BANYAK MATA MEMANDANG MEREKA

87 14 3
                                    

         Clay dan Run sedang dalam perjalanan menuju lokasi shooting promosi untuk kateringnya. Setelah beberapa hari melakukan persiapan program dan paket defisit kalori, akhirnya mereka sampai pada tahap pengambilan gambar dan video. Talent, script, dan alat-alat shooting telah disiapkan oleh pihak Stars Studio. Clay dan Run hanya mengamati setiap proses shooting yang dilakukan agar sesuai dengan yang diharapkan oleh Clay.

           Set untuk latar shooting mereka adalah lokasi pemotretan di studio Stars Studio. Clay menginginkan set dan dialog yang senatural mungkin. Sehingga, Dew dan Giaw menyiapkan ruang pemotretan sebagai lokasi shooting mereka. May dan Fay selaku bintang iklannya telah sampai lebih dahulu karena harus merias wajah dan memakai kostum yang telah disiapkan. Dew dan Giaw tengah sibuk mengatur seting lampu, properti, dan tetek bengeknya bersama timnya.

           Clay dan Run telah sampai di kantor Stars Studio. Clay memberikan kunci mobilnya pada seorang penjaga yang bertugas memarkirkan mobil di parkiran. Clay dan Run melangkah ke dalam loby. Semua mata tertuju pada kedua orang yang sangat menawan itu. Clay dengan kemeja putih dibalut jas dan celana panjang putih serta rambut terurainya benar-benar memikat siapa pun yang melihatnya. Tidak kalah menawannya, stelan jas biru dongker dan sepatu pantofel mampu membuat orang-orang yang melihatnya tertegun.

"Mengapa mereka tampan dan cantik secara bersamaan?" ucap seorang karyawan yang terpaku memandangi mereka berjalan.

"Oh Tuhan, ternyata ada ciptaanMu yang sesempurna ini?" karyawan lain menimpali.

"Bolehkah aku memiliki salah satu dari mereka?" seorang karyawan menghayal dan meracau.

          Clay yang awalnya berjalan dengan santai, mempercepat langkahnya. Tentu saja Run kaget dan ikut mempercepat langkahnya. Clay berjalan dengan tatapan dingin dan alis yang hampir menyatu sambil membuka kancing jasnya. Tidak lama kemudian ia membuka jasnya. "Woowww! Tampan bahkan caranya membuka jas pun sangat memesona!" ucap karyawan yang sedari tadi masih memperhatikannya. Namun, setelah melihat apa yang dilakukan Clay, lidah mereka kelu dan menelan ludah dengan gugup dan takut.

"Apakah tidak ada pilihan baju yang lain untuk kamu gunakan ke kantor?" bisik Clay di telinga Honey yang sedang menunggu lift terbuka sambil menutupi bahu dan punggung Honey dengan jasnya.

"Oh, Aw. Kamu sudah sampai? Katamu akan datang lebih siang?" Honey terkejut melihat kekasihnya telah sampai.

"Perasaanku kurang enak. Benar saja. Kekasihku sedang memamerkan keindahannya," jawab Clay datar dan kesal.

"Ini normal, Sayang," jawab Honey lembut sambil mengaitkan tangannya pada lengan Clay yang tengah cemburu.

          Honey mendongakkan kepalanya agar dapat melihat wajah kaku kekasihnya, "Kamu akan mendiamiku hari ini?" tanya Honey dengan ekspresi seperti seorang anak kecil. Matanya berkedip-kedip merayu Clay. Clay tak tahan dengan itu, ia melepaskan tangan Honey dari lengannya dan melingkarkan tangannya pada pinggang kecil Honey. Dikecupnya kening Honey cukup lama dan berbisik, "Kamu membuatku panas pagi ini." Honey hanya tersenyum. Saat pintu lift terbuka, mereka berempat masuk. Ya, Run, Clay, Honey, dan Manow.

             Manow sibuk dengan tabletnya. Run memandang tajam ke depan. Tatapannya kosong dan tajam seperti akan memanah seseorang. Tidak kalah dinginnya, Clay memandangi laki-laki dan perempuan yang memandangi kekasihnya. Hanya Honey yang memancarkan senyum ramah pada karyawannya yang sesekali menoleh ke arahnya. Tahu kekasihnya diperhatikan, Clay mengeratkan pelukannya. Honey kaget karena tiba-tiba tubuhnya ditarik mendekat oleh Clay.

"Aw! Apakah itu kekasih Bu Honey?!" seorang karyawan menghela nafasnya setelah keempat orang itu masuk ke dalam lift.

"Ternyata mereka sangat serasi," ucap seorang karyawan yang terpana melihat pasangan itu.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang