"Kalian mau minum apa?" Tanya Jeffry kepada kami berdua.
"Gak usah Jeff. Kita cuma sebentar aja kok di sini. Abis ini kita mau lanjut perjalanan lagi." Tolakku atas tawaran Jeffry memesan minuman.
"Lah kalian mau kemana emang?" tanyanya ingin tau.
"Ke Bandungan. Mau ke Gedong Songo." Jawab gue sekenanya.
"Wihh.. Kalian kesana berdua doang?" dengan ekspresi terkejut dia bertanya.
"Enggak, nanti suami aku nyusul kok Jeff. Ini dia masih ada kerjaan makanya kita berangkat duluan kesana." Natasya juga menjawab pertanyaannya.
"Gue bareng kalian kesana boleh gak? Gue rencana mau kesana juga sih ntar malem bareng temen-temen gue, mau nyanyi-nyanyi. Tapi sama kalian berdua asyik juga kayaknya." ucapnya tersenyum menyiratkan sesuatu. Gue langsung memelototi Jeffry karena ucapannya itu, gue tau banget dia lagi nyindir gue yang mau pergi berdua bareng istri orang.
"Hahaha iyaa bro.. Iya... Gue gak bakal ganggu kalian seru-seruan deh."ucapnya tertawa karena menyadari gue sedang menatapnya dengan melotot.
Natasya hanya tertawa pelan melihat kelakuan kami berdua. Lalu gue putuskan buat pamit ke Jeffry untuk melanjutkan perjalanan gue.
"Oke bro, gue lanjut lagi ya, keburu siang. Ntar lo gue kabarin lagi setelah ku pelajari proposal lo. Untung aja lo bawa sekarang, jadi bisa cepat prosesnya"ucap gue sambil bangkit dari kursi.
"Siap bos! Oke selamat bersenang-senang ya kalian berdua."
"Nanti kontak-kontak ya Rick. Siapa tau gue bisa gabung sama kalian." ucapnya dengan ekspresi berharap.
"Oke deh. Ntar kontak-kontak lagi aja"kata gue menyerah melihat usahanya untuk ingin bergabung dengan kami.
"Sip! Nah gitu dong jadi temen. Mau seru-seruan kudu ngajak-ngajak. Iya gak Natt?" jawabnya sambil melihat ke arah Natasya. Natasya hanya tersenyum tipis sambil mengangkat bahunya merespon ucapan Jeffry.
"Eh Jeff, sini toiletnya dimana ya?"
"Itu disana Natt."jawab Jeffry sambil menunjukkan arah toilet yang terletak di belakang.
"Aku ke toilet dulu ya Rick?" Natasya meminta izin ke gue. Gue hanya menganggukan kepala dan Natasya pun melangkah ke arah toilet yang dimaksud.
Setelah Natasya berjalan menjauh dari kami, Jeffry bergerak memepet tubuhku sampai tubuhku bergeser karena dorongan tubuhnya cukup kencang.
"Anjing lo Rick! Bini temen gue lo embat juga. Elo pasti mao ngentotin Natasya kan di Bandungan?" tanya Jeffry mencecar gue.
"Sialan lo! Pikiran lo gak jauh-jauh dari ngentot aja Jeff! Dasar penjahat kelamin lo."
"Hahaha kampret lo bro! Kayak elo nggak aja!"
"Gimana rasanya bro? Enak gak ngentotin Natasya"
"Gue pengen nyoba juga ngentotin cewe yang bodi semok kayak gitu Rick. Penasaran gue rasa jepitan memeknya."
"Pokoknya entar lu harus ngajak gue."
"Lo nginep dimana emangnya?" Cerocos Jeffry blak-blakan kepadaku ingin bergabung dengan kami juga.
"Gue nggak tau tempatnya. Natasya yang ngerti." jawab gue tidak tau
"Ya udah ntar elo share location aja. Ntar gue nyusul pokoknya!" kata Jeffry memaksa.
"Iyaa!" Jawab gue singkat tidak mau memperpanjang pembahasan.
Ketika gue dan Jeffry mengobrol barusan tiba-tiba muncul Natasya menghampiri kami, sepertinya dia sudah selesai.
"Yuk Rick, udah kan?" tanya Natasya kepadaku.
"Iya udah kok"
"Oke bro, gue lanjut jalan lagi ya." ucap gue ke Jeffry sambil menepuk pundaknya.
"Siap pak boss! Entar beneran loh kontak-kontak gue." sahutnya dengan mimik serius. Gue hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kawanku ini.
"Oke Nat. Selamat bersenang-senang ya elo di sana sama Rickson, berdua!"ucapnya sambil menjabat tangan Natasya dengan menekankan intonasi suaranya ketika mengatakan 'berdua'. Sial nih anak, niat banget nyindir gue.
"Kalo aja gue boleh ikut kalian berdua Nat."
"Kira-kira gue boleh ikut elo nggak Nat?" lanjutnya bertanya kepada Natasya, gue ngerti maksudnya hanya untuk menggoda kami.
"Ya ayok ikut aja Jeff. Makin rame makin seru kali. Ntar kan Nicky nyusul juga." ucap Natasya malah mengijinkan Jeffry untuk bergabung dengan kami.
"Beneran elo ngebolehin gue ikut Nat? Asik.."
"Tapi lo bener Natt, makin rame makin seru!" Ucapnya kegirangan dengan kata-kata yang menjurus.
"Heh! Udah..udah.. nggak berangkat-berangkat nih jadinya." Sela gue ditengah kegirangan Jeffry. Gue liat wajahnya sedih dibuat-buat buat dan kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Oke Jeff, nanti kontak-kontak aja ya. Gue cabut dulu." ucap gue pamit kepadanya sambil menggandeng tangan Natasya menuju parkiran.
"Woy! Kalian kayak orang pacaran aja. Mesra bener gandeng-gandengan"
"Nat! Lo hati-hati sama si Rickson tuh. Mainnya ganas dia!" Teriaknya usil ke arah kami. Gue lihat dia semakin semangat tertawa melihat kami, sedangkan Natasya gue liat hanya tersenyum melihat kelakuan usil kawanku itu. Lalu kami pun berjalan mendekati mobil milik Nicky itu gue parkirkan, dan masuk kedalamnya.
Setelah kami berdua masuk ke dalam mobil ini dan gue pun menyalakan mesinnya serta menghidupkan pendingin. Gue dan Natasya langsung mengenakan sabuk pengaman masing-masing bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami.
"Temen kamu gila juga ya anaknya. Masa kita dibilang lagi pacaran."
"Lagian kamu tuh, pake gandeng-gandeng tangan aku segala."
"Takut hilang pak?" Ucap Natasya mengomentari kelakuan Jeffry dan menggodaku sambil mencubit lenganku lembut.
"Agak stress itu anak. Gak usah dianggap serius omongannya."
"Hmm... Emang kamu mau kalo gue jadiin pacar, hah?" Tanya gue bermaksud menggodanya, dan gue liat ekspresinya kaget sebentar dan kemudian langsung tersipu malu mendengar pertanyaan gue barusan.
"Terus Nicky mau kamu kemanain? Dia kan suami aku!" Kata Natasya menjawab pertanyaanku dan kembali mencubit gue.
"Ya jangan sampe Nicky tau lah!" Ucap gue sambil meraih tangannya dan menarik tubuhnya pelan kearah gue.
"EH..!! EH..!!" Natasya tampak kaget menerima perlakuan gue namun tidak menolak ketika gue menarik tubuhnya lalu dengan cepat mengecup, lebih tepatnya melumat kembali bibirnya. Gue akui gue selalu ingin mendekap tubuhnya ketika berada didekatnya. Dan Natasya pun membalas lumatan gue di bibirnya dengan cukup responsif.
Tangan gue mulai meraba ke dadanya, dan ternyata gue rasakan dia tidak lagi memakai bra miliknya. Gue yang bingung, lalu melepas bibir gue darinya sambil bertanya tentang kondisinya yang tidak lagi memakai bra. Dia hanya menjawab pertanyaan gue dengan mengarahkan wajahnya ke arah tasnya yang ditaruh di bawah dekat kakinya. Setelah gue liat, ternyata tidak cuma bra nya yang dia lepas, ternyata celana dalamnya pun juga berada disitu. Mungkin dia melepasnya ketika tadi ijin ke kamar mandi saat kami mengobrol di lobby hotel.
"Kamu nakal ya! Masa dalemannya di lepas semua?" Ucapku sambil mencubit hidungnya.
"Biarin! Nakal sama pacarnya sendiri ini. Weeekk!" katanya sambil memeletkan lidahnya menjawab pertanyaanku.
"Loh, jadi kita beneran pacaran nih?" gue bertanya balik kepadanya. Gue liat wajahnya tersipu juga tersenyum manis disaat bersamaan. Gue semakin nggak tahan melihat wajahnya yang manis itu. Lalu gue tarik wajahnya mendekat ke gue, dan kembali melumat bibirnya dengan cepat dan dalam. Natasya kembali mendesah menerima perlakuanku itu dan membalas lumatanku dengan tidak kalah panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perubahan dalam Pernikahan (Cuck Old Warning)
Romance"Lo asli beruntung banget dapet si Natasya, Nick! Gue nyari-nyari yang kayak model istri lo sampe sekarang belum ketemu juga. hahaha" " Haha sial lo, namanya rejeki anak sholeh tau" Begitulah sedikit candaan kami ketika membahas istriku. Memang keti...