Bicara

286 79 18
                                    

"Wah, ini dari Beau bakery bukan Nay?" Tanya Eko

"Betul Mas, silakan dicoba..."

"Pacarmu tadi Nay?" Mbak Rani menyahut setelah lama diam karena sibuk memperhatikan roti yang memiliki banyak rasa.

Nayara terkekeh. "Bukanlah Mbak, temanku."

"Teman atau teman hayo..." Rani sedikit. Menggoda perempuan di depannya.

"Teman kok Mbak, nggak punya pacar." Balas Nayara

"Wah... Hint baru nih, berita hot." Celetuk Eko

"Maksudnya Pak?" Nayara sedikit bingung.

Eko hanya tertawa lalu menggeleng. Ini rahasia besar yang akan ia bocorkan pada seseorang. "Nggak ada apa-apa Nay, skip aja. Ngomong-ngomong makasih lho, jamuannya. Kita dari siang sudah penat banget ngurus konflik brand ini." Keluh Eko

Nayara mengiakan. Mereka baru bisa napas lega menjelang sore setelah keadaan dipastikan aman, Nayara pamit dari hadapan mereka. Ia akan berjalan ke arah ruangan bosnya. Tadi Galih memberikan makanan dan roti untuk dirinya dan karyawan jumlahnya cukup banyak.

"Permisi Pak..." Nayara mengetuk pintu ruangan bosnya.

"Masuk." Suruhnya dari dalam.

Menutup pintu ruangan bosnya dan ia segera mendekat. "Pak ini ada kue untuk Bapak."

Nayara menyerahkan paper bag berwarna cokelat SN. "Semoga Bapak suka." Nayara menaruhnya di atas meja.

"Dari pacarmu?" Tanyanya to teh point.

Nayara terkejut. Ternyata bos melihat keduanya bercengkrama. "Bukan kok Pak, itu teman saya." Jujur Nayara

Regan mengangguk-angguk. Ada perasaan lega dalam dirinya sebuah perasaan aneh yang sudah lama ia rasakan. "Terima kasih Nay," ucapnya

"Sama-sama... Kalau begitu saya permisi."

Regan mengangguk. Setelah Nayara Pergi ia membuka kotak kuenya, ada pastel dan jajanan tradisional lainnya. Ia akan mencoba kue lapis sembari menikmati kopi. Baru satu suap tapi ada ketukan pintu lagi.

"Maaf ganggu Pak, info penting Pak..."

Regan mengernyitkan dahinya. Tiba-tiba Eko datang ke ruangannya, "Kenapa Ko?" Tanyanya penasaran

"Bapak tahu nggak? Yang tadi ketemu Nayara itu bu—"

"Bukan pacarnya." Sela Regan. Ia sudah menebaknya apa arah pembicaraan Eko. Ah, Regan pikir benar-benar ada berita penting.

"Si Bapak kenapa lebih tahu duluan?"

Regan terkekeh. "Karena Nayara tadi ke sini." Balasnya

"Ah,  kalah cepat. Tapi Bapak lega kan?" Kata Eko sedikit menggoda.

"Lega karena apa? Aneh-aneh saja kamu. Sudah sana kerja."

Eko tertawa. "Masih mau dilema sama perasaan sendiri Pak?" Ucap Eko lalu segera keluar dari ruangan bosnya. Jangan heran jika karyawan begitu dekat dengan bosnya karena Regan sediri tidak memberi batas pada karyawannya.

Regan menggelengkan kepalanya. Ia kembali fokus dengan laptop miliknya, ia lega mendengar soal Nayara tapi ia penasaran apakah laki-laki itu benar temannya?

***

"Saya dengar produk serum vitamin c kita solid out ya?"

Bisa nggak sih laki-laki di sampingnya say hello dulu biar dirinya nggak terkejut. Untung jantung Nayara dibuat oleh Tuhan yang maha esa jadi ia bisa kuat. "Pak! Bikin kaget aja." Kesal Nayara

BloomingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang