Nasya seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Dilahirkan dari keluarga yang kaya. Hidupnya bahagia tapi tidak bahagia?
Bingung kan sama bahagia tapi tidak bahagia? Baca aja deh biar ngga penasaran.
*disclaimer
cerita ini hanya fiksi. ji...
Keesokan harinya, keadaan Nasya kini sudah mulai lebih tenang. Namun ada kalanya Nasya menangis secara tiba-tiba.
" hari Ini salsa tidak bisa full berada di rumah sakit. Ia harus pergi ke kampus karena ia sudah izin beberapa hari.
Saat ini Nasya tengah di suapi sarapan oleh bundanya dengan posisi setengah berbaring di atas tempat tidurnya. Kali ini Nasya sudah tidak menolak jika bunda mendekatinya. Namun di raut wajah Nasya masih ada sedikit ketakutan.
" adek, kak salsa ke kampus dulu ya. Nanti pulang dari kampus kakak langsung ke sini sama kak via. Adek jangan banyak gerak ya. Luka adek masih basah. Kalo adek banyak gerak nanti kaya kemarin, luka adek pendarahan lagi." Pamit salsa sembari mengusap puncak kepala Nasya. Ya kemarin saat Nasya berontak lukanya yang di perut sempat mengeluarkan darah lagi.
Nasya hanya diam tidak merespon salsa. Pandanganya kosong ke arah depan. Namun tadi sempat melirik ke arah salsa saat salsa pamit pada Nasya.
" Bun, kakak ngampus dulu ya. Bunda jangan lupa makan kalo udah selesai suapin adek." Pamit salsa sembari mengingatkan sang bunda.
" iya kak. Hati-hati ya bawa mobilnya." Jawab bunda
" iya Bun. Assalamualaikum..." Ucap salsa memberi salam sembari melangkah pergi meninggalkan ruangan Nasya.
" wa'alaiqum salam.." jawab bunda saat salsa sudah berada di pintu.
Salsa pun kini sudah tak terlihat dari pandangan bunda.
" adek makan yang banyak ya. Biar adek cepet sembuh." Ucap bunda sembari menyuapkan sesendok makanan kedalam mulut Nasya.
Lagi-lagi Nasya hanya diam saja. Namun ia tetap menerima suapan dari bundanya.
Bunda mengusap kepala Nasya dengan lembut. Ia begitu sedih melihat keadaan Nasya menjadi seperti ini. Nasya yang biasanya ceria kini menjadi seseorang orang yang sangat dingin dan pendiam. Tanpa sadar air mata bunda mulai menetes dari ujung matanya, namun dengan cepat bunda segera menghapusnya.
Bunda melanjutkan menyuapi Nasya, namun saat bunda hendak menyuapkan makanan, Nasya memalingkan wajahnya tanpa berbicara apapun.
" adek udah kenyang ya. Ya udah bunda taruh ya makanannya. Tapi adek harus minum obat dulu. Baru adek boleh istirahat." Ucap bunda dengan lembut dan sabar menghadapi sikap Nasya yang seperti itu.
Bunda memberi Nasya obat yang harus ia minum dan segelas air. Nasya tidak menolak, bahkan ia langsung meminum obat itu dengan cepat. Bunda yang melihat itu pun tersenyum karena Nasya mau meminum obatnya tanpa harus ia bujuk.
" nah sekarang adek boleh istirahat, bunda ubah ya posisi tempat tidurnya, biar adek nyaman tidurnya." Ucap bunda sembari membernarkan posisi ranjang Nasya agar lebih turun lagi posisinya.
Setelah Nasya mulai terpejam dan sepertinya sudah nyaman dengan posisi tidurnya, bunda mendekat ke wajah Nasya dan mengecup keningnya sekilas. Setelah itu ia duduk di sofa untuk sarapan. Bunda tidak mau dirinya sakit Karena tidak makan. Karena jika dirinya sakit, ia takut tidak bisa merawat anak bungsunya yang sangat ia sayangi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.