"Aku Belum Pernah Melakukannya"

128 11 4
                                    


Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Honey merasa ini sudah cukup. Ia pun beranjak dan mengajak Clay untuk tidur ke kamarnya. Clay tidak begitu mabuk. Matanya saja yang terlihat sayu dan kehilangan sedikit keseimbangan. Berbeda dengan Run dan Manow. Mereka benar-benar kehilangan kewarasannya. Gerakan dansanya sudah benar-benar lepas dan liar.

"Ajaklah Manow ke kamar," ucap Honey sebelum menghanpiri Clay.

Honey dan Marissa memapah Clay dan Manow untuk ke kamar. Namun, Marissa terlihat kewalahan memapah Manow yang benar-benar mabuk. Akhirnya, Kaluna membantu Marissa untuk memapahnya. Run? Dia dibiarkan saja karena ia pasti akan berakhir tidur di sofa nantinya. Dew dan Giaw hanya menatapi saja dua orang yang tengah dipapah menuju kamar.

"Sayang, aku bisa sendiri," ucap Clay lembut yang pinggangnya di peluk erat oleh Honey.

"Iya, aku tahu. Tapi aku hanya ingin memelukmu," jawab Honey.

Honey membuka kamar dan meletakkan Clay di atas kasur. Clay menurut saja apa yang diarahkan oleh Honey. Di tengah udara yang sangat dingin, Clay justru meneteskan keringat efek alkohol dan berjoget sepanjang malam. Honey menyeka keringat kekasihnya. Clay yang merasa kepanasan membuka kaus yany tengah dari tadi dipakainya.

Honey yany melihat Clay tiba-tiba membuka baju pun kaget sebentar. Ia terpana melihat tubuh kekasihnya itu. Perut rata dan keras membentuk beberapa kotak di tengahnya membuat Honey menelan ludahnya. Setelah sadar ia telah memandangi tubuh Clay cukup lama, Honey beranjak berniat mengambilkan baju ganti. Namun, belum sempat ia berdiri, Clay menarik tangannya.

Honey terjatuh di atas tubuh Clay yang masih sedikit berkeringat. Leher Clay yang basah karena keringat semakin menambah kesan seksi wanita itu. Honey berdegup kencang ketika tahu wajahnya sungguh dekat dengan wajah Clay. Clay memeluk pinggang Honey dan mengelusnya penuh kasih. Perlahan tangan Clay meraba leher belakang Honey.

Mereka pun mempertemukan bibir keduanya. Clay mencium bibir Honey dengan lembut. Bibir Honey terasa manis. Dihisapnya dengan lembut bibir atas dan bawah Honey. Honey pun membalasnya. Aroma alkohol cukup kuat tercium dari bibir Clay. Terasa nafasnya habis, Honey mendorong pelan bahu Clay agar melepaskan ciumannya.

"Apakah aku perlu berkumur dulu?" tanya Clay yang sadar dirinya sangat berbau alkohol.

"Tidak, aku menyukainya," jawab Honey dan melumat bibir Clay dengan lembut.

Clay yang mendapat ciuman itu pun membalas lumayan Honey. Kecupan demi kecupan, hisapan demi hisapan, hingga akhirnya permainan lidah di dalamnya membuat kemesraan itu bukan lagi sekadar kecupan kasih. Honey mengelus telinga Clay dengan lembut, itu membuat Clay semakin terpacu. Tangan Clay mulai masuk ke dalam pakaian Honey.

Decit kecupan yang dilakukan keduanya membuat intensitas keduanya semakin panas. Clay mengangkat sedikit tubuh Honey hingga ciuman mereka terlepas. Clay membuka sweater yang dikenakan Honey beserta baju lengan panjang di dalamnya. Kini ia melihat tubuh Honey yang begitu indah di dalamnya. Ia mengelus pelan pinggang Honey.

Honey yang tidak tahan melihat ekspresi Clay pun mencium kembali bibir kekasihnya. Perlahan turun ke arah leher Clay yang semakin berkeringat. Aroma tubuh Clay ketika berkeringat itu pun semalin disukainya. Aroma segar yang keluar dari tubuhnya berpadu indah dengan aroma rouge dari parfumnya. Clay mengerang lembut saat gadis itu menciumi lehernya dengan bibir lembutnya.

Clay merasa tidak dapat menahan hasratnya. Ia memutarkan badannya kuat hingga posisinya kini terbalik. Clay memandangi Honey dari atas dengan tatapan yang penuh gairah. Honey pun memberikan respon yang sama. Clay mencumbui pelan mata, hidung, dan bibir Honey dengan lembut. Hingga akhirnya ia membuka bibirnya agar Honey mengeluarkan lidahnya.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang