Lock L♡ve • 24. Enemy in the Blanket

4.5K 537 25
                                    

Rucy mencabut pisaunya yang menancap tidak terlalu dalam di perut kiri Tale

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rucy mencabut pisaunya yang menancap tidak terlalu dalam di perut kiri Tale. Wanita terkejut merasakan sakit di perutnya yang di lubangi. Pisau yang berada di tangan Tale untuk menusuk Rucy terjatuh ke lantai. Tale memegangi perut bawahnya, menahan darah yang keluar dari perutnya. Tangan Tale gemetaran memegangi perutnya.

Rucy bersedakap dada. Berdiri di hadapan Tale dengan angkuh. "Fairytale, tidak cocok untuk mu. Kenapa tidak villaintale saja ya?"

Tale menatap Rucy dengan tatapan benci. "Wanita sialan!"

"Hahahaha!" Rucy tertawa dengan sangat keras. Dia menertawakan kebodohan Tale selama ini. "Kau pikir aku bodoh Tale? Selama ini kau pikir aku tidak tahu jika kau yang menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhku? Aku tahu sayang. Kau pasti merasa kesal karena pembunuh yang kau bayar mahal itu tidak berhasil membunuh ku sampai kau harus turun tangan sendiri? Hahahaha."

Sedari awal Rucy tahu. Jika Tale tidak tulus berteman dengannya. Tidak seperti Lique yang berani menunjukkan sinarnya sendiri. Selama ini Tale menempel untuk mendapatkan sinar darinya. Jijik rasanya Rucy melihat senyum manis Tale setiap hari sambil berpikir cara untuk membunuhnya.

"Kau! Kau merebut segalanya dari ku! Kalau kau tidak ada, seharusnya akulah yang menjadi model kesayangan Farfalla. Kau membuat ku dan yang lainnya merasakan ketidakadilan! Kita semua sama bekerja keras seperti mu! Tapi kami tidak pernah di apresiasi sedikit saja! Sementara kau?! Sekecil apapun selalu di besar-besarkan!"

Sebelah alis Rucy terangkat mendengarnya. "Apa itu salahku? Tentu saja tidak! Itu salah Mrs. Valentine kenapa hanya mengapresiasi diriku. Aku berusaha untuk menjilatnya agar aku di perhatikan? Tidak bukan. Jadi kenapa kau marah padaku. Marahlah pada Mrs. Valentine mu itu."

"Kau merebut banyak hal dari ku! Mrs. Valentine selalu menjadikan ku opsi kedua jika kau tidak mau seolah-olah aku ini tidak ada harga dirinya. Kau ingat Benedict? Dia pria yang ku cintai! Dia mendekati ku hanya untuk mu. Dan kau menolaknya! Kau membuatnya mati bunuh diri!" Tale menangis. Menumpahkan semua kebencian yang selama ini dia pendam pada Rucy.

"Dia itu kekasih mu, dia mendekati mu dan tiba-tiba dia menyatakan perasaannya padaku. Apa kau ini gila? Untuk apa aku menerima pernyataan cinta seseorang yang tidak ku kenal?!"

"Argh! Kau itu memang suka menarik orang dan membuangnya! Kau selalu seperti itu! Aku muak melihat nama Rucy yang selalu orang sebut kecantikannya. Kalau tidak ada kau, kami semua tidak akan mendapatkan perlakuan buruk di sini. Aku dan Lique, kami sudah lebih dulu bergabung. Tapi tidak pernah satupun pujian datang untuk kami. Tidak puas dari situ kau menggoda Lucian. Aku selalu memperhatikannya diam-diam. Aku menyukainya! Tahu kah kau betapa sakitnya hati ku ini melihat mu bercinta dengannya?!"

Rucy diam melihat Tale yang terus menangis mengutarakan semuanya.

"Seharusnya ... Seharusnya aku yang menjadi pasangan potret bersama Lucian. Sebelumnya bahkan sudah di bicarakan. Tapi, tiba-tiba kau datang dan merenggutnya. Kau ingat? Saat wartawan datang pada ku tiba-tiba kau berjalan dari arah lain dan membuat semua para wartawan itu beralih padamu. Kau ingat?! Saat itu aku di tertawakan! Bagaimana perasaan mu ketika aku terlihat ingin merebut Lucian dari mu? Kau marah bukan? Lalu bagaimana dengan ku yang sudah bertahun-tahun ini mengalah untuk mu Rucy? Harus sampai kapan aku mengalah padamu?! Aku tidak tahan! Aku sudah muak!"

Target ; Locked LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang