Bab 21

886 3 0
                                    

POV Natasya

"Heeeeehmmmp...haaah"

Kugeliatkan badanku yang terasa sangat lelah ini, kemudian aku berusaha membuka kedua mataku yang masih terasa berat karena aku tidur cukup larut malam, bahkan menjelang pagi. Setelah aku berhasil membuka kedua mataku kulihat ternyata sudah pukul 07.00 pagi. Sepertinya aku terlalu lelah untuk bangun lebih pagi, karena pertempuranku semalam, cukup dua ronde percintaan tetapi berkali-kali orgasme yang diberikan oleh dua pria yang berbeda. Suamiku dan sahabat dari suamiku.

Aku tersenyum sambil menggelengkan kecil kepalaku mengingat kejadian di rumah ini semalam. Bisa-bisanya aku bercinta dengan sahabat dari suamiku sendiri, walaupun kuingat suamiku sendiri justru berfantasi demikian.

Sebelum aku beranjak, aku melihat ponselku. Kulihat pesan whatsapp suamiku yang mengabari bahwa dirinya ada meeting klien dadakan pagi ini. Aku hanya membalas singkat dengan menanyakan kapan selesainya, karena aku ingat bahwa pada hari ini kami akan pergi bersama Rickson untuk menemaninya jalan-jalan ke tempat wisata di pegunungan dekat kota ini. Tapi suamiku belum membaca pesanku itu.

Aku putuskan untuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa percintaanku ini. Aku tidak sempat lagi bersih-bersih setelah aku keluar dari kamar Rickson semalam karena aku sudah terlalu lelah.

Ketika aku keluar kamarku ini, kulihat Rickson sedang duduk di ruang tamu sambil menonton acara televisi, dia sedang menikmati secangkir kopi yang mungkin dibuatnya sendiri, sambil sesekali menghisap rokoknya. Tapi yang tiba-tiba membuat aku berdesir, kulihat dia hanya menggunakan celana pendek di tubuhnya. Bagian atas tubuhnya dibiarkan terbuka, kulihat tubuhnya yang seksi sebagai seorang pria karena otot-otot tubuhnya yang kuingat semalam kusentuh itu cukup membuatku menikmati pemandangan itu. Kulihat tubuhnya sedikit berkeringat, entah habis apa dia aku tidak tahu.

"Hai pagi Rick! Udah bangun kamu?" sapaku kepadanya.

"Iya Nat, habis olahraga sebentar tadi."

"Nih udah bikin kopi juga kok."

"Abis yang punya rumah belum bangun-bangun." jawabnya sambil mengomentariku yang kesiangan sambil tersenyum usil kepadaku.

Aku kemudian berjalan mendekat ke arahnya sambil berkata;

"Masih ngantuk tau!"

"Aku sampai rumah langsung tepar semalam"

"Hahahaha"

"Capek banget ya emang semalem?" balasnya tertawa sambil bertanya menggodaku.

Aku hanya memelototkan mataku kepadanya merespon gurauannya.

"Kamu kok belum pakai baju sih, malu loh nanti dilihat orang" ucapku kepadanya.

"Malu sama siapa?"

"Orang cuma kita berdua doang kok disini."

"Nih, Rickson tadi whatsaap gue katanya ada meeting mendadak pagi ini dan belum tau kapan pulangnya" jawabnya sambil menyodorkan ponselnya kepadaku.

Kemudian kulihat dia tersenyum penuh arti setelah mengucapkan hal itu.

"Eh, iya ya!" ucapku kaget mengingat saat ini benar hanya ada kami berdua.

"Kamu kelihatannya capek banget Nat, sini mau gue pijitin gak?"

"Gue nggak enak udah bikin kamu tambah capek semalem. Udah dikerjain si Nicky abis itu dikerjain gue. Hehehehe" ucapnya dengan mimik wajah mesumnya.

"Ricksonnnn...!!!"

"Kamu sih, sukanya gitu.. Godain aku terus. Dasar mesum!" jawabku dengan mimik wajah kubuat cemberut.

"Hahahahaha"

"Kamu tau gak? Mukamu yang kaya gitu yang malah bikin aku gemes pengen meluk kamu, beneran deh. Sini Nat!" ucapnya tertawa sambil mengarahkan tangannya seakan mengundangku ke pelukannya.

Aku memutuskan berjalan ke arahnya, dan duduk di sebelahnya sambil menaruh ponsel yang kubawa di atas meja di depan kami. Kemudian dia langsung merangkul tubuhku mendekatkannya ke tubuhnya. Semerbak aroma kelelakian tercium di hidungku, sedikit keringatnya yang masih tersisa di tubuhnya akibat dia baru selesai berolahraga terasa di kulitku. Tapi aku tidak merasa risih sedikitpun, aku justru merasakan nyaman dipeluk oleh tubuhnya yang kekar itu sehingga aku tidak menolak perlakuannya ini terhadapku.

"Lah, ini bukannya baju yang semalam kamu pake?"

"Pantesan masih bau-bau apa gitu." ucapnya sambil memperhatikan tubuhku yang masih berpakaian sama seperti yang kugunakan semalam ketika bercinta dengannya.

"Biarin! Gak apa-apa bau, yang penting cantik!"

"Lagian kelakuannya siapa sampe bikin aku jadi bau gini."

"Weekkk" ucapku sambil menjulurkan lidahku membalas perkataannya.

"Iyaa deh, Natasya yang cantik dan semok"

"Maaf yaa udah bikin kamu jadi bau. Tapi kan kamu yang mulai semalem, gue mah kepancing aja" ucapnya sambil mencubit pipiku dan kulihat wajahnya seperti ingin menciumku.

"Aduuh... Sakit tau Rick!"

"Tadi katanya mau mijitin, ini kok malah dicubitin akunya." ucapku mengalihkan pembicaraan sambil mendorong pelan wajahnya yang hampir mendekati wajahku.

"Hehehe... Masih inget ternyata dia.." ucapnya sambil meringis.

"Ya udah, rebahan sini, gue kasih pijatan paling enak sedunia deh." katanya kemudian lalu mengarahkan tubuhku untuk rebah di sofa kamar tamu ini.

Setelah aku tengkurap, dia mulai memijat tubuhku mulai dari kaki sampai ke paha dan punggung. Aku malah menikmati pijatannya di tubuhku, dia memijat dengan baik kurasakan.. Tubuhku mulai merasa rileks menikmati pijatannya.

"Belakangnya udah nih, gantian depannya sekarang" ucapnya sambil menarik tubuhku sehingga sekarang posisiku terlentang sementara dia duduk bersila di bawah sofa di sampingku.

Pijatannya dimulai kemudian mulai dari kaki dan naik ke pahaku. Di pahaku dia memijat lebih lama, dan sesekali tangannya sedikit menyenggol sisi dalam pangkal pahaku. Aku tiba-tiba menahan mulutku yang ingin mendesah akibat perlakuannya ini.

"Bajunya buka ya, biar enak mijitnya Nat, ganggu nih baju." ucapnya seraya menegakkan tubuhku dan menarik pakaianku lalu melemparnya entah kemana.

Aku yang diperlakukan demikian oleh Rickson hanya bersikap pasrah saja. Aku tidak menolak sedikitpun arahan-arahannya. Kulihat wajahnya ketika kembali memijat pahaku sangat memperlihatkan wajahnya yang sedang fokus memanjakan tubuhku dengan pijatannya. Kulihat otot di lengannya yang bergerak mengikuti tekanan-tekanan telapak tangannya pahaku yang sekarang sudah berpindah ke tanganku, dan sesekali menyenggol payudaraku yang sudah tidak ditutupi apapun. Ahh... tiba-tiba darahku berdesir ketika tangan kanannya mulai merambat di gundukkan vaginaku.

Pijatannya sudah beralih menjadi sentuhan-sentuhan di area sensitif itu. Aku mulai mengerang menahan sensasi ini, yang kudapatkan kembali hanya beberapa jam setelah aku disetubuhi olehnya dini hari tadi. Tanganku tiba-tiba mencengkram lengan kirinya yang kokoh itu, yang diletakkan di atas perutku karena aku makin tidak kuat menahan rangsangan-rangsangannya di vaginaku.

Ketika aku hampir sampai karena perbuatan tangannya di vaginaku, sepagi ini, di rumah suamiku, tiba-tiba ponselku yang tadi aku taruh di atas meja berbunyi, ketika kulihat nama yang tertera di layar ternyata suamiku yang meneleponku.

"Rick, bentar. Nicky nelpon!!" ucapku menghentikan Rickson yang sedang berusaha membawaku ke dalam orgasme pertama setelah aku bangun pagi ini.

Perubahan dalam Pernikahan (Cuck Old Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang