CLAY MENEPATI UCAPANNYA

127 14 10
                                    

        Clay dan Honey tengah menikmati pasta di sebuah restoran Italia. Mereka memilih restoran tersebut karena jaraknya dekat dengan bioskop. Mereka makan dan berbincang mengenai film yang telah mereka tonton. Senda gurau dan aura kebahagiaan terpancar di antara keduanya.

"Aku akan membeli baju terlebih dahulu sebelum pulang ya, Sayang?" Honey izin dengan Clay.

"Baju?" Clay bertanya heran.

"Iya, kita akan ke apartemenmu 'kan?" tanya Honey polos.

"Mmm. Kamu bisa memakai bajuku, Sayang," ucap Clay.

"Mmm, tidak. Aku ingin membeli baju tidur dan kubiarkan di sana," Honey menggeleng.

"Hmm. Baiklah. Belilah yang kamu mau," ucap Clay sambil membetulkan jasnya yang menutupi tubuh Honey.

"Hmm. Aku tidak bisa memakerkan dressku hari ini," ucap Honey manyun.

"Huh?" tanya Clay penasaran.

"Ya, kamu menutupnya sedari di kantor hingga saat ini," ucap Honey ketus.

"Terlalu seksi," ucap Clay datar.

"Memang kenapa kalau seksi? Bukankah kamu menyukainya?" tanya Honey menggoda.

Clay tersedak dan gugup, "Iya, tapi itu hanya untukku. Tidak untuk orang lain."

"Ooh. Begitu. Jadi, kamu cemburu?" tanya Honey lagi dengan nada menggoda.

"Ya," Clay menjawab cepat.

           Honey mencubit perut kekasihnya. "Itulah yang aku rasakan saat kamu pergi ke bar dengan Run dan berpakaian sangat menawan!" ucap Honey sambil memutarkan bola matanya. Clay pun hanya meringis dan tersenyum paksa karena menahan cubitan Honey. "Maaf, Sayang. Bisakah kita tidak mengungkitnya lagi?" ucap Clay memohon. Honey hanya membuang muka dan memakan makanannya.

             Honey dan Clay memasuki sebuah pusat perbelanjaan pakaian. Honey berjalan memilih-milih baju yang ia inginkan. Clay hanya menunggunya di kursi customer khusus para pasangan yang menunggu kekasih mereka berbelanja. Clay memainkan ponselnya dan tidak peduli dengan bisik-bisik orang yang mengagumi dirinya. Honey pun fokus dengan kegiatannya memilih baju tidur yang akan ia simpan di apartemen Clay.

             Setelah beberapa saat, Honey dan Clay tiba di apartemen. Honey mendudukkan dirinya di sofa dan membiarkan Clay untuk mandi duluan. Ia memutar musik romance di tv. Disandarkannya kepala pada leher sofa sambil memejamkan mata menikmati alunan musik.

"Sayang, mandilah. Setelah itu kamu bisa tidur," Clay membangunkan Honey.

             Honey menoleh dan mengangguk. Honey bangkit dan beranjak ke kamar mandi. Namun, sebelum Honey masuk ke kamar Clay, Clay meminta izin padanya untuk menenggak segelas anggur. "Minumlah, selagi kamu bersamaku," ucap Honey santai dan tersenyum. Clay pun mengangguk dan mengambil wine di dalam lemari yang penuh dengan berbagai jenis minuman.

             Clay menunggu Honey sembari membaca sebuah buku mengenai nutrisi dan tips defisit kalori. Ia sungguh-sungguh mempelajari hal itu karena berkaitan dengan bisnisnya. Sesekali ia menenggak anggur merah di gelasnya. Sudah gelas ketiga kini yang ia minum.

"Sudah berapa gelas?" tanya Honey yang keluar dari kamarnya.

             Clay menelan anggur merah dimulutnya dengan gusar. Ia memandangi Honey dengan baju tidur hitam dan berenda di bagian dadanya. Modelnya adalah sebuah baju terusan sebatas setengah paha. Itu membuat tubuh Honey benar-benar terbuka. Clay memandangi setiap lekuk tubuh Honey tanpa berkedip. Honey pun berjalan melangkah mendekati Clay. Ia duduk di pangkuan Clay dengan menyamping dan mengalungkan tangannya pada leher Clay.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang