.
Hati yang patah karena cinta memang terasa begitu menyakitkan. Kepercayaan dan perasaan dihati seakan tidak ada harganya sama sekali setelah apa yang terjadi. Terlebih bila penyebab patahnya hati adalah orang terdekat yang begitu disayangi, ingin tahu sehancur apa ? Lebih sakit dari yang terbayangkan. Bahkan sakit hati itu melebihi rasa sakit kehilangan sang ayah untuk selamanya saat itu.
Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan sudah jimin lakoni beberapa bulan ini. Bahkan diakhir pekan yang biasa digunakan untuk bersantai ria dirumah dan menghabiskan waktu bermalas-malasan, tak lagi jimin lakukan. Ia lebih memilih mengerjakan pekerjaan yang masih terjadwal beberapa bulan kedepan. Jika tidak, maka ia akan mendatangi rosse dan keponakan cantiknya untuk mengisi kekosongan dan melupakan sakit dihatinya.
Perubahan itu dirasakan oleh ibu dan orang-orang disekitarnya. Jimin terlihat lebih banyak tanpa ekspresi dan lebih dingin dalam bersikap, tidak seperti jimin yang sebelumnya. Tentu saja nyonya ahn mengerti dengan perubahan drastis putra bungsunya itu, tapi apa yang bisa ia lakukan ? Ia juga kecewa, ia juga marah. Apakah sebanding dengan yang jimin rasakan ? Tentu saja tidak. Nyonya ahn sangat tahu bagaimana jimin begitu menyayangi hoseok meski hubungan keduanya tidak sedekat kakak adik pada umumnya. Hoseok sudah dituntut oleh keadaan untuk mengambil alih pekerjaan ayahnya, membuat banyak waktu hoseok terbuang untuk bekerja keras demi nyonya ahn dan jimin. Nyonya ahn juga yang menjadi saksi betapa jimin sangat mengagumi sosok sang kakak yang rela mengesampingkan masa-masa remaja yang penuh kemalasan demi mencukupi hidup mereka.Taehyung juga tak asing dengan kalimat jimin yang selalu terulang berkali-kali tentang kakaknya, 'hyungku itu sangat hebat, dia berarti dalam hidupku. Dia menjalankan peran sebagai kakak dan ayah diwaktu bersamaan. Meski kedekatan kami tidak begitu erat, tapi dia selalu berusaha yang terbaik untuk masa depanku dan kehidupan kami'.
Kenyataannya, kalimat penuh pujian dari mulut jimin seakan menjadi racun yang mematikan untuk hatinya sendiri. Meski hal itu memang fakta, namun tetap saja cara kakaknya kelewat salah.
Mengenai hubungan jimin dengan taehyung, masih dingin bahkan sunyi tanpa saling mengabari atau mengunjungi seperti sebelumnya. Jimin tak memiliki fikiran buruk terhadap taehyung sama sekali, lain halnya dengan taehyung. Ia sama sekali tak memiliki keberanian untuk menemui jimin sekedar menanyai kabarnya. Terlebih saat ini adiknya sudah menjadi istri jungkook, bagaimana ia mengatakan fakta baru itu kepadanya jika suatu hari bertemu kembali ? Taehyung tidak tahu.
"Kenapa kau disini ?".
"Memangnya kenapa ? Apa aku dilarang datang kemari ?".
Ketus jimin saat yoongi menegurnya."Kenapa kau lebih dingin dariku ? Aku kan hanya berbasa basi padamu".
"Terserah. Aku ada janji mengajak rosse noona makan siang, dimana dia ?".
"Pantas saja dia menolak kuajak makan siang bersamaku, dia masih di ruangannya".
"Baiklah, terimakasih dan silahkan pergi".
Jimin berlalu meninggalkan yoongi yang masih tidak menyangka dengan jawabannya.
"Apa dia tidak sadar, dia berada di perusahaan siapa ?".
"Sajangnim, anda berbicara dengan siapa ?".
"Astaga...".
Yoongi terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang sudah berdiri dihadapannya, sedangkan pandangan mata yoongi masih melihat kepergian jimin."Yang jelas bukan denganmu ? Ada apa ?".
"Ah, tidak. Aku hanya ingin menanyakan tentang hoseok pada anda..".
"Cukup. Sudah ku peringatkan berulang kali kau masih tidak mengindahkan itu ? Jangan menanyakan apapun kepadaku diluar urusan pekerjaan, ini terakhir kalinya aku menegur mu".
Yoongi dibuat naik darah mendengar kalimat tak rampung dari mulut soohyun, kakinya beranjak menjauh tak memperdulikan wanita itu sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Fragile House of Cards (Jung Hoseok)
أدب الهواةHoseok : "Bisakah rumah ini tetap menjadi tempat ternyaman kita meskipun itu akan runtuh ? Bahkan jika itu adalah mimpi yang sia-sia, tetaplah seperti ini sedikit lagi. Aku hanya sedang tersesat ketika tidak berada di dalamnya, tapi ini adalah satu...