SETELAH PERNIKAHAN

54 16 0
                                    

"Mami! Hari ini aku menggunakan pakaian yang mana?" teriak Clay di ruang ganti kamarnya.

"Astaga. Aku lupa. Aku akan mengambilkannya untukmu, Sayang," teriak Honey dari dapur.

"Hhh. Tuh kan! Aku dinomorduakan!" keluh Clay dan duduk di pinggir ranjang dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya.

Clay duduk dengan menyilang tangannya menunggu kedatangan Honey. Wajahnya cemberut dan tatapannya tajam. Meskipun hanya menggunakan sport bra hitam andalannya, ia tidak merasakan dingin sama sekali.

"Maaf ya, Sayang. Ini bajumu. Aku sedang membuat mpasi di dapur," ucap Honey lembut sembari memberikan pakaian untuk kekasih hatinya yang tengah cemberut.

"Pakaiakan," ucap Clay merajuk.

"Hmmm. Kenapa manja sekali suamiku pagi-pagi? Hmm?" ucap Honey lembut mengelus pipi Clay.

"Kamu menduakanku!" ucap Clay ketus dan memalingkan wajahnya.

"Aw. Bagaimana mungkin aku menduakanmu? Aku selalu di rumah dengan Harvey," jawab Honey lagi dengan lembut.

"Huhh!" dengus Clay.

Honey memakaikan kemeja untuk Clay. Clay yang masih merajuk pun membuat Honey tertawa geli dengan tingkahnya. Tentu saja ia paham wanitanya cemburu karena waktunya lebih banyak untuk buah hati mereka yang baru menginjak masa mpasi. Honey memakaikan rompi dan jas untuk Clay. Setelah kancing terakhir, Honey mendongak dan mengecup bibir suaminya yang sedari tadi cemberut manja.

"Cemburu kok dengan darah daging sendiri, huh?" Honey gemas.

"Aku juga ingin dimanja olehmu. Tiap malam waktumu habis untuknya. Aku kapan?" Clay benar-benar merajuk seperti bayi.

"Iya, iya. Malam ini aku akan menemanimu," jawab Honey menenangkan.

"Kamu selalu berkata begitu. Saat akan melakukannya, pasti saja Harvey menangis. Apa aku tidak boleh menyentuh maminya, huh?" Clay masih dengan rengekannya.

"Hahaha! Mengapa kamu jadi sangat menggemaskan haaa?" Honey gemas mencubit pipi Clay.

"Mau ke manaaaa?" rengek Clay panjang karena belum mendapatkan penjelasan.

Honey mengambil ponsel di atas meja riasnya dan menelepon seseorang. "Apa kau bisa membantuku malam ini? Aku titip Harvey denganmu dua malam saja. Bayi besarku sudah merengek minta jatahnya," ucap Honey lewat panggilan telepon.

"Aww! Tentu saja boleh! Aku akan menjaganya dengan baik. Aku sudah merindukannya," ucap Marissa.

"Terima kasih!"

"Sama-sama, Kak. Siapa tahu dengan melihat Harvey, Kak Manow mau untuk menyusul kalian. Hehehe," jawab Marissa renyah.

Clay menutup teleponnya dan meletakkan kembali ponselnya. Clay yang masih menunggu di dekat ranjang memasang wajah senyum malunya. Honey menghampiri dan memeluk pinggang sang suami. "Mau ke mana malam ini?" tanya Honey lembut.

"Rahasia," ucap Clay berbisik.

"Hhh, baiklah. Aku akan menunggumu pulang. Aku sudah meminta Marissa untuk menjemput Harvey," ucap Honey mengecup bibir Clay.

"Aku ingin sarapan," Clay berbicara dengan sikap salah tingkah.

Clay pun melangkah gembira dan mengayunkan tangannya. Clay mengangkat Harvey dengan wajah kemenangan. "Hey, Boy. Today is my turn!" Clay berucap pada anaknya dengan senyum kemenangan dan mencium gemas pipi sang anak. Honey menggeleng melihat kelakuan Clay. "Menggemaskan sekali," gumamnya sambil berjalan mengikuti Clay ke meja makan.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang