Avocado Coffee

172 52 6
                                    

Regan masih terdiam di dalam mobilnya padahal ia sudah sampai di rumah, ia mengetuk-ngetuk setir mobilnya. Suara baru yang ia dengar hari ini, menurutnya suaranya asing di telinga tapi apakah suara tadi adalah bagian dari keluarganya atau bukan.

Suara anak kecil yang mengangkat teleponnya, ia memandangi lipstik untuk testimoni yang pabrik kasih untuk Nayara. Kira-kira siapa suara anak kecil itu, ia jadi penasaran. Setelah sekian lama diam ia turun dari mobilnya.

"Kok lama banget Mas masuknya, lampu mobilmu bikin silau Pak Didi." Ucap mama dari sana. Mama berdiri di depan pintu.

"Ah, iya, maaf-maaf Pak Didi." Balas Regan tidak enak. Ia benar-benar tidak sadar lampu mobilnya masih menyala, ia menyerahkan kunci mobilnya pak Didi.

"Nggak apa-apa Mas. Di kantor ada masalah Mas? Tumben ngelamun." Kata pak Didi

Regan menggeleng. Gara-gara mendengar suara anak kecil dari ponsel Nayara jadi salah fokus. "Aman kok Pak. Pak, menurut Bapak kalau telepon lalu yang angkat anak kecil biasanya siapa dari keluarga tersebut ya?" Tanya Regan

"Bisa saja adiknya Mas, atau anak? Tapi bisa saja sepupunya, ponakan. Kenapa Mas?" Pak Didi penasaran.

"Iya juga. Ya sudahlah, skip Pak. Tanya saja kok." Jawab Regan. Benar kata pak Didi bisa saja bagian dari keluarganya.

Regan masuk ke dalam rumahnya sembari merangkul mamanya. "Gimana Mam acara arisannya?" Tanya Regan

"Lancar Mas. Kantor gimana Mas aman?"

"Aman Mam. Oh iya, aku ada lipstik baru dari brand kita." Regan mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya, "Warnanya sedikit kemerahan, cocok untuk bibir Mama yang indah."

Mama terkekeh. Regan paling manis jika sudah berucap. "Wah, bagus nih kayaknya." Mama langsung membukanya dan mencoba di atas pergelangan tangannya, "Wow cakep Mas..." Puji mama

Regan tersenyum hangat. "Suka?"

"Suka sekali. Jual harga berapa Mas?"

"31999 Mam. Kemahalan nggak?" Tanya Regan

Mama menepuk bahu Regan. "Kemurahan! Apalagi Mama mendengar bahannya juga bagus. Naikin dikit Mas."

"Nggak perlu lah Mam, kita lihat pasarnya saja dulu. Aku ke atas ya." Pamit Regan

"Ish, ini anak. Selamat beristirahat Mas." Ucap Mama

Regan mengiakan lalu melangkah ke dalam kamarnya yanga da di lantai dua. Belum juga ia membuka jas kerjanya, ponselnya terus berdering.

Nayara: Malam Pak, apakah sedang sibuk?

Nayara: Pak sibuk?

Nayara: Pak tolong respon saya, ada kabar kurang mengenakan.

Tanpa menunggu lama ia langsung menghubungi Nayara, apa yang terjadi dengan Nayara.

"Halo, Nay ada apa ya?"

"Pak sepertinya ada black campaign yang dilakukan oleh brand lain pada brand kita, di Tiktok sedang ramai beberapa orang yang pernah membeli produk sunscreen kita bersuara kalau produk kita membuat wajah mereka kusam dan tumbuh komedo." Jelas Nayara

"Tunggu... Barangkali memang itu kebenarannya? Artinya kita harus evaluasi." Balas Regan

"Tidak Pak. Saya yakin ini black campaign kok." Nayara kembali meyakinkan, "Saya kirim hastag yang di sosial media nanti Bapak cek sendiri."

"Baik, Nay."

"Saya tutup dulu, selamat mal—"

"Nay tunggu..." Regan menyela ucapan Nayara, "Terima kasih informasinya. Selamat malam Nayara..."

BloomingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang