17. Amarah jimin

27 4 2
                                    

●●●

.

Ini hari ketiga pasca rosse melahirkan, sebenarnya ia sudah diperbolehkan untuk meninggalkan klinik dokter seokjin. Tetapi ia meminta agar tetap berada disana sampai tubuh putrinya siap menyesuaikan suhu dunia baru.
Bahkan sampai sekarang ia tidak mau berbicara dengan hoseok. Bukan karena tidak mau, rosse lebih tidak bisa menahan perasaan jika harus berhadapan dengan suaminya.

"Sayang...".

Hoseok mendekati rosse yang tengah memberikan asi sang buah hati. Rosse sama sekali tak menjawab, ia hanya melirik sekilas posisi hoseok berada. Raut wajahnya saja tak menunjukkan apapun, datar tanpa ekspresi bahkan terkesan sangat dingin. Dan hoseok menyadari itu.

"Aku mohon, maafkan aku, ji. Dengarkan aku sekali saja".

"Ayo, bercerai !".

Bukannya mendapat kesempatan, justru kata yang tidak ingin ia dengar sudah rosse ucapkan.

"Ji, aku mohon. Aku tidak bisa jika berpisah denganmu".

"Lalu ? Kita tetap bertahan dan mengabaikan wanita itu dengan kandungannya ? Kau fikir aku mau ?".

Hoseok tercengang istrinya bahkan tahu tentang kehamilan soo young. Itu artinya benar apa yang dikatakan dokter park saat setelah perbincangannya bersama soo young tempo hari, yang mengatakan bahwa rosse sempat datang namun tak berselang lama pergi meninggalkan rumah sakit. Ia kira itu tidaklah benar, dan jelas saja rosse pasti mendengar percakapan itu.

"Ji, aku mohon... Jangan tinggalkan aku, maaf sayang".

Rosse mendengar dengan sangat jelas suara bergetar hoseok memohon kepadanya. Mau bagaimana lagi ? ia juga tidak tahu apakah keputusannya sudah benar atau justru semakin membuat rosse ragu.
Air matanya juga sama deras kala hoseok sudah bersimpuh di hadapannya, ini kali pertama ia melihat suaminya rapuh.

"Lalu aku harus apa ? Aku sangat mencintaimu, oppa. Apa salahku sehingga kau menyakitiku sedalam ini ? Katakan padaku, dimana letak salahku ?". Tanpa sadar suara rosse lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan ia melupakan bayi kecil dalam dekapannya.

"Tidak, ji. Kau bahkan sama sekali tidak salah apapun, aku yang salah. Aku mencintainya tapi aku tidak bisa kehilanganmu, kau sangat berarti untukku".

Tanpa mereka sadari, ada sepasang telinga yang telah mendengar perdebatan itu.

Braakk

"Apa kalian tidak punya pikiran ? Berdebat dihadapan putri kecil yang tidak tahu apapun ?".

Yoongi mengambil paksa putri keduanya dari pangkuan rosse.

"Oppa..".

"Dia memang tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, tapi ingatlah dia lahir dalam keadaan belum siap sepenuhnya berada didunia ini. Selesaikan dan cari jalan terbaik untuk semuanya, bicarakan dengan perlahan".

Tak menunggu respon dari keduanya, yoongi pergi begitu saja dari ruangan rosse dengan membawa bayi mereka dalam dekapannya.
Entah bagaimana bisa yoongi yang memiliki watak mudah emosi, kini bersikap lebih tenang. Meski didalam hatinya ingin sekali menghajar hoseok sampai ia babak belur.

Selepas pintu tertutup rapat, rosse masih tak bergeming sedikitpun. Meski kini sang suami masih bersimpuh dibawahnya.

"Ayo selesaikan saja, oppa. Jangan menyiksaku terlalu lama lagi, apa dua tahun masih belum cukup ? Bahkan sekarang akan ada bayi diantara kalian kan ? Aku tidak apa. Aku sekarang mengerti, sejak awal kau memang tidak mencintaiku. Itu mengapa kau tidak ingin memiliki keturunan denganku, kan ?".

A Fragile House of Cards (Jung Hoseok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang