It's You [ Yoonmin] || End

part. 15

_
_
_

"Kalau gitu tidur disini aja, dan buktikan ucapan mu benar

"Permintaan aneh apa lagi itu ?. Kamu gak sedang demam  kan ?". Jawab
Yoongi sedikit menunduk dan meletakkan punggung tangan nya di kening Jimin.

Jimin menepis tangan Yoongi dan merapikan poninya . "Aku serius, mulai sekarang hyeong harus tidur bersama ku. Kalau kamu gak mau disini, aku yang ikut  kerumah mu".

"Gila !!!" Jawab Yoongi dan berjalan meninggalkan Jimin.

Jimin bergegas mengambil tas dan handphone nya, lalu berlari mengikuti
langkah Yoongi ke pintu. "aku ikut" ucap Jimin dengan wajah suci tanpa dosa.

Yoongi yang sudah nyaris menyentuh gagang pintu pun memutar badan
balik melihat Jimin.

"ayoo, aku udah siap" ucap Jimin menanggapi Yoongi yang menatapnya.

Yoongi menghela nafas dalam, tak habis fikir dan kehabisan cara menghadapi tingkah Jimin.
Kembali berjalan masuk dan naik ke tempat tidur Jimin lalu langsung berbaring disana. "yaudah ayo tidur disini" ucap Yoongi antara ingin marah dan ingin tertawa melihat tingkah aneh Jimin.

Jimin kembali duduk di sofa, sebenarnya tak Jelas juga kenapa dia malah menahan Yoongi di kamarnya. Entah apa ia perlu bukti apalagi, sedangkan jelas-jelas Yoongi sudah mengakui bahwa dia pernah jatuh cinta pada
laki-laki yang sekarang sudah bunuh diri, yang sudah pasti orang yang di maksud adalah Jiyoon.

"Kamu kenapa sih sebenarnya ?" ucap Yoongi yang makin tak mengerti maunya Jimin.

"Aku mau kamu disini aja" Jawab Jimin sambil berbaring di samping Yoongi.

"benar kamu lebih kecil dari ku, tapi kamu itu udah mahasiswa gak lucu
kalau bersikap ke kanak - kanakan gini" sambung Yoongi.

"Gak cuma lebih kecil, tapi aku jauh lebih kecil dari mu, dan aku gak
ke kanak - kanakan" jawab Jimin ketus

Yoongi tak dapat menahan senyum. "kita hanya beda 3 tahun Jawab Yoongi.

"Kamu lebih  tua 6th dari ku, jangan bohong, aku tau umur mu yang sebenarnya".

Yoongi tau bahwa sudah jadi rahasia umum kalau umur nya memang lebih
tua sebagai mahasiswa semester 7.
Tertawa melihat tingkah Jimin. "anak kecil, tapi gak mau di bilang kekanak -kanakan". Ejek Yoongi menahan senyum.

"Biarpun lebih kecil, tapi cara berfikir ku dewasa. Dewasa itu tidak tergantung umur" Jawab Jimin tak mau kalah.

"orang dewasa mana yang se aneh ini" Jawab Yoongi tak berhenti tertawa.
"Kamu bilang takut pada ku, bahkan kabur - kaburan menghindari ku berhari - hari. Tapi sekarang kamu malah mengajak ku tidur disini. Gak ada orang dewasa yang se labil itu" ucap Yoongi makin terpingkal.

Jimin memukul bahu Yoongi yang tertawa mengejeknya. "itu karna kamu. Kenapa hyeong mencium ku"oceh Jimin.

Yoongi mengangkat tangan menghalangi tangan mungil Jimin yang memukul nya berkali-kali.
"Ya udah iya iyaaa aku yang salah" Jawab Yoongi sambil terus saja tertawa.

Sesaat suasana di tempat tidur itu mulai tenang.
"Yaudah tidur, nanti setelah kamu ketiduran baru aku pulang" ucap Yoongi.

Jimin tak menjawab, tapi langsung berdiri dan mengambil kunci yang masih tergantung di pintu dan menyimpan nya di kantong celana lalu kembali ke kasur.

Melihat itu Yoongi hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa.

"Hyeong, kapan kamu sembuh ?. akuningin tau lebih banyak tentang orang yang kamu cintai itu".

"Jangan mulai lagi" Jawab Yoongi mulai memejamkan matanya dan berusaha tidur

"Aku ingin Tau kenapa sampai dia memutuskan bunuh diri" selidik Jimin

"Karna dia lelah dengan ku" Jawab Yoongi pelan.

"Harusnya kamu bisa mencegahnya". Jawab Jimin.

Yoongi menghela nafas dalam, merasa kan tubuhnya baik-baik saja. Bahkan baru saja dia bisa tertawa. Rasanya ada yang aneh, rasa nyaman yang tak terduga. Nyaman di dekat orang yang belum lama di kenal nya. Nyaman dengan tak harus berusaha melupakan Jiyoon.

.
.
.

Setelah malam itu, hubungan Yoongi dan Jimin jadi benar-benar akrab. Tak lagi banyak kesalahfahaman yang membuat mereka harus saling menjauhi.
Yoongi yang suka mengalah dan memilih diam dari pada berdebat, bersama Jimin yang manja dan suka menuntut.
Dua karakter yang saling melengkapi, membuat hubungan mereka jadi lebih gampang akrab dan seru.

Ada aja tingkah lucu Jimin yang akan dengan mudah membuat Yoongi tertawa dan membuat hari - harinya jadi berwarna.

Sesuai seperti yang selalu Jimin impikan, kembali merasa kan hangat nya suasana bersama kakak laki - lakinya. 
Merasa nyaman dan bisa bermanja. Walaupun refleksi Jiyoon sering kali
muncul dalam diri Jimin, tapi Yoongi mulai terbiasa dengan itu.
Walaupun Yoongi harus benar-benar menjaga perilaku nya terhadap Jimin, agar tak ada gerakan atau tingkah nya yang bisa saja menakuti Jimin lagi.

Yoongi juga tidak menolak setiap hari sekarang tidur di rumah Jimin.
Bahkan kadang Yoongi lebih duluan ada dirumah sebelum Jimin pulang.
Jimin selalu sibuk berkegiatan sampai malam sedangkan Yoongi adalah orang yang lebih betah menghabiskan waktu dirumah.

Kamar Jimin jadi rumah kedua buat Yoongi. Jimin akan langsung datang
ke apartemen Yoongi jika Yoongi tak dirumah nya.

Jimin mengirim pesan pada Yoongi bertanya mau di bawakan makan
malam apa ketika pulang nanti.

Jimin datang dengan bungkusan makanan yang ia beli di luar

"kenapa baru pulang jam segini ?" tanya Yoongi sambil menyiapkan
makanan.

"Hari ini latihan terakhir. aaa, besok aku mungkin pulang lebih malam
lagi, Pertunjukan nya lumayan jauhbdari sini" Jawab Jimin.

"Ok. Kebetulan besok juga aku harus pulang kerumah ku" Jawab Yoongi.

"Yaudah besok habis pertunjukan aku pulang ke rumah mu". Jawab Jimin.

"Aku pulang kerumah orang tua ku. Oema menyuruh ku pulang karna
ada pertemuan keluarga. aku gak tau akan sampai jam berapa baru
selesainya".

"hmmm, ok". Jawab Jimin lesu.

"tapi kalau selesainya lebih cepat nanti aku kesini. mereka mungkin
akan membahas masalah pertunangan lagi. lebih baik aku pulang kesini.
Mendengarkan ocehan mu dari pada memikirkan itu" Jelas Yoongi.

"Tunangan ???"

Yoongi mengangguk pelan

- to be continued -