Nasya seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Dilahirkan dari keluarga yang kaya. Hidupnya bahagia tapi tidak bahagia?
Bingung kan sama bahagia tapi tidak bahagia? Baca aja deh biar ngga penasaran.
*disclaimer
cerita ini hanya fiksi. ji...
" Kak kapan kita bisa ketemu? Bisa peluk kakak lagi? Kapan bisa tidur bareng lagi?" Gumam Nasya menatap foto dirinya bersama salsa yang ada hp nya. Tak terasa air matanya mengalir mulai membasahi pipi Nasya.
Setelah puas menangis Nasya tertidur pulas karena hari ini cukup melelahkan bagi Nasya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara kicau burung terdengar bersahutan, matahari mulai naik kepermukaan memantulkan cahaya menembus celah-celah jendela kamar Nasya. Pagi telah tiba, namun nampaknya Nasya masih enggan membuka matanya yang terasa berat karena menangis semalaman.
Derap langkah kaki yang mulai masuk kedalam makar Nasya tak mengganggu tidurnya sama sekali. Sepertinya memenga ia tertidur begitu lelap.
Arga mendudukkan dirinya di pinggiran tempat tidur Nasya. Matanya menatap lekat wajah putri kecilnya yang terlihat sendu dengan mata sembab.
Perlahan tangannya mengusap lembut rambut Nasya yang terlihat berantakan. Tiba-tiba matanya memanas karena teringat masa-masa bahagianya dulu saat besama keluarganya yang kini sudah hancur akibat ulahnya sendiri.
" Maafkan ayah dek, gara-gara ayah keluarga kita jadi seperti ini." Gumamnya sembari menyeka air mata yang tiba-tiba saja mengalir.
Nasya menggeliatkan tubuhnya saat tangan ayah menyentuh pipinya. Perlahan Nasya mulai membuka matanya. Menormalkan penglihatannya sebelumnya akhirnya ia menyadari bahwa ayahnya sedang memperhatikan nya.
" Ayah udah pulang" suara serak khas bangun tidur terdengar dari mulut Nasya.
" Iya, ayah baru sampai. Dan ayah langsung ke kamar adek karena ayah kangen sama adek." Ucap Arga memberi senyuman. Nasya hanya mengangguk menanggapi ayahnya.
" Apa kemarin mereka ganggu adek?" Tanya Arga memastikan keadaan Nasya selama ia tinggal beberapa hari.
" Tanpa menjawab pun sepertinya ayah sudah tau jawabannya." Ucapnya mendapat anggukan dari Arga.
" Biar nanti ayah yang beri mereka pelajaran." Ucap Arga mengusap lembut puncak kepala Nasya.
" Adek mandi trus kita sarapan bareng di luar." Kata Arga beranjak dari duduknya.
" Iya.." balas Nasya singkat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.