Nasya seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Dilahirkan dari keluarga yang kaya. Hidupnya bahagia tapi tidak bahagia?
Bingung kan sama bahagia tapi tidak bahagia? Baca aja deh biar ngga penasaran.
*disclaimer
cerita ini hanya fiksi. ji...
Pagi sekali Nasya sudah terbangun dari tidurnya. Ia meraih ponselnya untuk melihat apakah ada balasan chat dari kakaknya. Nasya mendadak lesu karena kakaknya masih enggan membalas pesan dari nya. Bahkan pesan tersebut masih centang 1.
" Kakak ngga mungkin block nomor aku kan kak." Gumam Nasya sedikit khawatir kakaknya memblokir nomor teleponnya.
Nasya beranjak dari tempat tidurnya dan beralih menuju ke balkon. Udara pagi terasa begitu segar. Terlihat burung-burung kecil berterbangan dari pohon satu ke pohon yang lain. Langit pagi ini begitu cerah, membuat Nasya bersemangat untuk memulai harinya.
Nasya kembali masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya. Hari ini ia berniat akan mengunjungi Clara, karena dari pertama ia mulai pindah ke jakarta lagi ia belum menemui sahabatnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi sekali salsa sudah keluar dari rumahnya. Ia berniat akan mengunjungi rumah bundanya sebelum berangkat ke rumah sakit. Ia begitu rindu dengan bunda.
Mobil salsa berhenti di depan TPU tempat bunda di makamkan. Ia tak lupa membeli bunga sebelum berkunjung ke makam bunda. Mengambil keranjang berisi bunga tabur serta buket bunga yang ia taruh di jok sebelahnya. Salsa turun dari mobil berjalan memasuki area pemakaman. Menyusuri jalan setapak untuk sampai ke makan bunda yang terletak di tengah pemakaman.
Salsa berjongkok di sebelah makam yang ia tuju. Tanganya mengusap nisan yang bertuliskan nama bundanya dan membersihkannya dari tanah yang menempel akibat percikan hujan.
" Maaf kakak baru bisa kesini lagi, bunda lagi ngapain disana? Bunda yang tenang ya disana, kakak selalu doain bunda disini."
" Bun kakak minta maaf ya belum bisa berdamai dengan kenyataan. Belum bisa nemuin adek, kakak belum siap Bun." Ucap salsa sendu.
Air matanya menetes saat mengingat momen sarapan bersama bunda dan Nasya terakhir kali di apartemen nya. Salsa mengusap pipinya yang basah karena air mata.
" Bun kakak pamit ya, kakak mau berangkat kerja, kakak sekarang udah kerja di rumah sakit Bun. Kakak lagi tugas jadi dr. Jaga di IGD Bun. Doain kakak ya biar kakak kerjanya lancar terus." Pamit salsa mencium nisan sang bunda. Tanganya kembali mengusap nisan itu sebelum akhirnya ia beranjak dari makam bunda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.