"Apa yang kau lakukan Jin?" Tanya seseorang itu dengan angkuhnya.
Kim Seokjin. Namja itu tidak bergeming di tempatnya. Pandangannya buram. Bukan ini yang ia pikirkan. Apa begini cara pria itu memperlakukannya setelah ia mengatakan mencintai pria itu.
Bukankah ini terlalu kejam?"Apa yang kau lakukan Jin?" Pria itu mendekat. Menarik lengannya hingga Seokjin tersentak mendekat ke arahnya.
"'Apa kau berpikir jika semua kebaikanku berarti aku mencintaimu?" Lanjutnya.
"Aku.." Seokjin kehabisan kata-katanya.
"Kau bilang bukan."
"Katakan yang jelas Jin. Aku tidak
mendengar mu." Bisiknya tepat ditelinga Seokjin. Menahan suaranya agar tidak mengerang.Seokjin terdiam. Membiarkan nafas pria itu menghembus ditelinga sampai ke lehernya.
"Apa kau tidak pernah sekalipun menyukaiku?" Tanya Seokjin tertahan.
Jungkook tersenyum miring.
"Pernah. Tentu aku menyukaimu Jin."
Sesaat dada Seokjin terasa sedikit lega
sebelum akhirnya Jungkook melanjutkan kata-katanya."Kau baik. Aku menyukaimu sebagai
teman yang mau berbagi keintiman
denganku. Seperti ini." Dengan tidak tahu malunya Jungkook menjilat belakang telinga Seokjin.Seokjin tersentak. la menghentak lengannya yang memang tidak di genggam erat oleh Jungkook. Dengan segera ia mendorong Jungkook menjauhinya. Pecah sudah tangisnya. Bahkan tanpa sadar ia sudah melayang kan tamparannya pada wajah tampan Jungkook.
Jungkook tertawa.
"Kenapa Jin?" la berjalan mendekati Seokjin tapi Seokjin memilih berjalan
mundur agar tetap menjaga jarak
dengannya. mereka masih di koridor kampus mereka. Dan disaksikan banyak orang yang melihat mereka tanpa ada yang tahu apa yang terjadi pada
keduanya. Karena yang mereka tahu
Jungkook dan Seokjin adalah sejenis teman romantis."Kau tidak benar-benar berpikir selama
ini aku benar-benar mencintaimu kan."
Lanjutnya. Kita adalah friends with benefits Kau tahu itu bukan."Seokjin ingin menangis sekarang. Air matanya memang sudah jatuh meski hanya beberapa tetes.
"I am sorry, if i am rude." Lanjutnya halus. la membelai helaian rambut coklat milik Seokjin.
"Setelah semua yang kau katakan ini. I am so cringe of you, Jin." Lanjutnya lagi.
Seokjin hanya diam. Ia membiarkan tangan jungkook membelai sisi wajah nya. Menyampirkan helaian rambutnya hingga ia yakin wajahnya yang mulai basah oleh keringat dan air mata itu pasti terekam dengan baik di ingatan Jungkook. Bahkan tanpa tahu malunya jari-jari itu membelai bibir Plumpy Seokjin.
"Tapi, kau tenang saja Jin. Rasa cinta itu normal. Good bye, Jin." Ucap Jungkook dingin sebelum ia meninggalkan Seokjin. Meninggalkan namja yang pernah mendiami hatinya Dulu.
"Menangislah Jin. Tangisi aku
sederas aliran sungai. Kau pantas
mendapatkannya." Lirihnya dingin.Seokjin tersenyum getir. la menghapus air matanya.
"Jangan menangis Seokjin. Ini hanya sebuah penolakan. Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja."
Semua orang menatapnya sejenak. Tidak ada yang berani bertanya. Semua orang hanya berpikir jika kedua teman romantis itu hanya sedang bertengkar kecil. Tidak ada yang tahu jika hari itu adalah terakhir kalinya mereka akan melihat keduanya bersama.