Last Part

1K 72 16
                                        

_
_
_

Pagi yang cerah. Rumah yang nyaman. Sema yang Jimin butuhkan, di siapkan Yoongi.

Tapi Jimin masih saja sama, terjebak di dunia lain. Tak peka akan kehadiran Yoongi yang sabar dan penuh kasih merawatnya.
Bayangan kenangan bersama Yoongi selalu mengacaukan fikiran Jimin.
Bersama tapi tak saling menemukan. Membuat Jimin gelisah dan merasa hancur.

Semua cara sudah di coba Yoongi untuk memancing Jimin kembali
pada ingatannya.

Mengisi waktu dengan bermain musik, sesuai jurusan pendidikan nya. Dengan musik bisa membuat Yoongi lebih tenang.

Menulis banyak lirik dengan Jimin sebagai inspirasinya.
Jalan panjang dan berliku, bahkan sampai saat ini pun masih belum bisa benar-benar bersama.

Yakin Jimin akan secepatnya pulih. Sudahi semua kepahitan yang telah
mereka lewati.mJuga tanggung Jawab dan janji Yoongi pada orang tua Jimin. Mengembalikan Jimin sesuai harapan mereka. Kembali menyelesaikan pendidikan dan jadi anak yang bisa dibanggakan.

.
.
.

"Ayo makan".

Yoongi menyiapkan makan malam. Seperti biasa Jimin menyiapkan satu
piring lagi untuk yang dia kira adalah Yoongi. Lalu hanya menatap piring itu, wajah Jimin terlihat seperti sedang marah.

Yoongi menghela nafas dalam, melihat Jimin mulai lagi. Dia seperti sedang ada masalah. Kalau sudah begini biasanya Jimin akan diam dan menangis.
Ekspresi wajah Jimin seperti sedang sangat marah, tak Jelas apa masalahnya.

Yoongi berusaha membujuk Jimin. Entah sampai kapan akan seperti ini,
hati Yoongi makin hancur dari hari ke hari. Terkadang ingin marah dan
berteriak, marah pada dirinya sendiri.

Jimin menatap pada satu arah, tapimbukan ke arah Yoongi. seperti sangat
menahan emosi, lalu akhirnya airmatanya pun mengalir.

"Kamu marah kenapa ?"
"Nangis kenapa ?.
" Hmmm"
Yoongi menenangkan Jimin, berusaha menahan air matanya.

Jimin tetap menangis, terlalu lelah menghadapi Yoongi yang hanya diam,
tak pernah bersuara. Walaupun bersama tapi terasa sangat sepi.

Selalu membuat Yoongi bingung dan kewalahan. Tak ingin menyerah, tapi
melelahkan. Ada saat-saatnya Yoongi khawatir tak mampu menahan emosinya.

Mungkin saat ini adalah puncaknya. Sudah berbulan-bulan tinggal bersama Jimin. Seperti tak ada satupun yang berhasil.

Terus mencoba membujuk Jimin untuk makan. Sedangkan Jimin masih saja seperti itu. Membuat Yoongi tak dapat mengontrol emosinya.

Yoongi berdiri dan membanting piring yang terus saja di lihat Jimin.

Piring itu hancur berantakan di lantai, Jimin benar-benar terkejut. Mengangkat wajah menatap Yoongi dengan takut.

"Kamu mau menghukum ku sampai kapan Jimina".
"Aku harus gimana lagi?"
"Mau sampai kapan kamu kayak Gini?" Yoongi terlalu marah, bukan pada Jimin tapi pada kegagalannya menyembuhkan Jimin.

Jimin menatap Yoongi cukup lama, reaksi yang belum pernah sebelumnya.

Karna emosi, Yoongi tak menyadari kalau Jimin sedang merespon kemarahannya.

Jimin cukup bingung melihat Yoongi yang biasanya hanya duduk diam,
tak pernah bersuara dan selalu memasang wajah tanpa ekspresi. Saat ini tiba-tiba berdiri, membanting piring dan marah-marah padanya.

Jimin cukup shock melihat Yoongi meresponnya. Tapi juga sedih karna berfikir harusnya dia yang marah. Yoongi menghilang, lalu datang lagi dan
mendiamkan nya sangat lama. Tapi kenapa malah Yoongi yang marah.

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang