BUJUK DAN HUKUMAN

133 15 9
                                    

Clay benar-benar kehabisan akal kali ini. Ia tahu kekasihnya sangat marah kali ini. Setelah lelah berkutat dengan permasalahan kantornya, ia makin membuatnya tidak nyaman. Seharusnya ia menjadi sandaran kekasihnya namun justru menjadi sumber kekesalannya. Run yang tidak tahu menahu keberadaan Honey pun hanya diam mematung. Jelas terlihat kemarahan di mata Honey.

Honey telah mendengar ucapan Run. Ia kesal. Dadanya sesak mengetahui bahwa kekasihnya menyembunyikan hal sebesar itu. Ia bingung harus bagaimana. Luka di tubuh kekasihnya ternyata karena mencari bukti dan rekaman cctv untuk kasusnya. Honey tidak tahu harus berkata apa. Honey melengos dan berjalan menuju pintu.

"Sayang..." Clay menahan tangan Honey yang masih memegang baju Clay.

"Apa lagi yang kau sembunyikan dariku, huh?!" Honey meninggikan suaranya dan memberikan baju Clay dengan mendorong badan Clay.

Tanpa menunggu Clay berbicara, Honey bergegas pergi. Clay yang masih belum mengenakan baju tidak berbuat apa-apa. Ia melempar bajunya dengan kasar.

"Shit!" Umpat Clay.

Run yang melihat pemandangan itu hanya terpaku tidak mampu berucap apa-apa. Clay masih bingung dan memakai bajunya dengan cepat. Ia berusaha menyusul Honey namun tak terkejar. Honey telah melajukan mobilnya dengan cepat. Clay mendengus kesal dan berjalan menuju mobilnya.

Honey mengendarai mobilnya dengan perasaan yang campur aduk. Dia merasa tidak terima karena kekasihnya berbohong. Meskipun ia merasa sangat beruntung dibantu oleh Clay. Namun, jika bantuannya menimbulkan luka untuk kekasihnya, ia merasa sangat bersalah dan merasa menjadi beban bagi kekasihnya. Sepanjang perjalanan ia menangis tersedu-sedu dan kencang di dalam mobilnya.

Clay mencari Honey ke kantornya namun tidak menemukannya. Ia hanya bertemu dengan Manow yang sama bingungnya melihat wajah Clay penuh lebam. Clay tidak menjawab apa pun pertanyaan Manow. Ketika tahu Honey tidak di ruangannya.

Clay panik karena tidak bisa menghubungi kekasihnya itu. Hingga malam ia berkeliling mencari Honey. Ia telah mencari ke tempat-tempat yang pernah mereka singgahi namun nihil. Tidak ada di mana pun. Hingga akhirnya ia menyerah dan menghubungi Manow.

Manow memberikan sebuah alamat bar yang biasa mereka datangi. Ternyata itu adalah salah satu bar yang dinaungi oleh perusahaannya sendiri. Seketika Clay merasa sangat bodoh karena tidak memanfaatkan otoritasnya dalam hal ini. Clay pun melajukan mobilnya dengan kencang menuju bar tersebut.

Clay bertemu dengan Manow di sana. Ternyata Manow telah bersama Honey sejak sore hari di sana. Manow sengaja tidak memberi tahu Clay karena Honey yang memintanya. Namin, setelah melihat Honey benar-benar kacau, ia menjawab pesan dari Clay. Berharap wanita itu bisa menyelesaikan masalah di antara keduanya. Sesungguhnya Manow juga kesal dengan sikap Clay yang menutupi hal penting seperti yang diceritakan Honey. Namun, Manow paham jika berada di posisi Clay.

"Selesaikanlah masalah kalian. Jika nanti kakak melakukan hal yang sama, aku tidak bisa membantumu lagi," ucap Manow datar sambil memberi tahu di mana meja mereka.

Setelah Clay tahu letak meje Honey, ia langsung masuk dan menghampiri Honey. Terlihat Honey ditemani Marissa sedang duduk dengan tatapan kosong. Matanya sembab sebab menangis dari pagi. Tangannya bergetar memegang gelas yang masih berisi minuman. Ia tahu betul kekasihnya bukanlah peminum namun kali ini kasusnya berbeda. Clay merasa telah berbuat kesalahan yang sangat menyakiti hati kekasihnya.

"Sayang, ayo kita pulang," Clay berucap lembut sambil melepaskan gelas dari tangan Honey.

Marissa yang tahu Clay datang pun meninggalkan mereka berdua. Honey hanya menatap Clay datar. Ia ingin mengeluarkan semua kekesalannya namun tenaganya telah ia habiskan untuk menangis sepanjang hari. Tidak ada kata apa pun yang keluar dari mulutnya. Hanya tatapan datar dan kekecewaan. Clay menatap mata kekasihnya dengan penuh penyesalan. Digenggamnya tangan kekasihnya itu.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang