Lock L♡ve • 13. Shadows

6.2K 847 115
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.

Lucian kembali ke negara asalnya. Kediaman Alphonse terletak di kota San Luis Potosi, Meksiko. Kota ini adalah daerah perkotaan terbesar di Meksiko, yang menjadi pusat pertambangan perak, emas, timah, dan tembaga. Alphonse memiliki semua jenis pertambangan yang ada di kota. Alih-alih untuk menutupi sumber pendapatan dari pekerjaan utama mereka. Tidak ada yang tahu jika Alphonse sebenarnya adalah pembunuh bayaran. Yang bahkan memiliki sejarah kelam untuk menjadi seorang penerus.

Cassius, kakek Lucian. Yang menjadi pemutus rantai dari sejarah kelam selama berabad-abad.

Begitu mendarat di Meksiko Lucian tidak pulang ke kediaman Alphonse melainkan ke desa Real De Catorce. Desa ini terletak 260 km di bagian Utara kota San Luis Potosi. Desa yang terletak di dataran tinggi Meksiko. Di sanalah Lucian membangun sebuah Arena of death. Untuk melalui tempat itu harus melaku sebuah terowongan panjang yang gelap tanpa cahaya.

Di sanalah Lucian merekrut para pembunuh bayaran yang akan selalu setia padanya.

Lucian berjalan bersama dengan Hunter di belakangnya. Menuju area utama untuk menemui wajah-wajah pengikut setianya. Di sinilah pria itu berdiri. Menatap wajah para pengikutnya di bawah. Mereka semua menundukkan kepala memberi penghormatan kepada calon pemimpin mereka.

Posisi yang harus di isi terlebih dahulu adalah para tujuh ksatria.

"Bergabung di sini berarti kalian sudah tahu jika tidak ada yang bisa keluar hidup-hidup. Nyawa kalian ada di tangan ku. Aku benci orang lemah. Mereka yang lemah dan tidak berguna akan di singkirkan. Jika ingin menjadi pengikut ku yang setia maka kalian harus memberikan sesuatu yang ada pada diri kalian."

"Kami bersedia tuan! Kami bersedia memberikan segalanya."

Lucian tersenyum mendengarnya. "Berikan jari manis kalian kiri dan kanan."

Kepala mereka masih tertunduk. Tubuh mereka menegang. Beberapa saling berpandangan. Memotong jari orang lain itu mudah. Tapi, memotong jari sendiri itu sulit.

Lucian merasa kesal melihat keraguan di hati mereka. Kalau tidak berani memberikan jari sendiri bagaimana mereka akan memberikan kepala target atau musuh. "Berikan jari manis atau kepala kalian sendiri."

Salah satu di antara mereka berteriak. Berdiri tegak dan mulai memotong jarinya. Aksi heroik pria itu membuat sudut bibir Lucian terangkat. Percikan kecil yang membuat kobaran besar. Mereka semua memotong jari manis kiri dan kanan mereka sendiri untuk di persembahkan pada tuan mereka. Sebagai bukti kesetiaan.

"Bagus! Untuk selanjutnya, aku ingin tiga kepala. Bawakan aku tiga kepala dan akan ku resmikan kalian sebagai pengikut ku."

Orang-orang di bawah itu saling berpandangan. Mereka akan menerima misi mereka.

Target ; Locked LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang