"Aaarghhh.....Haaahhh... Shiiitt!!!" Aku sudah tidak bisa menahan pejuhku sendiri yang akhirnya memancar dengan deras dan kental yang berceceran di atas perutku, bahkan sampai ke dadaku. Sangat dahsyat kurasakan klimaks yang kudapatkan karena hasil pencampuran perasaan dan aroma serta fantasi yang dikobarkan sendiri.
Tubuhku masih terhempas karena kepuasan yang kuterima barusan. Nafasku masih tersengal-sengal seperti habis melakukan percintaan hebat. Jiwaku masih seperti melayang karena terbawa derasnya gempuran nafsu yang kecut sendiri.
Setelah beberapa saat aku mulai bisa menguasai diriku sendiri. Akupun bangkit duduk bersandar di sofa ini, dengan pakaian istriku yang masih kugenggam. Aku berpikir sejenak merenungi kenyataan yang baru saja menghampiriku sambil menatap pakaian istriku yang menjadi saksi bisu percintaan antara istriku dan sahabatku. Tidak ada emosi sedikitpun yang menyeruak di pikiranku, aku justru tersenyum mengetahui kenyataan bahwa istriku akhirnya mulai berani melakukan hal yang selama ini kuinginkan, dan pria yang berhasil mengubah istriku, adalah sahabatku sendiri.
Aku juga yakin jika istriku tidak terpaksa melakukannya dengan Rickson. Karena jika terpaksa, tidak mungkin dia saat ini pergi hanya berdua dengan Rickson. Dan aku yakin jika Rickson tidak mungkin menyakiti istriku, karena aku tau bahwa secara tidak disadarinya dia juga mengagumi dan menginginkan istriku, aku yakin dia juga menyayangi Natasya seperti aku menyayanginya juga. Aku menjadi tenang karena pria yang dipilih Natasya adalah sahabatku sendiri yang aku sangat mengenalmu secara pribadi.
Mengingat saat ini Natasya dan Rickson sedang berada di villa berdua, aku mengira bahwa mereka akan melakukannya kembali, karena mereka saling menginginkannya, hatiku yang terdalam juga menginginkannya.
Aku yang baru saja tenggelam dengan semuanya ini, sehingga tidak menyadari bahwa di luar sudah turun hujan cukup deras. Mengetahui bahwa hujan turun dengan lebat, akupun tersenyum dalam hati lalu beranjak ke dalam kamarku untuk mengambil ponselku. Setelah aku mencabut ponselku lalu kemudian aku menelpon Rickson sahabatku yang sedang bersama istriku.
"Haloo Nick! Gimana?" Ucap Rickson menjawab panggilan teleponku.
"Oh, nggak Rick, gapapa. Bini gue lagi ngapain?" aku basa-basi menanyakan kabar istriku.
"Eh.. Ituu... Hmm.. Lagi tidur tuh Nick."
"Mau gue bangunin?" jawabnya terdengar sedikit gugup. Aku hanya tersenyum membaca kegugupannya yang terdengar dari nada bicaranya.
"Enggak. Nggak usah Rick! Gue justru pengen ngomongnya sama elo kok." jawab gue santai meminta untuk tidak membangunkan istriku.
"Eh. Ada apaan Nick? Kok kayaknya serius banget?"
"Gue to the point aja Rick. Jadi gini, setelah tadi gue sampe di rumah. Gue nemuin sesuatu yang menurut gue agak aneh dan bikin gue sedikit kaget sih" gue mulai menjelaskan dengan santai kepadanya.
"Hah? Maksud lo apaan sih? Tadi katanya mau to the point, ini kok malah muter-muter gini lo ngomongnya Nick!" Rickson langsung ngegas karena tidak sabar ingin mengetahui yang akan aku bicarakan dengannya.
"Gue..Nemuin...Sisa...Percintaan....Kalian...Di rumah!" jawab gue sengaja memutus-mutus perkataanku bermaksud mendramatisir keadaan.
"Hah? Gimana maksud lo dah?" Rickson semakin penasaran maksud pertanyaanku.
"Gue nemuin bekas pejuh lo di baju bini gue anjing! Di sofa juga ada."
"................"
Setelah aku berbicara seperti itu, aku tidak mendengar suaranya di ujung telepon sana.
"Sekarang, lo cerita sama gue apa yang sudah kalian lakukan tadi di rumah selama gue pergi" ucapku sedikit mendesaknya, tapi tidak ada kemarahan di dalam kalimat itu.
"............"
"Bro, hello..?? Lo masih di sana kan?" tanya gue karena dia tidak kunjung mengeluarkan suaranya.
"Fiuuhh...." Kudengar suara hembusan nafasnya cukup dalam.
"Oke bro, gue bakal ceritain. Sebelumnya gue minta maaf banget atas kekhilafan gue ini. Jujur gue nggak nyangka ini semua bisa kejadian. Gue mulai dari awal ya, semalem waktu elo sama bini lo di kamar lagi ngentot, gue sempet ngeliat waktu gue pengen ke kamar mandi. Dan gue akhirnya ngintip kalian, oke, gue akuin ini awal kesalahan gue. Karena ketika kalian ngentot gue denger bini lo nyebut-nyebut nama gue sambil ngentot sama elo. Awalnya gue nggak percaya sama yang gue denger, tapi kayaknya gue nggak salah sama apa yang gue denger."
"Hmmm.... Oke, terus?" aku memutus ceritanya sebentar ketika ternyata dia benar mendengar istriku meracau kan namanya ketika bercinta denganku.
"Habis gue ngintip kalian sampai selesai gue balik ke kamar. Tapi gue nggak bisa tidur karena masih mikirin kejadian kalian yang ngentot sambil nyebut-nyebut nama gue. Akhirnya gue mutusin buat kembali ngintip ke kamar lo. Karena kamar kalian sedikit terbuka gue akhirnya masuk kesana, dan gue ngeliat Natasya masih dalam kondisi telanjang waktu tidur. Jujur gue jadi horny gara-gara ngeliat Natasya, karena gue nggak bisa nahan akhirnya gue coli di samping tempat tidur kalian. Dan maaf Nick, pejuh gue muncrat ke badan bini lo yang lagi tidur itu. Tadinya sempat gue pengen bersihin, tapi karena ngeliat lo bergerak gue langsung keluar kamar lo dan balik ke kamar gue."
"Udah gitu doang? Terus pejuh lo yang ada di sofa gimana ceritanya?" tanya gue lagi.
"Iya belum selesai Nick. Kejadiannya sebelum di sofa itu. Waktu gue lagi tidur di kamar, gue tiba-tiba ngerasa kalo kontol gue ada yang ngemut. Setelah gue sadar, ternyata gue liat bini lo lagi nyepongin kontol gue yang waktu itu gue emang tidur bugil. Lo sendiri kan tau dulu kalo gue tidur cuma sempakan doang walau itu ada elo. Dan emang salahnya gue, gue nggak langsung nyetop Natasya tapi gue tetep diem nikmatin sepongan bini lo sampe akhirnya gue muncrat di mulut bini lo."
"Nick, lo yakin gue harus ngelanjutin cerita gue ini?" dia memutus ceritanya dan bertanya kepadaku.
"Oke, cukup bro! Gue udah tau kalo abis itu kalian ngentot kan? tanya gue blak-blakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perubahan dalam Pernikahan (Cuck Old Warning)
Romance"Lo asli beruntung banget dapet si Natasya, Nick! Gue nyari-nyari yang kayak model istri lo sampe sekarang belum ketemu juga. hahaha" " Haha sial lo, namanya rejeki anak sholeh tau" Begitulah sedikit candaan kami ketika membahas istriku. Memang keti...