"Hm, Heyrin... Boleh aku lihat wajah Kim Ryung?"
Heyrin sama sekali tidak merasa aneh dengan permintaan Aihara. Dia mewajarkan karena bagaimana pun, Aihara sudah berkenalan dengan sahabat kecilnya. Gadis itu setuju dan mengajak Aihara kembali ke rumahnya.
"Jangan terkejut akan apapun." Pesan Heyrin sebelum menghilang masuk ke dalam kamar. Aihara jadi semakin penasaran seperti apa rupa Kim Ryung di masa kecil hingga Heyrin meminta hal aneh itu padanya.
Heyrin kembali setelah beberapa menit dengan sebuah foto yang terletak di bingkai kayu berukuran sedang. Duduk di sebelah Aihara dan— "Ini dia, Kim Ryung," katanya, pelan. Menunjukkan foto Ia dan Kim Ryung di taman usang kompleks.
Diam dengan perasaan berkecamuk, Heyrin memandang dalam Aihara yang sejak tadi tak mengeluarkan sepatah kata pun. Lelaki itu hanya mengusap foto dengan lembut. Mulanya, Heyrin merasa itu hal yang biasa saja sampai saat di mana Ia dengan jelas melihat Aihara menghentikan sapuan tangannya di wajah Kim Ryung—menatap wajah sahabatnya lama.
Heyrin tau apa yang membuat Aihara bertingkah seperti itu. "Dia—"
"Dia ganteng, ya... Pantes Heyrin sulit move on." Aihara menyela ucapan Heyrin cepat.
"A—ah, iya. Em, maksudnya... Dia—itu..."
Aihara hanya tertawa dengan Heyrin yang gugup. "Kamu juga waktu kecil imut banget. Pipinya kayak bakpao dan... Gak galak juga." Pemuda ini tertawa puas melihat wajah menekuk sekaligus memerah Heyrin.
"Kamu jangan tertawa!" Sentak Heyrin, kesal.
"Haha. Ngomong-ngomong kenapa kamu bilang kalau aku jangan terkejut?"
"Enggak ada alasan khusus."
Aihara tau Heyrin mengelak untuk menjawab. Dia sangat tau alasan yang sebenarnya bahwa— wajah Kim Ryung di foto Heyrin sangat mirip dengan wajah anak di dalam mimpinya tadi siang. Aneh sekali.
Pemuda itu tak habis pikir dengan ini. "Gimana bisa wajah Kim Ryung ada di mimpiku? Secara aku belum pernah liat wajahnya..." Gumam Aihara dalam perjalanan pulang ke rumah setelah pamit dari rumah Heyrin karena melihat Tn. Raiden yang sudah pulang.
Merebahkan diri ke kasur, Aihara menatap langit-langit kamarnya. Semakin kemari, Ia semakin tidak mengerti. Tiba-tiba ucapan Dean tempo lalu terlintas di kepalanya.
Tentang Aihara yang sangat mirip dengan Kim Ryung.
Memandang pada cermin, dia juga memilikinya. Tahi lalat di bawa mata. Persis seperti milik Kim Ryung.
Berbagai pikiran aneh mulai menyerang Aihara, tentang ini dan itu. Kemungkinan-kemungkinan yang bahkan sangat tidak masuk akal. Seperti... Siapakah dirinya sebenarnya? Karena jujur saja, Aihara benar-benar tidak ingat tentang masa kecilnya hanya untuk memastikan sesuatu.
Sakit di kepalanya mulai datang. Selalu seperti ini saat ia berusaha menggunakan memorinya untuk mengingat kejadian-kejadian lampau.
"Auh, sebenarnya aku ini kenapa?" Tanya Aihara pada dirinya sendiri. Tak sengaja matanya melihat sesuatu yang janggal. Lemari yang selalu ia kunci, kini terbuka. Cepat-cepat Aihara menuju ke arahnya.
Sebotol obat yang sama Ia tatap lekat-lekat. Tak butuh waktu lama bagi Aihara untuk sampai pada sebuah pemikiran. Bahwa—
Obat ini... Ada sesuatu yang tidak beres tentang obat ini.
****
Kriet...
Suara pintu kayu terbuka. Di ruangan yang sempit dan tersembunyi ini, Heyrin melangkahkan kakinya setelah sekian lama. Menekan sakelar dan sebuah lampu menyala terang. Gadis itu menatap beberapa kanvas yang tersusun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN DI ATAS KOTA
Roman pour AdolescentsAihara adalah murid akselerasi dari sebuah sekolah Internasional ke sebuah sekolah yang berada di kota kecil. Dia tidak sengaja berurusan dengan Heyrin, si murid terpintar namun misterius di saat yang bersamaan hingga gadis itu dijuluki si 'murid ha...