keysha kemudian.

"Udah jangan berantem ! Jelasin sama gue sekarang juga, ada apa sebenernya ketika gue pergi ke Amerika ? Apa yang terjadi sama Jean ? Siapa itu Jane ? Kenapa ada luka bekas tembakan di bahu Jean ?" Tanya Adzkiya kemudian.

"Ki, percayalah gue ga bener bener tau tentang Jean dan Jane... Gue sama Ganesha baru ketemu mereka itu setelah 3 taun kemudian... Yang gue tau mereka cuma sahabatan, awalnya" jelas Keysha kemudian.

Adzkiya hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Tak sadar airmatanya pun mulai lolos dari kedua bola matanya yang nampak indah.

"Kalian tau kan gue sayang banget sama Jean ?" Tanya Adzkiya kemudian.

Keysha dan Ganesha hanya mampu menganggukkan kepalanya bersamaan.

"Gue ga tau apa yang terjadi di hidupnya Jean setelah gue pergi, gue ga tau siapa itu Jane yang udah berani beraninya nyentuh Jean gue... Tapi gue takut kalo suatu hari bakalan ada apa apa sama Jean... Jane pasti tau semuanya soal Jean dan ada apa dengan luka tembak di bahunya itu" ujar Adzkiya di sela Isak tangisnya.

Keysha pun langsung menghampiri Adzkiya untuk memeluknya, Adzkiya pun langsung menghamburkan tangisnya di bahu Keysha.

"Lu ga cemburu Jean pernah begituan sama mbak Jane ?" Tanya Ganesha kemudian yang membuat Keysha semakin melotot gemas padanya.

"Ga, gue ga cemburu untuk sekarang... Gue yakin Jean punya alesan kuat buat ngelakuin itu sama Jane, gue cuma butuh penjelasan selama 5 taun ga ada gue apa yang dikerjakan Jean ? Gue ga mau ada sesuatu yang membahayakan Jean di kemudian hari dan Jane pasti tau itu kalo selama gue ga ada, Jane yang selalu nemenin Jean" jawab Adzkiya sambil berusaha menghapus airmatanya.

"Terus Alan gimana ?" Tanya Ganesha kemudian.

"Ganeeeeesssssshhhh" teriak Adzkiya dan Keysha kemudian yang benar benar gemas dengan kelakuan Ganesha yang lemot ini.

*******************************

"Jane, kamu kenapa ?" Tanya Jean yang kini sudah duduk disamping Jane yang terbaring di dalam kamar yang dahulu ditempatinya.

The Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang