Menemani Run

76 11 0
                                    

           Clay sedang fokus memeriksa laporan keuangan kateringnya. Beberapa angka yang dianggap berlebih dilingkarinya dengan stabilo. Sesekali ia membandingkan pengeluaran dan pemasukan bulan sebelumnya. Ia mengangguk pelan karena melihat perkembangan yang cukup baik. Setelah itu, ia mulai merancang anggaran biaya yang diperlukan untuk pembuatan iklan kateringnya.

"Sayang, apa yang sedang kamu kerjakan?" tanya Honey yang baru selesai mandi.

"Aku sedang merancang anggaran biaya untuk promosi kateringku, Sayang. Kamu sudah selesai mandi?" tanya Clay lembut.

"Mmm. Bahkan di rumah pun kamu bekerja," Honey mengangguk menanggapi pertanyaan Clay dan dibalas kembali dengan pertanyaan.

"Aku hanya membunuh waktu agar tidak bosan, Sayang," ucap Clay sambil mengetik di komputernya.

"Oh, jadi kamu bosan denganku di rumah?" Honey mengernyitkan alisnya dan jalan menghampiri Clay.

"Astaga. Tidak begitu, Sayang. Sinilah duduk. Sejak kemarin kau merajuk, ada apa huh?" tanya Clay menarik tangan kekasihnya agar duduk di pangkuannya.

"Hmmm. Tidak. Aku hanya ingin bermanja denganmu," Honey menyandarkan kepalanya di kepala Clay yang tengah memeluknya.

"Oh, baiklah. Diamlah di sini dan temani aku bekerja," ujar Clay yang tengah mengetik sesuatu di komputernya.

"Hemm baiklah. Aku akan duduk di sini melihatmu bekerja," ucap Honey lesu.

            Honey memandangi apa yang dibuat oleh Clay. Sesekali Honey memberikannya masukan mengenai keperluan promosi yang akan dilakukannya. Pembiayaan yang dirasa berlebihan direvisi olehnya berkat bantuan dari ketelitian Honey. Meski dalam posisi yang malas, Honey tetap mampu mengamati sesuatu yang sedang Clay susun. Kecermatan Honey memang luar biasa. Itulah yang membuat Clay jatuh cinta lagi dan lagi kepadanya.

Drrt

Drrrt

Drrrt

"Ada apa?" ucap Clay mengangkat telfon.

"Kau di mana? Temani aku sekarang juga. Aku akan menunggumu di ruang vip," ucap Run.

"Aku akan izin dengan kekasihku dulu," jawab Clay sambil memeluk kekasihnya.

"Haish! Tidak bisakah kau mendahulukan aku sekarang?! Huh!?" jawab Run membentak Clay.

"Oke, oke. Aku akan menyusulmu. Jangan berbuat aneh," ucap Clay dengan cepat.

            Clay mematikan telfonnya lalu mengangkat wajah Honey yang sedari tadi bersandar di kepalanya. Tangannya yang melingkari leher Clay pun dilepasnya. "Sayang, Run ingin aku menemaninya. Bolehkah? Sepertinya dia sedang kacau," tanya Clay lembut memohon izin dengan kekasihnya.

"Ke mana?" tanya Honey datar.

"Di bar milik perusahaan kami," jawab Clay sedikit ragu. Kekasihnya itu pasti ragu juga mengizinkannya.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Honey penasaran.

"Entahlah. Yang pasti ini bukan mengenai pekerjaan. Dia tidak pernah sampai menuntutku jika hanya soal pekerjaan," jawab Clay dengan nada bingung juga dengan apa yang terjadi pada Run.

"Apakah aku bisa percaya padamu?" tanya Honey dengan tatapan sayu.

"Tentu. Aku akan menjaga kepercayaanmu," ucap Clay senyum mengelus pipi Honey kemudian mengecup bibirnya.

"Hmm, baiklah. Pergilah," ucap Honey sambil bangkit dari pangkuan Clay.

            Clay pun mengangguk dan mengganti pakaiannya. Ia mengenakan kemeja hitam yang dimasukkan ke dalam celana jeans panjang berwarna putih dan diikat dengan ikat pinggang. Tidak lupa ia menggunakan sepatu yang senada dengan celananya.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang