40. House of card

25 4 3
                                    

.

Prosesi pemakaman bayi berjenis kelamin laki-laki berjalan dengan semestinya. Dengan seluruh kesedihan yang mengiringi perjalanan bayi tampan itu. Jungkook benar-benar terpuruk atas kepergian sang buah hati yang sudah dinanti kehadirannya.
Awalnya ia tak merespon apapun ucapan taehyung saat membicarakan pemakamannya, namun saat kakak iparnya itu sudah sangat tersulut emosi barulah jungkook menurut. Tak ada satu kalimatpun yang keluar dari mulutnya. Hingga semuanya selesai dan saat ini sudah kembali lagi kerumah sakit, ia tak berbicara sama sekali. Jungkook seperti patung hidup.

Kabar meninggalnya jeon soojung, putra jungkook dan soo young, juga membuat tuan hwang syok. Terlebih ia menyalahkan dirinya yang begitu marah serta berkata kasar kepada soo young. Ia merasa semua ini terjadi karena dirinya. Tuan hwang kembali mengurung diri didalam kamar setelah prosesi pemakaman cucu pertamanya, tanpa mau menemui siapapun termasuk bibi jeon.

Hal tersebut membuat bibi jeon khawatir mengingat kondisi tuan besarnya masih harus mengkonsumsi obat dari dokter. Sudah berkali-kali ia membujuknya, namun tak menghasilkan apapun.

Akan tetapi kabar tak baik ini tidak sampai ke telinga hoseok. Entah tidak ada yang mau memberi tahukan dirinya atau memang mereka sengaja tak memberi tahu hoseok.
Sebenarnya hoseok sendiri begitu mempertanyakan mengapa jimin sejak kemarin tidak muncul lagi. Saat bertanya kepada rosse, ia sedang ada urusan dan sama halnya jawaban yoongi saat ditanya hal itu. Tetapi ia tak ambil pusing, ada yoongi yang menemaninya saat malam hari dan rosse siang ini bersama putrinya lagi.

"A-apa ibumu tahu k-kau kemari ?".
Rosse menoleh pada hoseok dan segera menjawabnya.

"Tahu, oppa. Tidak mungkin aku mengatakan hal yang tidak benar, tapi tenang saja. Eomma tidak akan marah aku membawa dae Hwa kemari".

"B-Bagaimana bisa begitu ?".

"Antara wanita dengan wanita, tentu saja eomma akan mengerti".
Hoseok bingung dengan jawaban rosse sebenarnya, namun ia tak ingin mempertanyakannya.

Tok tok tok

Ceklek

"Noona, hyung..".

"K-kau baru datang ?".
Jimin melangkah masuk kedalam ruangan hoseok dengan seseorang mengikutinya dari belakang. Wajahnya tertunduk tak melihat kedepan sama sekali.

"Maaf, hyung.. aku datang bersama taehyung".
Itu karena bujukan jimin, lelaki tampan penuh karisma itu mau ikut bersamanya. Kali ini ia tak bisa membiarkan taehyung hilang dari pandangannya. Jimin tidak akan mengulangi hal sama seperti yang sudah terjadi.

"A-pa kabar ? M-maafkan a-aku, t-taehyung".

"Tidak apa-apa, hyung. Aku juga minta maaf".

"Hyung, boleh tidak taehyung tetap disini bersamaku ? Aku sedang tidak bisa membiarkannya sendirian saat ini".
Bingung sebenarnya yang ada dalam fikiran hoseok, ia sama sekali tak keberatan ada taehyung disini. Namun apakah pria itu mau ? Berada di dekat seseorang yang pernah menjadi kekasih gelap adiknya ? Dan secara tidak langsung hubungan mereka memberi pengaruh buruk kepada soo young.

"A-apa ada sesuatu y-yang terjadi ?".
Mendengar itu, jimin sekilas mengalihkan pandangannya pada rosse yang juga tengah menatapnya. Kakak iparnya itu tersenyum sebentar dan mengangguk.

"Soo young kehilangan bayinya dalam kandungan dan saat ini tengah kritis. Keluarga mereka tengah terguncang, hyung. Aku tidak bisa membiarkan taehyung hilang dari pandanganku".
Hoseok terkejut dan diam tak memberi jawaban.
Rosse mengerti mengapa hoseok tak merespon jimin, maka ia mengambil alih pembicaraan mereka.

"Sebaiknya kau yang berada disana bersama taehyung. Bagaimanapun juga, adiknya tengah membutuhkan kehadiran taehyung sebagai kekuatan".

"Niatnya memang begitu, noona. Tapi aku merasa tak enak denganmu dan yoongi hyung yang bergantian menjaga hoseok hyung dan menemani eommaku. Jadi aku berfikir membawa Taehyung kemari".

A Fragile House of Cards (Jung Hoseok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang