Pam Tahu Apa yang Mereka Lakukan

86 13 0
                                    

             Honey dengan stelan jas cream dan kemeja putih yang ia kenakan benar-benar mengesankan banyak orang. Ia berjalan dengan mantap di loby menuju lift. Pegawainya terpana melihat pesona CEO mereka yang kali ini sungguh berseri. Ia menyapa siapa pun yang ditemuinya hingga berada di bibir lift.

"Selamat pagi," sapa Honey pada tiap karyawan yang lewat.

             Honey menyapa Manow dengan riang juga, "Selamat pagi, Sekretarisku!" sambil melangkah menuju ruangannya sambil melukiskan senyum marmut di wajahnya. Apakah Manow bingung? Tentu saja. Ia menerka, apa setan yang merasuki sahabat sekaligus bosnya itu.

              Saat hendak menghampiri bosnya itu, Marissa datang dan menawarkan Manow sepotong sandwich kepada Manow. "Selamat pagi, Bu Manow. Saya ada sepotong roti lapis, apakah ibu mau?" tanya Marissa. Tatapan dingin Manow tidak menggetarkan usaha Marissa yang memang sudah kagum dengannya sejak awal. Honey yang melihat itu dari jendela pun segera menghubungi Manow dari telepon kantornya.

*Kriiing

"Terimalah, lihatlah senyum manisnya itu," Honey menyambar tanpa menunggu jawaban Manow. Honey langsung menutupnya.

               Manow yang mengangkat telepon itu memandangi Honey dari jendelanya. Ia hanya mengernyitkan alis. Mereka berkomunikasi dengan tatapan saja. Honey pun hanya memberikan senyum jahil kepada sahabatnya itu. Lalu, ia melengos dan melanjutkan pekerjaannya menyortir beberapa brand yang akan bekerja sama dengan agensinya.

"Letakkan saja di sana, terima kasih," Manow berucap tanpa menoleh kepada Marissa.

              Marissa yang mendengar itu pun menyunggingkan senyumnya. Lesung pipi di dagunya sungguh memesona namun belum juga mampu meluluhkan hati Manow yang batu itu. Baiklah, kita tinggalkan dulu kisah mereka. Fokus dengan pemeran utama kita ya.

...

"Run, bisakah kau ke kantorku sekarang?" Clay bicara dalam panggilan dengan Run.

"Bisa saja, mumpung aku sedang dalam perjalan. Ada yang pentingkah?" tanya Run sambil menyetir.

"Ya, ada yang harus kita bicarakan," imbuh Clay dan dijawab persetujuan oleh Run.

                Clay yang sedari tadi merancang rancangan promosi untuk kateringnya pun mulai mencari-cari cara yang kekinian namun tetap elegan. Clay tidak menyukai promosi yang berbau gimmick dan tipu daya. Namun, ia kini membutuhkan cara promosi yang lebih menarik namun dengan budget yang tidak begitu mahal. Mengingat kateringnya belum terlalu besar.

                Run adalah orang yang paling tepat untuk diajak berdiskusi mengenai hal ini. Run termasuk orang yang aktif bersosial media, sehingga ia mengetahui perkembangan zaman melalui sosial media. Clay hanya fokus pada pekerjaan dan perusahaannya. Jika dunia maya dia tidak mahir, maka dunia bisnis dia adalah pesohor.

                Ya, Clay dan Run sudah merasa sangat cocok dalam hubungan pertemanan dan bisnis. Hanya saja, Clay masih belum mau beranjak dari kursi katering dan kebun organiknya itu. Run pun tidak bisa berbuat apa-apa. Hal yang terpenting adalah ketika Clay dibutuhkan untuk mengurus perusahaan, ia selalu ada dan sigap di balik layar.

"Jadi, apa yang akan kau bicarakan?" tanya Run sambil mendudukkan tubuhnya di sofa ruangan Clay.

"Aku akan membuat promosi untuk GreenCatering dan memasarkan produk MineGreen ke beberapa super market lain," jawab Clay sambil membawa tabletnya. Clay menunjukkan rancangan renacannya ke depan.

"Bukankah produk MineGreen sudah kita pasarkan di super market kita? Itu saja masih cukup kewalahan," pungkas Run dengan serius.

"Iya betul. Aku ingin yang lebih menantang dan lebih luas. Maka, aku akan mencari lahan lain untuk membangun MineGreen lagi. Bantulah aku untuk berinvestasi di sana," Clay menimpali dengan serius.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang