MENARIK

74 12 2
                                    

             Clay dan ketiga peserta pelatihannya sudah berada di ruang seminar lagi. Setelah mereka membersihkan diri, kini waktunya makan siang. Setelah menelepon, Clay beranjak dari tempat duduknya menuju sebuah ruangan lain di ruang kerjanya. Di samping itu, tiga serangkai sedang menenggak minuman yang telah disediakan.

"Aku senag melihatmu tersenyum kembali," Giaw memecah keheningan. Matanya tertuju pada Honey yang sedang berusaha membersihkan bajunya yang kotor.

"Seperti ini maksudmu?" Honey menyeringai menggoda sahabatnya.

"Aku akan seperti ini setiap hari," Honey kembali menggoda mereka.

"Huh! Bukan begitu. Senyummu terlalu dibuat-buat. Bahagiamu tidak natural," jawab Dew menatap Honey serius.

             Seolah menyadari tatapan serius sahabatnya, Honey menatap mereka kembali, "Terima kasih ya, maaf aku merepotkan kalian selama ini," jawab Honey dengan senyum tipis dan tatapan tulusnya.

"Kau berhak bahagia atas hidupmu. Berhentilah menyiksa dirimu. Tidak apa terlihat tidak baik-baik saja. Tapi hanya sesekali ya. Kalau sering, kami bingung juga memikirkanmu!" jawab Dew lagi sambil memutarkan bola matanya. Honey meresponnya dengan tawa kecil.

            Tidak lama kemudian Clay masuk, "Maaf telah mengotori bajumu. Pakailah ini untuk sementara," Clay memberikan sepotong kaus yang tentunya akan kebesaran jika dikenakan oleh Honey. Honey menoleh dan hanya menatapnya heran.

"Mungkin akan sedikit kelonggaran, tapi saya rasa masih cukup untuk kau kenakan," imbuh Clay lagi. Seolah menjawab tatapan bingung Honey.

"Oh, baik. Terima kasih, Kak," Honey pun mengambilnya dan memindai seluruh ruangan.

"Masuklah ke ruangan itu, kau bisa mengganti bajumu di sana," Clay menunjuk ruangan yang tadi ia masuki untuk mengambil baju. Honey pun mengangguk kecil dan berjalan menuju ruangan yang ditunjukkan.

            Saat Honey melangkah, Dew dan Giaw saling berbagai pandang. "Ekhem, bajuku juga kotor," Giaw berdeham dan bergumam kecil. Clay yang hendak berjalan dan duduk di kursinya tiba-tiba terhenti karena merasa mendengar Dew dan Giaw berbicara. Clay menoleh, "Maaf, apa tadi?" tanya Clay sambil menoleh dua orang yang sedang duduk itu.

"Hah? Tidak ada apa-apa," jawab Giaw gelagapan. Dew yang melihat itu menyikut siku Giaw.

Clay pun lanjut dan duduk di kursinya.

"Bajumu besar sekali, Kak. Aku nyaris tenggelam, hehehe," Honey berjalan menuju kursinya dan terkekeh kecil.

              Clay yang melihat tingkah Honey layaknya anak kecil pun tersenyum tipis. Bagaimana bisa ia bisa bertingkah semenggemaskan itu. "Hah? Apa? Menggemaskan? Tidak, tidak!" ucap Clay dalam hatinya.

              Suara ketukan pintu membuyarkan pikiran Clay. Seorang pegawai kateringnya mendorong troli makanan dan menyajikan empat porsi steak vegetarian di atas meja. Honey, Dew, dan Giaw pun bingung melihat makanan di hadapan mereka.

"Ini adalah makan siang kita hari ini," Clay menjelaskan tanpa ditanya.

"Waah, ini buat kami, Kak?" tanya Giaw dengan mata berbinar.

Clay hanya mengangguk mengiyakan. "Silakan dinikmati," Clay menyilakan mereka untuk makan.

"Sepertinya di form pendaftaran tidak dijelaskan aka nada makan siang," celetuk Honey penasaran.

"Iya betul, kami sedang mencoba menu baru. Silakan dicoba," jawab Clay sekenanya.

"Waah, kami jadi kelinci percobaan?" Celetuk Honey menggoda.

Chapter Kehidupan: My TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang