_
_
_
Yoongi tetap dengan wajah emosi
"Aku benci pembohong, diary itu ada di aku, gak mungkin kamu bisa membacanya. Semua barang Jiyoon sudah dibakar eoma mu. tak ada
yang tersisa."
"Aku tau kamu datang untuk membalas dendam dan menghancurkan ku sekali lagi" ucap Yoongi. Air mata terus mengalir diatas wajah emosi nya.
"Semua barang Jiyoon hyeong tersimpan tapi dirumah ku. Eoma melarang siapapun menyentuhnya, termasuk aku. Aku mencuri diary itu"Jelas Jimin.
"Keluarga ku juga punya Luka dan trauma karna kejadian itu"
"Tapi kenapa eoma mu begitu kejam pada ku, aku hanya ingin melihatnya
untuk yang terakhir kalinya, aku hanya ingin menyimpan barang-barangnya" Jawab Yoongi.
Jimin tau Yoongi hanya berkata tanpa berfikir mana kata-kata yang mungkin saja bisa melukai perasaan Jimin, karna Yoongi tidak sepenuhnya dalam emosi yang stabil saat ini.
"Sudah, hentikan pembahasan ini. Ayo kita masuk ke mobil, cuacanya sangat dingin". ucap Jimin pelan dan memegang kedua bahu Yoongi dengan lembut.
"Kamu tau seperti apa aku bersujud dan memohon di kaki eoma mu saat
itu." Sela Yoongi yang tetap makin emosional.
Jimin juga punya batas kesabaran. Menghela nafas dalam dan memalingkan wajahnya sesaat, sebelumnya akhirnya menatap Yoongi dalam. "Lalu, apa orang tua mu juga gak kejam pada kakak ku ?. Pastinya kamu lebih tau perlakuan kejam apa saja yang sudah diterima hyeong ku". Jawab Jimin tegas.
Serangan telak Jimin membuat Yoongi tak dapat berkata-kata. Jika dijabarkannsatu per satu sangat banyak kekejaman Oema Yoongi pada Jiyoon. Dari semua yang Yoongi tau, sedangkan semuanya pasti jauh
lebih parah dari itu.
Yoongi menunduk diam. keduanya saling diam untuk beberapa saat. Jimin berusaha meredam emosinya, sedangkan Yoongi larut dalam fikiran flashback ke masa lalu.
Mendapati Jiyoon tergeletak babak belur di kamar kost nya karna di pukuli orang-orang yang Yoongi tau adalah beberapa pekerja di rumahnya yang sempat berpapasan dengan Yoongi.
Satu per satu slide adegan itu muncul nyata di fikiran Yoongi. Tanpa dia sadari nafasnya kembali mulai tak beraturan. Yoongi makin menunduk dan menangis,
Jimin memeluk erat Yoongi, "Makanya ku bilang udah, jangan bahas ini lagi" ucap Jimin dalam tangisnya.
"Melihat kondisi mu seperti ini yang membuat ku makin marah. Jiyoon
hyeong menginginkan mu hidup lebih baik makanya mengorbankan hidupnya tapi hyeong seperti ini" Tangis Jimin jadi tak terkendali.
Yoongi melepaskan pelukan Jimin karna merasa sesak dan sulit bernafas.
Berteriak dan mengerang,
Jimin hanya bisa menangis melihat Yoongi. Jalanan sepi larut malam itu jadi saksi tangis dan teriakan mereka.
Yoongi tak dapat mengendalikan diri dan akhirnya pingsan tergeletak di
jalan disamping mobilnya.
Akibat yang Jimin takut kan, menjatuhkan badan duduk disamping tubuh Yoongi, mengenggam erat tangan Yoongi dan menangis.
cukup lama di posisi itu sampai akhirnya Jimin berusaha mengangkat
Yoongi ke dalam mobil. Mencoba memanggil-manggil membangunkan Yoongi. Menatap Yoongi yang tak sadarkan diri, meremas telapak tangan dan pundaknya agar Yoongi merasa hangat dan segeranbangun.
Tak ada yang bisa dilakukan Jimin selain memeluk Yoongi dengan erat.
Entah berapa lama tak sadarkan diri, akhirnya Yoongi membuka mata,
menggeliat memperbaiki posisi duduknya.
Jimin terlelap dibahu Yoongi dengan kedua tangan yang melingkarkan
memeluk Yoongi erat.
Yoongi menyelimuti Jimin dengan jaketnya, terdiam diposisi kemudi dan berusaha tak banyak bergerak, membiarkan Jimin terlelap tidur di bahunya.
Melemparkan pandangan jauh keluar jendela, menerawang memikirkan
banyak hal. Tubuh Jimin terasa hangat menelpen dibadan nya. Begitu kalut dan kacau fikiran Yoongi sejak tau Jimin yang ternyata adalah adik Jiyoon sampai tanpa berfikir panjang mengemudi jauh menuju rumah Jimin.
Tapi semua terasa sangat berbeda saat ini, ada Jimin bersandar dibahunya,
tertidur dan memasang wajah lembutmdan indah, dia berlari datang menemani Yoongi sampai tenang.
Dia adik Jiyoon tapi rasanya tak sama seperti Jiyoon. Sama-sama membuat Yoongi merasa nyaman. Tapi Jimin tak banyak diam dan menangis.
"Jiyoona, aku harus gimana?" Gumam Yoongi.
Cukup lama tertidur, akhirnya Jimin bangun. "Apa udah lebih tenang ?" Bisik Jimin sambil kembali mengeratkannkedua tangannya memeluk Yoongi. Pelukan yang di maksudkan membuat Yoongi hangat dan tenang, tapi sebaliknya buat Yoongi pelukan itu membuat jantungnya berdebar kencang dan mungkin saja bisa membuat otaknya kembali kacau.
Yoongi jatuh cinta lagi, dan lagi-lagi pada orang yang salah. Tak ada yang
lebih gila dari ini, Yoongi pasti tak tertolong lagi kali ini.
"Maaf membuat mu panik, harusnya aku tetap merahasiakannya. Aku ingin bisa membuat mu benar-benar sembuh dan bangkit, hidup lebih baik seperti harapan Jiyoon hyeong" ucap Jimin.
Yoongi hanya diam dengan mata berkaca-kaca. "Membuat ku bangkit atau malah membuat ku makin jatuh lebih dalamnlagi Jimina" batin Yoongi.
"Aku mau kemakam Jiyoon !" Bisik Yoongi.
Jimin mengangguk. "iya, nanti kita cari waktu".
"Yang penting hyeong tenang dulu". Jimin lega melihat Yoongi lebih tenang
dan bisa diajak bicara.
Yoongi memutar badan dan menatap Jimin. "Yaudah, aku pulang dulu".
Jimin menggelengkan kepalanya, "enggak. bahaya" tegas Jimin
"Yaudah, kalau gitu kita kerumah mu" sanggah Yoongi.
Jimin terdiam sejenak lalu kembali menggelengkan kepala " itu juga bahaya"
"Reflek Yoongi tersenyum kecil mendengar jawaban Jimin itu"
"Trus gimana ???" Yoongi kembali bertanya.
Pertanyaan yang lagi-lagi memaksa Jimin berfikir.
"gak tau" Jawab Jimin.
"Yaudah kamu ikut aku balik."ajak Yoongi.
"Tapi appa dan eoma tau nya aku tidur dikamar, bagaimana kalau mereka tak melihat ku di rumah besok pagi ?".
- to be continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You [ Yoonmin] || End
FanfictionBerawal dari menemukan Diary pribadi Jiyoon hyeong nya yang telah meninggal dunia. Jimin penasaran ingin bertemu dengan orang yang selalu diceritakan kakaknya di dalam diary itu. Akan kah Yoongi sanggup kembali membuka lembar kelam cerita cinta...
![It's You [ Yoonmin] || End](https://img.wattpad.com/cover/375117243-64-k801134.jpg)