LDT #25

816 67 5
                                        

Jangan lupa vote guys 🤗

•°• Happy Reading •°•


Nasya terbangun dengan keadaan sudah lebih baik. Nasya sudah mulai bisa mengontrol emosi dan rasa takutnya setelah ia meminum obat yang Tante mawar berikan.

" adek udah bangun? Gimana udah enakan belum?" Tanya bunda yang sedari tadi terjaga di samping Nasya.

" bunda, bunda nggapapa?" Tanya Nasya balik pada bundanya.

" bunda nggapapa sayang. Harusnya bunda yang tanya kaya gitu sama adek. Pipi adek masih sakit ngga?" Tanya bunda.

" Dikit Bun, tapi nggapapa ko. Nanti juga sembuh sendiri." Jawab Nasya dengan senyumnya.

" maafin ayah ya dek. Kamu ngga boleh benci sama ayah setelah ini ya dek." Ucap bunda menasehati.

" adek ngga pernah benci sama ayah. Cuma adek kecewa aja sama ayah. Dan luka yang udah ayah buat ngga mungkin bisa adek lupain." Jawab Nasya.

" kak salsa kemana Bun?" Tanya Nasya

" kakak kamu lagi ada urusan sebentar. Nanti juga kesini lagi." Jawab bunda diangguki Nasya.

Sementara di tempat lain ternyata salsa sedang bertemu dengan ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara di tempat lain ternyata salsa sedang bertemu dengan ayahnya.

" maafkan ayah nak, ayah khilaf waktu itu." Ucap ayah memohon

" Bukan cuma aku yang luka yah, tapi adek sama bunda juga ikut terluka." Ucap salsa menatap sang ayah dengan malas.

" ayah tau nak, nanti ayah kerumah buat minta maaf langsung ke bunda sama adek." Jawab ayah.

" ngga yah, untuk saat ini tolong jangan temui Nasya dulu. Demi kebaikan Nasya. Ayah tau kan gimana kondisi mental Nasya sekarang. Kalo ayah nekat nemuin Nasya, itu cuma buat Nasya semakin terluka." Ucap salsa

" tapi nak..." Ucap ayah terpotong.

" aku rasa obrolan kita hari ini sudah cukup. Aku harus pulang." Ucap salsa berlalu dari hadapan ayahnya.

" Salsa tunggu, ayah belum selesai bicara." Teriak ayah karena salsa sudah jauh meninggalkan nya.

Salsa langsung masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya pergi dari tempat itu. Bulir air mata mulai membasahi pipi salsa. Sedari tadi salsa berusaha kuat di depan ayahnya. Namun sebenarnya ia tidak sekuat itu. Di dalam hatinya ada rasa kecewa dan luka yang amat mendalam. Salsa sama sekali tidak pernah menyangka semua ini bisa terjadi di keluarganya. Keluarga yang dulunya harmonis sekarang hancur begitu saja hanya karena perbuatan ayahnya.

Luka Dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang