PICNIC DATE

93 14 0
                                    

Clay dan Honey berjalan menuju ke arah pintu masuk villa. Saat hendak memeluk sahabatnya, Honey terhenti dan terkejut. Matanya terbelalak dan mulutnya menganga tidak menyangka. Clay yang melihat itu hanya tersenyum gemas. Ia mengelus bahu kekasihnya agar Honey lekas tersadar.

"Ah? Marissa!!?" seru Honey.

"Selamat sore, Bu Honey," ucap Marissa dengan senyum merekahnya.

"Kau tidak akan mengenalkannya padaku? Kalau Marissa, kurasa kau sudah kenal," Manow memecah ketegangan dari mata Honey.

"Saya Clay," ucap Clay sambil mengulurkan tangannya ke arah Manow.

"Saya Manow," Manow menyambut uluran tangan Clay.

"Saya Marissa," Marissa ikut menjabat tangan Clay.

"Jadi, kau tidak akan mengenalkannya padaku, Honey?" tanya Manow lagi kepada Honey.

"Ah-eh oke. Kenalkan ini Kak Clay. Orang yang akan menjadikanku istrinya," ucap Honey.

"Lalu, bagaimana denganmu huh?" tagih Honey kepada Manow.

"Bukankah kau yang menyuruhku untuk tidak membuang kesempatan?" ucap Manow.

Manow dan Marissa telah berkencan rupanya. Honey senang melihat temannya sudah mau melangkah. Tapi, Honey hanya terkejut melihat pergerakannya yang tiba-tiba.

"Baiklah, ayo. Saya akan mengantarkan kalian ke kamar kalian," ajak Clay.

"Sayang, bisakah kamu tidak seformal itu? Manow itu sahabatku. Jadi, anggaplah dia seperti adikmu juga. Kau juga! Anggaplah dia sebagai kakakmu," Honey menjelaskan.

Clay dan Manow mengangguk setuju. Clay pun menuntun Manow dan Marissa menuju kamarnya di lantai dua. Kamarnya tepat di sebelah kamar Clay dan Honey. Di belakang mereka diikuti oleh pegawai yang membantu mereka membawa koper bawaan Manow dan Marissa. Clay dan Honey membiarkan dua pasangan baru itu untuk beristirahat sedangkan mereka kembali ke bawah untuk menyiapkan hal untuk piknik nanti.

"Sayang, sepertinya kamu melupakan sesuatu," ucap Clay sambil memeluk pinggang kekasihnya sembari menuruni anak tangga.

"Apa, Sayang?" tanya Honey bingung.

"Pam dan Dew?" tanya Clay.

"Oh, aku sudah mengirimkan pesan dan lokasi kita sejak tadi kita dalam perjalanan, Sayang," ucap Honey sambil tersenyum.

Senyumnya manis. Honey memeluk Clay dari samping. Ia senang karena Clay ingat dengan sahabat-sahabatnya. Honey tidak menyangka Clay memiliki perhatian yang begitu besar terhadapnya. Tidak banyak pasangan yang mampu menerima sahabat kekasihnya. Clay adalah standar bagi pasangan lain di luar sana.

Tidak lama kemudian Manow dan Marissa pun ikut turun. Mereka hendak membantu Clay dan Honey. Namun, ternyata semua perlengkapan telah siap. Mereka berdua justru sedang duduk bermesraan di ruang tv sambil menonton. Manow dan Marissa pun bergabung dengan mereka. Sofa besar yang dapat dijadikan tempat tidur itu pun sangat nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul nantinya.

"Jadi, kapan kalian mulai berkencan?" tanya Honey santai sambil bersandar di belukan Clay yang bersandar pada kepala sofa yang di pinggir. Clay yang mendengar itu pun hanya mengelus perut Honey yang sedari tadi dipeluknya dari belakang.

"Kemarin malam," jawab Manow singkat.

"Syukurlah. Marissa, jika dia menyakitimu, katakan padaku!" seru Honey pada Marissa.

Marissa hanya tersenyum, "Hehehe baik, Bu Honey."

"Tidak perlu panggil aku dengan sebutan itu. Usia kita tidak begitu jauh. Kau cukup menganggapku kakakmu," jawab Honey ramah.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang