"Om suka sate padang ya?" Tanya Mentari
Regan mengangguk. Suasananya lebih baik dari pada tadi, dan ia lebih bisa bicara dengan gadis kecil di depannya. Dan ia salut dengan anaknya Nayara karena selalu bertanya saat ia berhenti makna. "Suka. Enak satenya?" Regan berbalik tanya. Setelah kecanggungan yang ia hadapi ternyata berbicara dengan anak-anak tidak seburuk itu.
"Enak. Banget... Aku suka banget lho, Om..." jawabnya antusias
Regan tersenyum hangat. Ia menikmati makan malamnya dan sesekali melirik ke arah Nayara yang masih diam saja.
"Maaf Pak kalau anak saya terlalu bawel." ucap Nayara tidak enak. a ia sudah mengingatkan Mentari namun gadis kecilnya memang sangat bisa membangun sebuah percakapan dengan orang lain.
"Saya tidak keberatan. Nanti makanannya biar saya yang bayar." Ucapnya. Regan sudah menyelesaikannya makanannya dan ia harus kembali ke rumah, "Saya permisi..." pamitnya
"Pak...". Panggil Nayara. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mengutarakan sesuatu.
"Kenapa?" Tanyanya
"Terima kasih atas traktirannya. Saya masih merasa bersalah sampai sekarang, kalau Pak Regan keberatan dengan pertemuan kita Pak Regan bisa menghindari kami berdua. Saya tahu kesalahan saya mungkin tidak bisa dimaafkan." Jelas Nayara. Nayara mengerti mungkin Regan masih canggung atau bahkan marah dengan kehadiran Nayara.
"Jangan dibahas. Sudah berlalu." balasnya
Nayara mengangguk. Sementara Mentari mengulurkan tangannya untuk memberikan sesuatu, "Buat Om baik...". Ucapnya. Mentari memberikan pulpen hello kitty koleksinya untuk Regan, "Disimpan ya, Om..." katanya
Dengan penuh keraguan ia menerima pulpen dari Mentari, jujur saja Mentari sangat lucu, dan pintar sekali tapi mungkin pertemuan ini baru pertama kali yang membuatnya harus beradaptasi dengan keadaan hari ini."Terima kasih Mentari.... Tapi Om harus pulang, Om pamit ya.."
"Iya Om, hati-hati ya," balasnya
Regan menghela napas cukup panjang setelah berpamitan dengan keduanya, jujur hatinya menghangat karena Mentari begitu perhatian.ia berharap akan bertemu Mentari lagi.
"Tari Kalau sama orang baru jangan langsung akrab Nak..." Nayara mencoba memberi pengertian.
"Nggak apa-apa Mama soalnya om sama nenek baik." Jawabnya
Nayara mengernyitkan dahinya. Ia bingung, nenek siapa yang dimaksud. "Nenek siapa?"
"Nenek Ma.... Pokoknya nenek." Jawabnya
Nayara terkekeh. Entah siapa nenek yang dimaksud, tapi semoga masih berhubungan dengan Regan. Mereka sudah menyelesaikan makan malam mereka dan harus segera kembali ke rumahnya. Namun di tengah perjalanan mereka yang hampir meninggalkan tempat tersebut, seorang perempuan paru baya menghampiri mereka.
"Nayara ya?"
Nayara terkejut, ia terlihat kebingungan karena baru pertama kali berjumpa dengan perempuan di depannya. Dengan sedikit keraguan ia akhirnya mengangguk. "Iya, saya Nayara, Bu. Ada yang saya bantu?" Tanya Nayara
Perempuan itu tersenyum hangat. "Ah, saya tidak salah orang padahal saya cuman lihat kamu sekali pas di kantor dan foto saja. Perkenalkan saya ini mamanya bos kamu." Perempuan itu lebih dulu mengulurkan tangannya.
Nayara semakin terkejut tapi ia menerima uluran tangan itu. "Bos saya yang mana ya, Bu? Soalnya saya pernah bekerja di dua tempat." Jelas Nayara sedikit memastikan.
"Regan." Jawabnya
Nayara terdiam. Perempuan di depannya adalah mama dari mantan bosnya, ia tak menyangka bertemu di pinggir jalan. "Iya, Bu, saya Nayara. Salam kenal dari saya." Nayara mengulangi perkenalan agar lebih sopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming
RomanceBlooming artinya berbunga. Bunga yang telah lama layu itu mencoba mencari keberuntungan baru setelah kenyataan menyadarkan dirinya kalau ia seorang pengangguran. Juni, 2024