LDT #2

1.1K 61 4
                                        

Halo semua, selamat datang dan selamat membaca cerita ini.

Jangan lupa vote cerita ini. Kalau berkenan follow juga boleh.
Jangan lupa tinggalin jejak di kolom komentar.

•°• Happy Reading •°•

Hari-hari berjalan seperti biasa. Ayah pergi ke kantor, Bunda hanya di rumah, salsa pergi ke kampusnya, dan Nasya sibuk dengan sekolahnya.

Dear Diary

Tuhan bolehkah aku mengeluh hari ini?
Jujur aku cape dengan semua hal yang terjadi di sekolah. Mereka selalu saja mengganggu ku.
Apa salah ku tuhan?
Aku ingin sekolah dengan tenang tanpa adanya gangguan dari mereka.
Terimakasih tuhan, engkau telah memberi ku sahabat seperti Clara. Setidaknya aku bersyukur masih ada orang yang mau menemaniku dan membelaku disaat semua orang tidak ada yang peduli dengan ku.

Nasya Mikayla Darwin


Nasya menutup buku Diary nya dan beranjak dari tempat duduknya. Meski selama ini Nasya terlihat kuat, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Nasya hanyalah anak remaja yang masih SMA dan butuh sandaran untuk dan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Nasya merebahkan tubuhnya tanpa melepas baju sekolah nya. Dia tertidur setelah puas menangis di balik selimut tebalnya. Dia hanya berani menangis di rumah jika keadaan rumahnya sepi. Karena dia tidak mau orang rumah melihatnya.

Hanya bi nur yang sering memergoki Nasya sedang menangis sendirian. Namun bi nur tidak melaporkan hal itu pada orang tua Nasya dan salsa. Bi nur berfikir mungkin Nasya sedang banyak pelajaran di sekolah dan kecapean. Kerena dulu saat masih SMP juga sering begitu jika ada pelajaran yang sulit dia kerjakan dia suka menangis sendirian di kamar.

Bukan bi nur tidak mau melaporkan hal itu kepada orang tua Nasya, hanya saja bi nur pernah sesekali menghampiri Nasya saat sedang menangis dan menanyakan keadaannya. Namun dengan cepat Nasya menghapus air matanya dan menyuruh bi nur untuk merahasiakan ini dari orang rumah. Tentu saja bi nur bertanya kenapa ia harus merahasiakan apa yang ia lihat. Namun jawaban Nasya membuat bi nur merahasiakan nya Sampai saat ini. Nasya beralasan dia malu jika orang rumah tahu dirinya masih sering menangis seperti anak kecil. Dan bi nur percaya akan alasan Nasya.

Sore pun tiba, bunda yang baru pulang belanja bulanan pun pergi ke kamar Nasya untuk melihat putri bungsunya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore pun tiba, bunda yang baru pulang belanja bulanan pun pergi ke kamar Nasya untuk melihat putri bungsunya itu. Karena bunda baru saja di beri tahu bi nur bahwa Nasya tidak keluar kamar sejak pulang sekolah.

" adek bunda boleh masuk?." Tanya bunda yang sudah berada di depan pintu kamar Nasya.

" masuk aja Bun, adek lagi ngerjain tugas." Nasya mengijinkan bunda nya masuk kedalam kamarnya.

Bunda pun masuk kedalam kamar putri bungsunya setelah mendapatkan ijin dari pemilik kamar itu.

" Anak bunda udah makan belum? Tadi kata bi nur adek ngga keluar kamar dari pulang sekolah.?" Tanya bunda yang kini duduk di sebelah Nasya.

Luka Dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang