Canggung banget. Itu yang dirasakan Nayara saat ini. Tak pernah terlintas dalam benaknya kalau bosnya merayu dirinya hanya persoalan makan. Tak sampai di situ laki-laki. Itu begitu telaten menyuapi dirinya tanpa protes apa pun. Tunggu bukan berarti dirinya tidak menolak ya, sudah kok tapi pria di depannya tetap mau menyuapi Nayara. Nayara tak bisa menolak lagi. Ia berhasil menikmati bubur itu empat sendok karena tubuhnya masih belum menerima makanan dan ia sudah bisa duduk tapi daya tahan tubuhnya masih lemah.
"Bapak nggak pulang aja?" Tanya Nayara
Regan dari kamar mandi untuk mencuci tangan. "Kenapa ngusir saya?"
"Hah? Kok ngusir? Nggak begitu maksudnya, kan hari ini produk bibir rilis masa Bapak nggak mantau?"
"Gunanya Eko itu salah satunya menjadi perwakilan saya. Kalau saya yang mantau keenakan Eko makan gaji buta." Jawab Regan. Bukan itu alasan tepatnya, Regan mengkhawatirkan perempuan di sampingnya. "Oh ya, saya mau foto kamu buat kirim di grup karyawan boleh?" Tanya Regan
"Boleh Pak..." Nayara yak keberatan agar karyawan lain tidak menyangka dirinya kabur saat produk baru akan rilis.
Dan Regan mengambil ponselnya lalu mengarahkan ke Nayara. "Bergaya Nay..." suruh Regan
"Nggak ada tenaga Pak..."
"Jelas ya, Nayara dalam keadaan sakit dan tidak bertenaga. Jadi mohon doanya, dan segitu saja laporan dari saya." Regan berbicara sendiri.
Nayara terkejut karena bukan foto melainkan laki-laki itu membuat video. Mau marah tapi ia tidak punya tenaga jadi ia pasrah. Sementara Regan sudah mengirimkan video itu ke grup dan mereka sudah mulai membalas nampaknya mereka sudah selesai mengerjakan pekerjaan mereka.
Rani: Aman Pak, lancar. Terjual 100 ribu produknya, selamat Pak. Dan beritahu Nayara untuk fokus kekesehatan saja dulu.Eko: Iya benar. Aman, pekerjaan Nayara semuanya sudah kita handle. Semoga cepat sembuh Nay
Rara: Sampai pucet banget, Nay. Cepat sehat Nay...
Semua yang ada di dalam grup melontarkan kata-kata baik untuk Nayara dan hati Nayara lebih menghangat meski video tersebut dirinya terlihat sangat berantakan, geli jika dilihat lagi. Nayara kembali menyimpan ponselnya.
"Selamat ya, Pak..."
"Iya, saya senang.Saya pikir akan kesulitan jika merilis produk bibir tapi ternyata tidak. Ternyata perempuan sesuka itu ya, dengan lipstik."
Nayara menerima buah anggur yang kata Regan lebih mudah dikunyah. Sampai akhirnya ia kembali mendengar suara seseorang buka pintu dan ia bisa bernapas lega karena bukan Mentari yang datang. Suasana terasa sangat canggung apalagi Nayara, terbesit rasa marah,rasa ingin mempertanyakan semuanya.
""Bapak tahu nggak kenapa perempuan suka beli lipstik? Karena ada rasa kebahagiaan yang mereka rasakan, terus bisa lebih pede." Jelas Nayara
Regan mengangguk-angguk. Sekarang tahu kenapa mamanya suka mengoleksi banyak lipstik dengan warna yang berbeda.
"Gimana keadaanmu, Nay? Saya minta maaf..." ucapnya
"Sudah membaik Mas." Jawab Nayara singkat.
Nayara masih terdiam sementara Regan nampak kebingungan. Hawa ruangan jadi terasa panas dan Regan apakah harus keluar dan membiarkan keduanya berbincang. "Nay, saya keluar dul—"
"Pak Regan di sini saja." Sela Nayara, Nayara tidak mau ditinggal. Tiba-tiba ia merasa ketakutan. Laki-laki yang baru saja bicara adalah Galih.
"Baik, Nay." Regan kembali duduk

KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming
RomanceBlooming artinya berbunga. Bunga yang telah lama layu itu mencoba mencari keberuntungan baru setelah kenyataan menyadarkan dirinya kalau ia seorang pengangguran. Juni, 2024