Lock L♡ve • 30. A Crushing Defeat

2.1K 311 35
                                    

Setelah Rucy mengeluarkan suaranya Lucian melepaskan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Rucy mengeluarkan suaranya Lucian melepaskan tangannya. Hanya sampai di sana. Lucian tidak meneruskannya sampai Rucy tuntas. Gertakan kecil itu membuat sang putri kegelapan mengalami kekalahan.

"Dasar curang!" Gerutu Rucy. Berusaha mengembalikan kestabilan dirinya. Gairah itu harus Ia kesampingkan.

"Curang?" Lucian berdecak-decak. "It's not cheating baby it's a trick."

Rucy tidak menerima kekalahan. Kecuali jika Lucian yang mengalahkannya. Apapun untuk Lucian. Lucian, Lucian dan Lucian.

Skornya sudah 2 : 0. 2 Untuk Lucian dan 0 untuknya. Kalau sudah seperti ini. Jelas sekali Lucianlah yang menang.

Lucian mengambil salah satu pistolnya. Rucy mengenali pistol itu. Bahkan Sebagian besar pistol dan senapan yang terpajang disana. Semua itu adalah senjata hasil produksi Kyler. Senjata yang di buat secara dan di perdagangankan secara illegal. Alphonse adalah peminat produk Kyler garis keras.

"The final round, Aku menyebutnya, Shot of darkness. Ronde ini hanya untuk mu. Jika kau berhasil memenangkan ronde ini. Aku akan membuat satu ronde lagi. Untuk memberikan mu kesempatan untuk seri."

Seri katanya? Rucy lebih suka kalah.

"Kau bebas memilih salah satu senjata yang tersedia. Setelah itu kedua mata mu akan di tutup. Dan kau harus membidik sasarannya. Tiga peluru."

"Targetnya?"

Lucian tersenyum. "Aku!" Lucian menyumbangkan dirinya sebagai target.

Menjadikan diri sendiri sebagai targetnya. Rucy yakin jika Lucian sudah memiliki rencana lain lagi. Pria itu tidak akan sepercaya diri ini jika tidak berbuat curang. "Kau pikir aku akan percaya jika kau tidak akan berubah curang lagi, Mr. Alphonse?"

"Apa aku pernah curang? Sayangku, jika kau ingin menang dari mu. Kau memerlukan sebuah strategi. Kau jujur atau tidak, siapa yang akan peduli? Yang perlu di ketahui. Hanyalah pemenangnya."

"Baiklah! Jangan menyesal jika nanti jantung mu yang akan ku lubangi." Rucy menerima tantangannya.

"Jika kau bisa, silahkan sayang."

Rucy mendekati sederetan rak yang berisi berbagai macam senjata. Dia harus memilih senjatanya. Senapan? Terlalu besar. Memakan banyak tempat di tangannya. Panah? Terlalu ribet. Pedang? Itu juga sama. Pisau? Rucy suka pisau. Tapi dia lebih memilih, Pistol. Salah satu pistol produksi Kyler yang di sukainya. Rudy menyimpan beberapa model seperti ini di rumahnya.

Lucian tersenyum miring. Ia pikir Rucy akan mengambil pisau. Rucy mengisi pisau itu dengan peluru. Sesuai dengan peraturan yang di berikan.

Lucian berjalan mendekati Rucy. Pria itu menutupi matanya dengan kain. "Kau hanya punya dua belas detik untuk menemukan dimana ku berada." Bisik Lucian.

Target ; Locked LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang