MENUNJUKKAN CINTA TIDAK MELULU BERCINTA

104 16 11
                                    

Sudah beberapa hari Honey disibukkan dengan kasus percobaan pemerkosaan terhadap artisnya, Sonya. Suatu waktu Honey juga terpaksa menghadiri pengadilan dan menjalankan pemeriksaan sebagai saksi karena Sonya adalah artis di bawah naungan agensinya. Beruntungnya ia memiliki Clay yang selalu menemani dan menggunakan otoritasnya dalam menyelesaikan kasus ini. Kasus ini akhirnya berakhir dengan hukuman penjara bagi Wiva dalam durasi dua puluh tahun karena ini bukanlah kasus pertamanya.

Apakah hukuman Wiva hanya sampai di sana? Tidak. Clay yang sudah memikirkan ini dengan cermat, ia juga memiskinkan Wiva dengan mengakuisisi studio musiknya. Run dan Kaluna tentunya yang membereskan persoalan tersebut. Kini studio milik Wiva berpindah ke tangan naungan Orion Town. Selain itu, mereka juga mengganti nama studio tersebut menjadi nama yang lebih segar agar tidak teringat dengan kelakuan pemilik sebelumnya. Tentu saja nama itu berganti menjadi Orion Music.

Kini Honey tengah duduk di sofa menunggu Clay yang sedang melakukan pertemuan dengan calon peserta pelatihannya. Honey hendak mengajak Clay untuk makan siang bersama dan berdiskusi dengannya mengenai rencana kerjanya selanjutnya. Sejak kejadian Wiva, kini Honey akan selalu berdiskusi terlebih dahulu dengan kekasihnya sebelum mengambil keputusan. Bukan semata menghargai Clay sebagai kekasihnya namun memang karena Clay memiliki wawasan yang luas.

"Terima kasih, Kak Clay! Kami akan segera mulai pelatihan setelah kakak mengirimkan jadwalnya. Terima kasih atas pelatihannya hari ini," ucap seorang perempuan dengan senyum manisnya.

"Ya, sama-sama. Silakan menunggu jadwal. Sekretaris saya akan mengirimkannya melalui group pelatihan nanti," ucap Clay datar.

"Aw, apa kami perlu membuatkan groupnya? Bisa tuliskan id line kakak?" tanya perempuan itu lagi.

"Tidak perlu, Pam akan membuatkannya untuk kalian," jawab Clay lagi dengan cepat.

Kali ini pesertanya lebih banyak. Ia sengaja menambah kuota pelatihannya menjadi lima orang. Salah satu peserta ini memang paling ramah dan selalu mengajak Clay bersenda gurau. Namun, Clay justru merasa sangat risih. Entah mengapa. Padahal saat pelatihan pertama, Honey juga bersikap demikian. Namun, Clay tidak merasa risih seperti yang ia rasakan saat ini. Perempuan it uterus-terusan mencoba membuka obrolan untuk menghambat kepulangan mereka hingga Clay merasa benar-benar lelah.

"Sayang, kamu sudah dari tadi?" ucap Clay meninggikan suara agar perempuan itu berhenti bicara dengannya.

"Oh, Hi, Babe. Mmm, aku baru saja sampai. Kamu lanjutkan saja dulu. Aku tidak apa-apa," jawab Honey kaget karena Clay tiba-tiba memanggilnya.

"Babe?" gumam perempuan itu.

"Ya. Itu calon istri saya," ucap Clay mantap.

Honey yang mendengar itu hanya tersenyum sambil membaca file pada tabletnya. Ia tahu betul kekasihnya sedang merasa tidak dalam perasaan yang nyaman. Perempuan yang sedari tadi mencari perhatian pada Clay pun tersekat dan mengubah ekspresinya. Terlihat kecewa namun tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, gerombolan perempuan muda itu pun berpamitan dan keluar dari ruangan Clay.

"What happened, Babe?" tanya Honey lembut sembari mengelus kepala Clay yang sudah berada di pangkuannya.

"Tired," jawab Clay singkat.

"Berisik sekali. Tidak berhenti bicara padahal aku sudah menunjukkan sinyal tidak nyaman, huh!" tambahnya dengan kesal.

"Benarkah? Bukankah aku juga sering membuatmu kesal saat pertama kali pelatihan?" tanya Honey menggoda.

"Its different, Babe," keluh Clay.

"Apa tuh bedanya kalau boleh tahu, huh?" tanya Honey menggoda kekasihnya.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang