Sanetawa

332 56 11
                                    

All credit to Animonsta Studio
.
.
Karakter bukan milik saya, tapi ide murni dari saya.

Dilarang plagiat yups!

Sanetawa Family.

Siapa sih yang nggak tau tentang keluarga ini? Keluarga yang menguasai lebih dari setengah dunia bisnis dan memiliki ekonomi paling stabil dalam 10 tahun terakhir.

Semua orang mengenal mereka, bahkan sampai keturunan termuda mereka. Kebetulan generasi termuda memiliki banyak anggota. Tidak hanya itu, mereka juga dianugerahi bakat yang luar biasa.

Keluarga ini memiliki mansion yang besar di kota. Untuk mendapat akses masuk, mereka harus melewati jalan yang sedikit jauh dibanding rumah biasanya.

Kebanyakan orang hanya tau kalau keluarga ini kaya raya, tapi mereka tidak tau apa yang membuatnya sedemikian rupa. Termasuk generasi muda mereka.

Hanya Trio Sulung yang diberitahu mengenai sejarah kelam keluarga ini. Mereka juga sudah ikut campur dalam melukis perjalanan suram keluarga Sanetawa.

Namun mereka sepakat untuk tidak membocorkannya ke keempat adik mereka. Membiarkan anak anak itu tumbuh seperti remaja pada umumnya. Yah, walau pasti sudah tau ancaman yang bisa saja terjadi.

Hari ini, mansion terasa sepi karena penghuninya memiliki kesibukkan masing masing. Sekolah masih libur membuat Duri menjadi bosan.

Ia jalan jalan di sepanjang lorong, melihat lihat ornamen yang ia rasa selalu berubah ubah posisinya. Ia tidak bisa merecoki Solar karena anak itu sedang tidak enak badan.

"Psst psst." Duri menoleh, netra hijau terangnya berbinar. "Kakek!" Duri mengikuti bayangan itu menuju lorong yang gelap di samping kanan mansion.

"Duri, buyut kakek. Kamu pasti penasaran dengan alasan keluarga kita semakin kuat bukan?" Duri mengangguk kuat. "Iya kakek. Kak Upan nggak mau kasih tau."

"Baiklah, biar kakek kasih tau." Tiba tiba bayangan itu masuk melalui dahi Duri. Banyak kilasan ingatan masuk ke otak Duri, membuatnya sedikit pusing.

"Sssh. Separah itu?" Kini mereka sudah berpisah. "Benar Duri. Keluarga kita sekotor itu. Dan semua pembalasan dendam itu akan dimulai sebentar lagi."

Duri terkesiap. "Balas dendam?" Bayangan itu mengangguk. "Pastikan keluarga ini tau dan bersiap, Duri. Kakek titipkan mereka kepadamu."

Duri menunduk, ia keluar dari lorong persembunyiannya. Tak lama ia merasa telinganya panas. "A-aduh aduh, Solar sakit aduh."

"Kamu darimana aja sih? Aku cariin juga." Sungut Solar lalu melepas telinga kembarannya. "Kamu pucat banget, sakit juga kah?"

"Enggak. Kamu tuh yang narik telingaku kenceng kenceng." Ucap Duri sambil mengelus telinganya.

"Kamu ngapain di sana? Dicariin Kak Upan di depan. Katanya mau keluar bareng?" Duri melotot, ia teringat pesan kakek buyutnya tadi.

"Sol! Kita harus bersiap, kata kakek buyut, kita bakal diserang!" Ucap Duri sembari memegang kedua bahu kembarannya.

Ctak

"Apa sih Solar! Sakit tau!" Ucap Duri menggerutu, ia kini mengusap dahinya yang memerah akibat jentikan jari Solar.

"Mulai deh, kakek buyut segala. Beliau sudah tenang di sana. Nggak usah disangkutpautkan lagi." Omel Solar. Ia menarik tangan Duri menuju depan mansion.

"Tapi bener Solar, aku dikasih tau sama kakek buyut tentang sejarah keluarga kita." Ucap Duri tidak menyerah. "Yayaya, kasih tau yang lain aja. Aku nggak peduli."

Boboiboy Fanfiction (Thorn/Duri Centric)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang