LDT #23

327 35 2
                                    

Hai... Aku kembali

•°• Happy Reading •°•


Tak terasa kini salsa dan Nasya sudah setengah bulan berada di bandung. Varo dan Raka saat ini sedang pulang ke Jakarta.

" dek tadi bunda telpon kakak, kata bunda nanti siang bunda kesini. Tapi sama pak Deden kesininya. Ayah lagi ke Surabaya kata bunda, jadi ayah ngga bisa ikut." Ucap salsa yang saat ini sedang sarapan bersama Nasya.

" Kangen deh sama bunda." Ucap Nasya sembari mengunyah makanannya.

" Kakak juga kangen, adek ngga kangen ayah?" Tanya salsa secara tiba-tiba membuat Nasya tersedak makanan yang ada di mulutnya.

Uhuk uhuk...

" pelan-pelan dek, ini minum dulu." Ucap salsa memberi Nasya air minum.

" kamu kenapa setiap kakak tanya soal ayah kaya selalu ngehindar dek? Ayah ada buat salah sama kamu?" Tanya salsa dengan sangat hati-hati.

" Nggapapa kak. Aku sarapannya udah, aku ke kamar dulu ya kak." Pamit Nasya yang tak menghabiskan sarapannya.

" kakak tau dek, kakak tau semuanya. Kamu kecewa kan sama ayah. Sama dek, kakak juga." Gumam salsa setelah Nasya Tek terlihat.

Salsa menyelesaikan sarapannya baru setelah itu ia menyusul Nasya ke kamarnya. Salsa menghampiri Nasya yang tengah duduk bersandar di atas tempat tidurnya.

" adek.." ucap salsa membuat Nasya menoleh.

Salsa memposisikan dirinya duduk di sebelah Nasya.

" kakak mau nanya sesuatu ke adek boleh? Tapi kalo misal nanti pertanyaan Kakak buat adek ngga nyaman, adek boleh ngga usah jawab." Ucap salsa diangguki Nasya.

" sebelumnya kak salsa minta maaf, kakak udah baca isi buku diary kamu. Dan yang ingin kakak tanyain itu soal tulisan kamu tentang ayah." Ucap salsa membuat jantung Nasya berdegup kencang. Keringat dingin mulai membasahi tubuh Nasya.

Salsa yang melihat perubahan Nasya pun segera menggenggam tangan Nasya.

" lawan dek, kamu harus bisa lawan rasa takut kamu. Semuanya udah berlalu. Ada Kakak disini yang selalu jaga kamu." Ucap salsa menguatkan Nasya.

Setelah beberapa saat Nasya sudah kembali tenang, ia memeluk dengan erat.

" ayah jahat kak sama kita, ayah jahat." Rancau nasya dalam dengan tangisnya.

" iya-iya kakak tau. Nanti kita bicarain ini sama bunda ya. Adek ngga usah mikirin ini dulu." Ucap salsa menenangkan Nasya.

" kenapa harus Bianca kak, kenapa harus dia." Ucap Nasya lagi.

" sabar dek, sabar." Ucap salsa lagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luka Dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang