LTD #31

353 37 0
                                        

Jangan lupa vote guys 🤗

•°• Happy Reading •°•


Hari ini adalah hari dimana bunda akan salsa antarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Dengan Raka yang selalu mendampingi salsa dan beberapa kerabat yang memang salsa kabari datang ke pemakaman bunda Amelia.

" kamu yang sabar ya salsa, om yakin kamu anak yang kuat, kamu bisa menjaga adik kamu nantinya." Ucap Raffi adik dari bunda.

" terimakasih om sudah datang, doakan bunda tenang disana ya om." Balas salsa.

Hari ini salsa terlihat begitu tegar, meski matanya begitu sembab karena menangis semalaman.

Air mata salsa kembali mengalir saat pemakaman bunda selesai. Beberapa orang sudah pergi meninggalkan pemakaman, tersisa salsa dan Raka yang berada di situ.

 Beberapa orang sudah pergi meninggalkan pemakaman, tersisa salsa dan Raka yang berada di situ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict by pinterest

" Pulang yu sal, kasian Nasya dirumah sakit. Takut tiba-tiba dia sadar trus kita ngga ada." Ajak Raka membuat salsa memutar bola matanya malas.

" dia adik kamu sal, dia butuh kamu sekarang. Apa kamu mau dia pergi juga seperti bunda?" Ucap Raka membujuk salsa. Namun tampaknya salsa belum ingin meninggalkan pemakaman.

Raka menarik nafasnya berat, sungguh susah sekali membujuk salsa yang seperti ini. Entah dengan cara apalagi agar salsa mau pergi dari pemakaman.

Langit yang tadinya cerah kini berubah menjadi gelap. Rintik hujan tiba-tiba turun tanpa aba-aba. Raka segera melepas jaketnya dan membentangkan nya diatas kepala salsa. Ia tidak mau orang yang dia sayang jatuh sakit.

" biarin air hujan itu membasahi ku ka, aku ingin menangis tanpa orang tau. Biarkan hujan membawa air mata ini bersamanya ka." Ucap salsa menyingkirkan jaket yang menutupi kepalanya.

" nanti kamu sakit sal, aku ngga mau kamu sakit." Kata Raka kembali meayungi salsa dengan jaketnya.

Salsa hanya pasrah, kali ini ia tidak membatah lagi. Ia membiarkan jaket itu berada diatas kepalanya. Ia sudah kehabisan energi untuk berdebat dengan Raka.

 Ia sudah kehabisan energi untuk berdebat dengan Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luka Dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang