Bab 34

694 1 0
                                    

"Coy, lu kapan balik? Ni gue sama bini lo lagi nunggu kabar lo nih."

"Gila lo dari tadi bini lo telponin elo gak nyambung-nyambung."

"Ini bini lo ngajak berangkat berangkat duluan nih coy. Gimana nih?"

"Gue gak enak masa gue pergi berdua doang sama bini lo."

"Yaelah nih anak masih centang aja hp lo."

"Ni gue otw Nick sama bini lo. Ntar kalo hp lo udah nyala langsung ngabarin ya. See you bro"

Kemudian kubalas singkat pesan dari Rickson;

"Sorry bro. Hape gue mati tadi. Iya ntar kalo nggak ujan gue nyusul deh. Mendung banget di sini sekarang."

Setelah ku balas pesan mereka aku langsung menaruh kembali ponselku di meja dalam kamar ini, chat lainnya kuhiraukan karena aku masih malas membalas pesan lainnya yang masuk. Aku kemudian beranjak keluar kamar menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh muka yang terasa lengket. Setelahnya aku mengambil gelas dan membuat kopi untukku sendiri lalu aku kembali menuju ruang tamu untuk sekedar beristirahat sebentar sambil menikmati kopi dan sebatang rokok pikirku.

Setelah aku duduk di ruang tamu, aku mengambil remote televisi dan menyalakannya. Setelah aku menemukan channel berita yang kucari kutaruh kembali remote yang kupegang di atas meja, dan aku kembali merebahkan punggung bersandar di sofa ini. Ketika kuletakkan tanganku di atas sofa, tiba-tiba aku merasakan bahwa bagian sofa yang kupegang tersebut sedikit lembab. Aku melihat ke arah bagian sofa yang lembab itu sambil tanganku mengusapnya. Karena masih cukup lembab sehingga cairan yang menyebabkan lembabnya sofa ini sedikit menempel di jariku, lalu kuangkat jariku untuk memperhatikan lebih seksama. Karena penasaran aku pun menghirup aroma cairan yang melekat di jariku.

"DEGH!!" Tiba-tiba dadaku menjadi bergemuruh setelah mengetahui apa yang menyebabkan sofa ini menjadi basah.

"Ini kan.... P e j u h.!" ucapku dalam hati setelah yakin cairan apa ini.

"Pejuhnya Rickson!" pikirku spontan.

"Apa yang telah terjadi disini selama aku pergi meninggalkan mereka berdua di rumah ini?"

"Apa mereka bercinta ketika aku pergi?" pikiranku memberondong diriku sendiri saat ini.

Kusapu pandanganku melihat ruangan ini untuk mencari apa ada sesuatu lainnya yang aku tidak tau itu apa, yang mungkin bisa memberikan petunjuk atas apa yang sudah terjadi di rumah ini yang aku tidak tahu.

Ketika pandanganku secara tidak sengaja tertuju ke arah keranjang pakaian bekas yang berada di depan kamar mandi kulihat baju tidur yang dipakai istriku semalam berada di tumpukkan paling atas. Lalu aku pun segera beranjak kesana untuk mengambil baju yang ada disitu.

Setelah kuraih baju tidur istriku, kemudian periksa dengan seksama. Ternyata kulihat ada beberapa bercak yang belum kering benar. Lengket! Lalu segera kuendus memastikan aromanya. Ternyata benar, yang menyebabkan bercak di baju tidur istriku ini disebabkan oleh cairan pejuh yang kira-kira belum terlalu lama. Dadaku semakin bergemuruh memikirkan apa yang sudah terjadi di rumah ini tadi selama aku pergi.

Aku langsung menyimpulkan bahwa istriku dan sahabatku melakukan persetubuhan di rumah ini. Dan melihat ada bekas sperma yang tertinggal di sofa ruang tamu tadi, berarti mereka pasti bercinta di sana. Lalu aku pun kembali beranjak ke arah ruang tamu tempat dimana istriku dan sahabatku telah melakukan persetubuhan sambil membawa pakaian istriku yang juga berlumuran pejuh sahabatku ini.

Dadaku masih berdegup cepat merespon kenyataan yang baru saja ditemukan. Setelah aku duduk di sofa ini, aku berpikir sejenak. Entah apa yang kupikirkan, kurasakan otakku jadi buntu secara tiba-tiba. Kemudian tanganku yang sedang memegang pakaian istriku ini kuarahkan ke wajahku. Akupun lalu menghirup aroma tersebut lebih dalam, ternyata tidak hanya aroma sperma yang kurasakan, tapi juga ada aroma cairan cinta istriku dan aroma keringat istriku yang tertinggal di sana yang menyebrak indra penciumanku.

Mereka bercinta dengan sangat hebat kurasa. Dan ketika aku masih menghirup aroma-aroma yang berada di pakaian istriku itu, tiba-tiba penisku mulai bangkit membayangkan apa yang mereka telah lakukan disini. Aku tiba-tiba menjadi semakin horny membayangkannya. Lalu kuhirup dalam-dalam meresapi aroma yang terpancar dari pakaian istriku ini, pikiranku langsung menerawang liar memvisualisasikan persetubuhan mereka.

Penisku menegang sempurna menyeruak dari dalam celana pendek yang kugunakan, dan dengan cepat kupelorotkan celana yang dipakai sehingga terlepas, kini aku sudah tidak memakai apapun yang menutupi tubuhku. Dengan cepat kupegang penisku dan mulai mengocoknya perlahan, semakin dalam kuhirup pakaian istriku, semakin dalam aku merasa tenggelam dalam fantasi liarku atas persetubuhan mereka.

Aku semakin cepat mengocok penisku karena aku sangat merasa terangsang oleh semua ini, aku mendesah sendirian di atas sofa ini menikmati apa yang aku lakukan sekarang. Kemudian aku merebahkan tubuhku sambil tetap mengocok pensiku dan menghirup pakaian istriku.

Ketika tubuhku rebah di atas sofa ini, ternyata kepalaku tepat berada di bagian sofa yang ada ceceran sperma sisa percintaan mereka disini. Karena sofaku terbuat dari bahan sintetis, sehingga cairan yang tercecer di sana masih sedikit terlihat teksturnya karena belum kering benar. Aroma sperma yang menjelang kering itu juga langsung merasuk indra penciumanku. Aku yang menjadi semakin gila atas imajinasiku ini, perlahan mendekatkan hidung kesitu dan berusaha menghirup ceceran lendir bekas percintaan istri dan sahabatku.

Pikiranku menjadi tak bisa dikontrol lagi karena aku semakin liar berfantasi tentang persetubuhan mereka. Lalu kujulurkan lidahku bermaksud mencecap lendir yang tercecer di depan wajahku hasil pencampuran cairan cinta mereka berdua. Kujilati bekas lendir persetubuhan mereka dengan sangat bernafsu, aku tidak tau lagi apa yang kurasakan. Yang aku tau aku sangat terpuaskan oleh yang aku lakukan ini. Aku membayangkan sedang menjilati memek istriku sambil Rickson menyodok kontolnya yang besar itu.

Perubahan dalam Pernikahan (Cuck Old Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang