part. 40

487 55 9
                                        

_
_
_

Oema Jimin lalu kembali menuju rumah sakit. Pemandangan Yoongi di perlakukan dengan kasar oleh orang tuanya sendiri tak mau hilang dari ingatannya. Ada rasa kasihan dan tidak tega dihati oema Jimin walaupun dia membenci Yoongi selama ini

.
.
.

Disinilah Yoongi berakhir, di kurung di kamar, sama seperti 6th yang lalu. Orang tuanya tak peduli jika harus mematahkan kaki Yoongi agar dia tak bisa keluar untuk menemui Jiyoon.

Beruntungnya tak ada Luka yang berarti, Jimin hanya luka-luka biasa, karena serangan itu memang dimaksudkan hanya untuk memberi peringatan pada Jimin bahwa eoma Yoongi memang tidak main-main dengan ancamannya.

Eoma Yoongi benar-benar kehabisan akal untuk menyelesaikan masalah ini. Bukannya makin reda malah Yoongi bereaksi seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

"Yoongia, kamu gak ingin berlarut-larut seperti dulu lagi kan ?"

"Oema. ., ibunya Jimin sampai berani datang kesini karna tak ingin kehilangan anaknya lagi. Itu karna dia tau betapa menyakitkan nya
kehilangan."
"Eoma tak akan pernah tau rasanya sampai oema kehilangan anak mu sendiri"

"Hmmmm, kamu fikir eoma terganggu dengan ancaman perempuan itu. Coba aja kalau dia bisa membunuh mu" bantah eoma Yoongi dengan
senyum mengejeknya.

"Bukan orang tua Jimin, tapi aku yang sedang mengancam mu"
"Ku pastikan kalian akan kehilangan ku bagaimanapun caranya. Eoma !!". ancam Yoongi.

Perdebatan ibu dan anak itu tak terhindarkan sama-sama keras hati dan kukuh pada pendirian masing-masing. Yoongi benar-benar mewarisi sikap keras kepala dan kaku eomanya.

.
.
.

Meninggalkan Jimin yang tertidur diruang rawat. Beruntung hanya perlu pemulihan satu atau dua hari sudah boleh pulang.

Akhirnya menelphone appa Jimin dan berusaha menceritakan dengan baik-baik pada suaminya. Agar suaminya tak khawatir dan tak perlu menyusul mereka, karena Jimin dalam keadaan baik sekarang.

Eoma Jimin tertegun melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Lalu menyudahi sambungan telephone dengan suaminya.

Sesaat menatap dingin pada laki-laki di hadapannya yang menunduk tak
berani menatap matanya. Tampangnya sedikit kacau dan wajahnya juga terlihat agak ketakutan.

Ragu Yoongi melangkah menghadapi eoma Jimin. Trauma dengan semua penolakan yang Yoongi dapat selama ini. Tak di izinkan melihat jenazah
Jiyoon, tak diterima saat datang ke rumahnya. Bertemu eoma Jimin adalah bagian yang paling menakutkan untuk Yoongi.

"Eomonie, ijin kan aku bertemu Jimin. Aku janji ini untuk yang terakhir kalinya" Suara gemetar dan memohon Yoongi memberanikan diri untuk bicara pada eoma Jimin.

"Duduk !!!"

Tatapan dingin dan intonasi oema Jimin membuat nyali Yoongi ciut. Tapi demi bertemu dan tau keadaan Jimin. Yoongi duduk disamping oema
Jimin sesuai perintahnya.

"Separah apa kamu di pukuli ?" tanya oema Yoongi. melihat beberapa lebam dibagian muka Yoongi, dan bahkan kemarin melihat sendiri seperti apa Yoongi di amankan karna mengamuk.

Suara itu terdengar lembut, sangat lembut sampai Yoongi merasa ingin menangis mendengarnya. Gambaran suara dan intonasi seorang ibu yang sesungguhnya, sesuatu yang tak pernah Yoongi temui pada oema nya.

"Aku baik-baik aja" Jawab Yoongi pelan dan makin menunduk, antara
takut dan terharu.

"Aku membesarkan kedua anak ku dengan kelembutan, kasih sayang
dan bahkan pendidikan agama yang kuat."
"Jiyoon dan Jimin bukan dari keluarga yang broken home, meski kami bukan orang kaya, tapi mereka juga tak pernah kekurangan materi apalagi kasih sayang"
"Aku penasaran kenapa mereka berdua bisa terlibat dengan mu"
"Sebenarnya ada apa dalam diri seorang Min Yoongi, sampai kedua anak ku bisa jatuh hati pada mu ?". Tangis eoma Jimin mulai tak dapat ditahan.

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang