LDT #28

241 36 5
                                    

Hey aku kembali, kalian apa kabar?Jangan lupa vote guys 🤗

•°• Happy Reading •°•




Sorot mentari pagi mulai masuk dari sela-sela jendela kamar Nasya. Sang pemilik kamar masih tertidur pulas di balik selimut yang menutupi kaki hingga lehernya. Seseorang masuk kedalam kamar Nasya dan berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden yang menutupnya.

Silau cahaya mentari memenuhi seluruh kamar nasya. Cahayanya tepat mengenai wajah teduh Nasya yang tengah tertidur membuat tidurnya sedikit terusik.

Bukanya membuka mata, Nasya malah menutup mukanya dengan selimut yang ia kenakan untuk berlindung dari silaunya sinar mentari pagi.

" adek ayo bangun dek, kenapa malah ngumpet di balik selimut." Ucap bunda menghampiri Nasya.

" ngantuk Bun, bentar lagi ya." Jawabnya dengan mata masih ia pejamkan.

Bunda menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari anak bungsunya itu. Ia mendudukkan dirinya di sebelah Nasya. Tanganya dengan lembut mengusap kepala nasya yang kini tak tertutup selimut.

" adek jangan sakit-sakit lagi ya, bunda sedih kalo liat adek sakit." Ucap bunda lirih sembari menatap sendu wajah teduh Nasya.

" adek janji ngga akan buat bunda dan kak salsa sedih lagi Bun." Balas Nasya dengan suara serak khas bangun tidur.

" kita sama-sama berjuang ya dek. Bunda sama Kaka akan selalu ada buat adek. Apapun keadaannya kita harus tetap sama-sama." Ucap bunda.

Nasya merubah posisinya menjadi duduk lalu segera berhambur memeluk bundanya dengan erat. Bunda membalas pelukan Nasya dengan penuh kasih sayang. Diusapnya punggung Nasya dengan lembut membuat nasya semakin nyaman berada di pelukan bunda. Rasanya ia enggan melepaskan pelukan hangat bundanya.

" Begini dulu ya Bun, sebentar aja." Ucapnya pada bunda.

" Bunda tau pasti adek ngerasa berat banget ya jalanin hari-hari adek beberapa bulan ini. Terimakasih karena adek mau berjuang dan kuat sampai detik ini ya dek." Ucap bunda

" Selama ada bunda dan kak salsa, hidup adek akan baik-baik aja. Jangan pernah tinggalin adek ya Bun. Adek sayang bunda." Balas Nasya sembari menyeka air matanya yang mulai jatuh dari sudut matanya.

" udah ya ngga boleh sedih lagi. Adek mandi dulu gih biar seger. Abis itu kita sarapan bareng." Ucap bunda diangguki Nasya.

Berdiri di balkon dengan tangan bertumpu pada tralis pembatas balkon Nasya tengah menikmati silir angin yang menerpa wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berdiri di balkon dengan tangan bertumpu pada tralis pembatas balkon Nasya tengah menikmati silir angin yang menerpa wajahnya. Langit yang cerah menampakan warna jingga di ujung tempat matahari akan terbenam. Memikirkan banyak hal yang selalu mengganggu pikirannya. Sejujurnya Nasya ingin sekali kembali ke kehidupannya seperti dulu lagi. Saat dirinya masih bersekolah, becanda gurau dengan Clara, mengikuti beberapa kegiatan sekolah. Namun apalah daya, semua yang terjadi pada dirinya sungguh membuat trauma yang begitu sulit untuk ia sembuhkan.

Luka Dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang