Bab 1

2.1K 7 0
                                    

"Sahabat, dan sebuah fantasy"​

Jumat pagi itu aku pergi ke stasiun untuk menunggu kedatangan temanku saat di Jakarta dulu. Rickson adalah seorang pemuda keturunan Chinese berusia 31 tahun sebaya denganku, tinggi 185 cm dengan berat 87 kg.

Di jakarta aku dan Rickson adalah sahabat yang cukup dekat. Dan kami saling mengetahui rahasia-rahasia yang ada diantara kami. Termasuk selera wanita kami, kami berdua mempunyai selera yang sama, yaitu wanita yang mempunyai tubuh montok alias BBW (Big Beautiful Woman). Bahkan kami tau ukuran senjata kami masing-masing, waktu itu ketika kami bertaruh siapa punya lebih besar. Oke, untuk ini aku mengaku kalah, senjata Rickson lebih panjang 3 cm dari kepunyaanku...

Oh iya, perkenalkan namaku sendiri Nicky, umur 31 tahun, tinggi 169 cm dengan berat 65 kg. Kebetulan nasib yang memberiku kesempatan mempunyai istri yang sesuai dengan seleraku itu. Sedangkan Rickson sampai saat ini masih saja melajang. Belum ketemu yang sesuai dengan kriterianya, katanya.

Istriku sendiri bernama Natasya yang memiliki spek tubuh sesuai dengan wanita impianku. Umur 24 tahun, tinggi sekitar 165 cm, ukuran dada 40 B. Namun untuk berat badannya sampai saat ini aku sendiri belum tau. Tapi yang jelas, montok abiss... hehehe

Rickson sahabatku ini kebetulan sedang ada bisnis di kota S, setelah urusan selesai ia berniat mampir ke tempatku karena kebetulan tidak jauh hanya satu jam menggunakan kereta api. Aku menunggunya di area merokok, sampai tak lama berselang kulihat sosok yang kukenal. Aku melambai, ia melihat dan tersenyum. Bergegas kami mendekat dan berangkulan. Maklum sudah lima tahun kami berpisah. Di perjalanan menuju rumahku kami banyak bercerita tentang masa lalu, dan sedikit membahas tentang istriku.

"Lo asli beruntung banget dapet si Natasya, Nick! Gue nyari-nyari yang kayak model istri lo sampe sekarang belum ketemu juga. hahaha"

" Haha sial lo, namanya rejeki anak sholeh tau"

Begitulah sedikit candaan kami ketika membahas istriku. Memang ketika pertama kali dia ku kenalkan kepada istriku waktu kami masih berstatus pacaran, dia sedikit menunjukkan ketertarikan kepada istriku. Aku tidak pernah berpikir ketertarikan macam apa yang dimiliki oleh sahabatku ini kepada istriku. Hanya mungkin kagum saja menurutku.

Jam 11.30 siang akhirnya kami tiba di rumahku, dan ketika dia melihat istriku matanya menunjukkan kekaguman yang sangat terlihat. Seperti di awal aku ceritakan, bahwa Rickson beberapa kali pernah bertemu dengan istriku di beberapa kesempatan. Tapi ketika akhirnya bertemu lagi hari ini, ketika istriku membukakan pintu untuk kami, Natasya hanya mengenakan pakaian rumah seadanya.

"Hallo Nat, apa kabar? Makin semok aja nih bini nya Nicky." Sapanya kepada istriku.

"Haha. Kurang asem kamu Rick, baru ketemu langsung ngeledek." sahut istriku.

"Ya udah, masuk dulu yuk. Ngobrolnya nanti lagi aja di dalem." ucapku menyela obrolan mereka.

Aku dan istriku sudah hampir satu tahun menikah, dan sampai sekarang memang belum dikaruniai buah hati. Aku anggap saja ini sebagai kesempatan yang diberikan Tuhan untuk kami berdua "pacaran" lagi. Selain memang aku pikir kamu belum begitu mapan secara ekonomi.

"Wah kalian ini payah, masa udah lama kawin belum punya anak , gimana sih lo Nick!" sindirnya padaku.

Aku hanya nyengir; "Belum dikasih Rick, yah sabar ajalah." kataku membela diri.

"Biar bisa berduaan dulu terus Rick, ntar kalo udah punya anak waktu berduaan jadi makin susah." kata istriku menambahkan.

"Nah, justru makin banyak waktu berduaan makin banyak waktu buat bikin anak."

"Apa perlu gue bantuin nih?" kelakar Rickson sambil menatap kami berdua.

"Wah kampret lo Rick! Hahaha"

"Tapi terserah Natasya lah, kalo dia mau terima bantuan lo, gue bisa apa? hahaha" jawabku spontan merespon gurauan sahabatku ini. Entah apa yang aku pikirkan sehingga aku bisa mengucapkan hal itu.

"Nah, tuh Nat. Laki lo udah ngijinin buat gue bantuin kalian bikin anak tuh." cerocos Rickson kepada istriku.

"Lah, apaan sih Papih ini. Pada stress dah kalian berdua." Jawab istriku. Namun kulihat ketika istriku menjawab candaan Rickson sahabatku, wajahnya manisnya justru terlihat tersipu malu.

Memang pada dasarnya aku sendiri memiliki fantasi terpendam untuk bisa melihat istriku digarap laki-laki lain. Bahkan melakukan Threesome dengan orang lain. Aku dan laki-laki itu bersama-sama menggarap istriku. Tapi ini benar-benar fantasi terpendamku saja, memang beberapa kali aku pernah mengutarakan fantasiku ini kepada istriku pada saat kami ML hanya untuk menambah sensasi bercinta kami. Dan aku sendiri pasti menjadi semakin bernafsu pastinya ketika bercinta dengan istriku sambil membayangkan ada seorang pria lain bersama-sama menggarap istriku. Pernah ketika pada saat kami bercinta, sambil menggenjot tubuh montok istriku ini, aku memasukan jariku ke mulutnya sambil berkata untuk dia membayangkan sedang menghisap penis kedua. Pada saat itu justru istriku merespon dengan menghisap dan menjilati jari yang kusodorkan ke mulutnya dengan penuh nafsu, sambil suara desahannya semakin menjadi.

Aku yang melihat hal itu malah semakin menaikkan napsuku, dan genjotannku di vagina istriku makin kupercepat. Yang aku suka dari vagina istriku, karena tubuhnya yang montok itu, otomatis cengkraman lobang vagina nya sangat terasa menjepit batang kejantananku. Hanya saja ketika spermaku berhasil menyemprot ke dalam vagina istriku, walaupun sudah aku benamkan sedalam mungkin ketika aku klimaks. Seketika spermaku langsung meluber keluar dari vagina istriku. Kadang hal ini yang membuat aku berpikir, apa spermaku tidak cukup bisa merangsek ke rahim istriku karena panjang penisku tidak cukup panjang mencapai rahim istriku itu mengingat postur istriku yang BBW. Sehingga ini yang menyebabkan istriku sulit mengandung.... Entah lah...

Perubahan dalam Pernikahan (Cuck Old Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang