Bab 28

685 3 0
                                    

POV Rickson

"SHIITT...!!!"umpat gue kesal karena aktifitas gue dan Natasya terganggu suara ponsel gue yang bunyi dari tadi. Akhirnya setelah sesaat gue cuekin, karena gue masih ingin melumat bibir Natasya gue raih ponsel gue yang tadi terhempas jatuh di atas kursi pengemudi karena Natasya tiba-tiba mencium bibir gue.

"Haloo iya bro." ucap gue menjawab telepon dari Jeffry rekan bisnisku ini dengan agak serak karena berusaha menekan libido gue yang mulai naik karena ciuman gue dan Natasya barusan .

"Elo udah dimana posisi?" ucap Jeffry menanyakan keberadaan gue saat ini

"Ini gue udah sampe di parkiran." kata gue kepadanya.

"Eh bro, lo lagi ngapain di parkiran mobil? Kok gue kayak denger suara cewe ahh ohh gitu?" tanyanya ke gue karena ternyata dia bisa mendengar suara desahan Natasya waktu kami berciuman tadi. Gue masih bertanya-tanya dari mana dia bisa denger suara desahan Natasya tadi. Setelah gue berpikir sejenak, gue baru sadar kalo pas tadi Natasya menarik wajah gue dan mencium bibir gue, gue sempet memencet tombol panggil tapi memang belum tersambung. Bodohnya gue gak menyadari itu, karena terlanjur tenggelam dalam lumatan ciuman panas yang diberikan Natasya.

"Eh! Masa bro. Salah kali lo!" kata gue berusaha menutupi kejadian barusan.

"Hahaha parah lo bro, siang-siang udah ngentotin anak orang. Ya udah gue tunggu di lobby bro, ajak sekalian cewe yang lo bawa. Kali-kali aja dia pengen gue entot juga." Ucap Jeffry asal mengomentari kejadian barusan.

"Oh, oke kita ketemuan di lobby ya" kata gue memutus pembicaraan.

"Oke. gue turun sekarang ya. Jangan lupa cewe lo ajak sekalian ya. Hehehe"

"Oke!" ucap gue menutup sambungan telepon.

"Ya udah. Gue turun dulu. Kamu mau ikut apa mau nunggu di sini aja?" tanya gue ke Natasya.

"Ikuut kamuu." ucapnya terlihat manja.

"Ya udah, yuk!" kata gue sambil membantu merapikan pakaian dan rambutnya yang sudah mulai sedikit acak-acakan karena pergumulan singkat tadi.

Lalu kami berdua berjalan menuju lobi hotel untuk bertemu dengan Jeffry rekan bisnisku ini. Setelah kami masuk ke dalam Lobby yang bernuansa nyaman ini, gue pun mengambil ponsel di kantongku bermaksud mengabari Jeffry posisi kami. Tapi sebelum gue membuka ponsel gue, gue liat dia berjalan dari arah belakang menuju tempat kami berada.

Jeffry adalah rekan bisnisku sejak lama, kita ketemu waktu usaha gue sudah cukup menanjak dan karena kebutuhan gue akan pakan ternak ayam ini semakin meningkat gue akhirnya bertemu dia di Surabaya karena pada pembicaraan sebelumnya di telepon beberapa waktu sebelumnya, dia menyatakan siap untuk menyuplai pakan ternak ke beberapa sites peternakan ayam potong yang terletak di luar pulau, dan gue ingin melihat langsung tempat produksi pakan ternak miliknya.

Semenjak itulah akhirnya kami semakin intens berkomunikasi dan akhirnya karena kami berdua merasa cocok bahkan sudah seperti teman dekat. Gue akhirnya mempercayakannya untuk membantu ketika gue butuh buka situs baru, dan hasil kerjanya cukup bagus menurut gue.

Jeffry umurnya masih dibawah gue, sekitar 26 atau 27 tahun kira-kira. Asli Jakarta namun menetap di Surabaya dan membangun bisnis di sana juga. Sedikit gambaran tentang dia, sifatnya hampir mirip kayak gue, orangnya santai tapi mempunyai otak yang cerdas dan gesit melihat kesempatan di depannya. Secara fisik tinggi badannya sekitar 170 cm hampir sama dengan Nicky dengan perawakan sedang, tidak terlalu berotot tapi cukup tegap karena dia cukup menyukai olahraga khususnya sepakbola atau futsal, tapi karena dia tidak terlalu suka ngegym dan angkat beban maka dari itu tidak terlalu terlihat otot-otot tubuhnya tapi cukup kencang kulihat otot tipis yang terbentuk di tubuhnya. Wajahnya cukup awet muda kurasa orang tidak akan mengira dia sudah berumur 27 tahun, karena wajahnya cukup imut untuk pria umur 27 tahun.

"Hoy..!! Rick!!" teriaknya ke arah kami sambil melambaikan tangannya sambil membawa map berwarna merah di tangan satunya.

Gue yang melihatnya langsung menarik tangan Natasya berjalan ke arah Jeffry. Ketika posisi kami sudah bertemu, gue langsung menyapa dan menjabat tangannya. Tangan kiri gue masih menggandeng tangan kanan Natasya saat ini.

"Apakabar lo Jeff?"

"Muka lo nggak berubah ya? Masih imut-imut kayak dulu terakhir ketemu." ucap gue basa-basi kepadanya. Gue terakhir ketemu muka dengan Jeffry mungkin sekitar lebih dari setahun yang lalu. Kami berhubungan bisnis hanya lewat komunikasi telepon saja.

"Hahahah sial lo! Baru ketemu udah ngejek gue aja. Dasar Ricksonn..to..." ucap dia merespon ejekan ku dengan ingin memanggil nama gue dengan panggilan Ricksonntol. Gue yang menyadari Jeffry ingin menyebut nama konyol yang biasa digunakan untuk mengejek segera menyala sebelum dia menyelesaikan ucapannya itu.

"Eh, ini kenalin temen gue. Natasya" ucap gue seraya mengenalkan Natasya ke Jeffry.

"Oh iya, Jeffry"

"Natasya." sambut Natasya singkat menyebutkan namanya sambil mereka berdua berjabat tangan. Kulihat agak lama Jeffry menjabat tangan Natasya sambil terlihat seperti berpikir mengingat sesuatu.

"Oh iya. Gue inget! Lo Natasya istrinya Nicky kan? Nicholas Bramastyo?" ucapnya tiba-tiba sambil menyebutkan nama lengkap Nicky sahabatku.

Gue dan Natasya terkejut karena Jeffry ternyata juga mengenal Nicky. Kulihat Natasya seperti berpikir mengingat-ingat sesuatu juga. Tapi keterkejutan gue kalo Jeffry ternyata kenal dengan Nicky membuat gue cukup panik. Dia kenal sahabat gue Nicky, dan tadi dia mendengar suara desahan Natasya yang adalah istri Nicky di mobil tadi.

"Eh? Kamu Jeffry yang dulu temannya Nicky waktu jual-beli mobil itu kan?" Ucap Natasya yang ternyata juga mengenali Jeffry.

"Iya betul mbak." ucap Jeffry membenarkan pernyataan Natasya. Dia lalu melirik gue sesaat sambil raut wajahnya seperti ingin bilang "Parah lo Rick! Bini orang lo embat juga!"

"Nggak usah panggil mbak kali mas. Aku masih belum setua itu buat dipanggil mbak." ucap Natasya menolak dipanggil Jeffry dengan sebutan mbak dengan ekspresi tersenyum dengan sangat manis.

"Oh.. Kalo panggil sayang boleh?" Sambil tersenyum menggoda Jeffry mulai melancarkan godaan kepada Natasya dan dia hanya tertawa mendengar gombalan Jeffry. Wanita ini tidak tahu sebenarnya siapa orang yang bernama Jeffry ini, yang sedang berusaha menggodanya. Terlihat jelas oleh gue senyuman Jeffry ini memiliki maksud tertentu.

"Eh, mana proposal gue sini?" potong gue tiba-tiba ingin menghentikan Jeffry bertindak lebih jauh lagi. Lalu Jeffry melepaskan jabatan tangannya dan menyerahkan map merah itu ke gue.

"Sambil duduk situ aja yuk Rick, Natt. Biar enak ngobrolnya." kata Jeffry mengajak kami sambil menunjuk kursi yang disediakan di lobby hotel ini ketika gue membuka map itu sambil membacanya sekilas. Gue melihat Natasya sebentar meminta pendapatnya, dan dia menganggukkan kepalanya menyetujui ajakan Jeffry.

Dan kami bertiga pun berjalan ke arah kursi lalu duduk disitu. Lalu Jeffry memanggil petugas yang berjaga di situ untuk memesan sesuatu.

Perubahan dalam Pernikahan (Cuck Old Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang