Kehidupan akan terasa sulitnya ketika kita dihadapi dengan persoalan pilihan, seperti Nayara sore ini masih terus memandangi secara bergantian dua alat komunikasi di depannya. Kira-kira ia memilin merek yang mana karena dua-duanya memiliki plus, minus sendiri. Kalau ia pakai iPhone selain harga yang tinggi ia juga harus memelihara kesehatan baterainya tapi ia juga mulai bosan dengan android karena pecah kemarin ia memakai android dan nampaknya ia ingin mengganti suasana ponselnya.
"Menurut Tari, Mama harus pilih mana?" Tanya Nayara. Huft, kenapa rasanya bingung sekal.
"Yang mana aja Mama, yang bisa nonton baby shark, ada Youtube-nya." Jelasnya
Sayang sekali jawaban Mentari tidak membantu Nayara mengatasi kebingungannya, semua pasti ada aplikasi YouTube. Jadi keduanya bisa jadi pilihan. "Mbak bagusan mana ya, flip atau 11 aja?" Tanya Nayara
"Kalau saya mending dua-duanya Mbak, fungsinya kan beda-beda." Jawabnya sedikit beban.
Nayara berdecak. Tidak ada yang bisa menjawab lagi, apa ia ikut kata hatinya saja ya. "Iya sih, saya sebenarnya mau ganti suasana." Jelas Nayara
"Nah, ya sudah ini aja Mbak... Warnanya juga cantik. Kalau yang flip rentan rusak Mbak." Ucapnya sedikit berbisik.
"Iya kah?"
"Konsumen saya itu ribuan Kak, kalau ke sini selalu ngeluh kalau flip mereka LCD-nya kena. Nutupnya nggak hati-hati, minusnya di situ sih Mbak, tapi kalau mau coba. Nggak apa-apa. Semua barang pasti ada plus, minus tergantung pemakainya aja." Jelas pegawai konter ponsel bernama Mira itu. Perempuan ini sempat memperkenalkan diri.
Ah, benar juga apa yang dikatakan Mira. Nayara menarik napasnya sejenak sepertinya ia akan ambil iPhone 11 saja. Uangnya sangat cukup untuk membeli ponsel ini. "Saya mau ini aja kalau begitu Mbak... Dapat diskon nggak?"
"Dapat dong, dapat potongan harga 100 ribu. Free charger dan pelindung. Dan free biskuit buat Dedek yang manis dan anteng ini." Jelasnya
Nayara tersenyum hangat. Ada satu hal yang ia pelajari hari ini, royal terhadap konsumen itu keharusan karena akan diingat dan akan kembali untuk membeli lagi. Membayar sekitar tujuh juta tujuh ratus dan ia mendapatkan banyak bonus. Dengar-dengar harga sudah mulai turun sejak series terbaru rilis. Nayara berjanji akan menjaga ponsel ini dengan baik, mengingat harganya cukup mahal.
"Mama ayooo...." Mentari mulai merengek karena menurutnya terlalu lama. Ia sudah tidak sabar menikmati makanan yang sudah terngiang-ngiang di kepalanya.
"Iya Nak, Mama sudah selesai kok. Ayo, kita beli rotinya. Maaf ya, sedikit lama." Ucap Nayara sembari menggandeng tangan putrinya.
"Iya Mama nggak apa-apa."
Tepat di depan tokonya Mentari sudah memisahkan diri dan segera mendekati etalase. "Mentari tunjuk mau roti apa aja, croissant yang mana?"
"Boleh beli berapa ya, Mama?" Mentari menatap Nayara
"Terserah tari. Secukupnya ya, jangan buang-buang apa?"
"Buang-buang makanan, soalnya masih banyak yang kurang beruntung." Mentari menyahut.
Nayara tersenyum hangat. Mentari selalu diajarkan untuk bertanya dengan dirinya, dulu saat ia masih susah ia menyadari semua serba terbatas namun sekarang ia sudah lebih dan memastikan untuk memilih apa pun yang disukai. Nayara juga memilih roti yang isinya daging, lalu ia teringat setelah membaca kata tuna. Regan sangat menyukai apa pun soal tuna. Ia mengambil dua roti, dan satu isi ayam. Ia akan memberikannya nanti.
"Mama boleh beli susu kedelai? Mbak Ayi suka banget."
"boleh dong Nak, Mentari. Mau?" Tanya Nayara
"Mau... Mau... Mau.." jawabnya antusias
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming
RomanceBlooming artinya berbunga. Bunga yang telah lama layu itu mencoba mencari keberuntungan baru setelah kenyataan menyadarkan dirinya kalau ia seorang pengangguran. Juni, 2024