part. 42

461 54 2
                                        

_
_
_

Di tengah ke sibukan keluarganya yang sedang mempersiapkan pesta besar untuk acara pernikahannya.

Yoongi menyelinap pergi mengendari mobilnya,berniat ingin mengunjungi makam Jiyoon.

Sampai di komplek pemakaman, Ragu Yoongi untuk melangkah,tapi hanya
Jiyoon satu-satunya tempat Yoongi mengadu.

Tak ada kata-kata yang bisa Yoongi ucapkan, hanya bisa menggumam dan
menangis. Tak seperti sebelumnya, bayangan Jiyoon datang dan berbicara, tapi saat ini seperti Jimin yang menyerupa muncul di hadapan Yoongi.

Jimin berdiri dengan tatapan kosong tepat di depan makam Jiyoon dan di
samping Yoongi yang sedang berjongkok di batu nisan.
Yoongi sadar kalau sosok itu hanyalah bayangan Jimin yang selalu mengganggu fikirannya.

"Hyeong, aku datang bersama Yoongi hyeong", ucap Jimin pelan, tanpa menghiraukan Yoongi yang asli yang ada di dekatnya. Karna yang di
maksud Jimin adalah datang bersama Yoongi yang ada di imajinasinya.

Yoongi terkesima saat mendengar sosok yang dia anggab bayangan Jimin itu bersuara.

Jimin juga berjongkok disamping Yoongi dan tetap tak peduli Yoongi sama sekali, karna memang Jimin tak menyadari Yoongi yang nyata sedang ada didekatnya.

"Bagaimana kabar mu hyeong?"

"Maaf minggu lalu aku gak datang kesini, Karna Yoongi hyeong bilang sedang tak ingin keluar rumah"

Yoongi mendadak lemas dan tak mengerti melihat kondisi Jimin.
Jimin sama sekali tak mengenalinya, tetap saja fokus seperti sedang mengobrol dengan Jiyoon, dan yang paling membuat hati Yoongi hancur adalah mendengar Jimin menceritakan tentang dirinya pada Jiyoon.

"Ya, eoma dan appa tak lagi memarahi Yoongi hyeong"
"Mereka membiarkan Yoongi makan di meja makan bersama kami"
"Mereka juga tidak marah Yoongi tinggal di rumah"

Yoongi nyaris pingsan mendengar semua yang di ucapkan Jimin.

Menggenggam satu tangan Jimin di sampingnya.

"Jimina.." Suara Yoongi bergetar. Jimin tak mendengar suara Yoongi,
bahkan seolah tak merasakan tangan Yoongi mencengkram pergelangan
tangannya. Lalu berdiri dan berpamitan pada Jiyoon. Jimin meninggalkan makan begitu saja
Meninggalkan Yoongi yang hampir tak mampu menopang badannya untuk berdiri. Sekuat tenaga Yoongi berlari menyusul Jimin dan mencegat nya.

"Jimina, apa yang terjadi ?"
"Kamu kenapa ?
"Kenapa kamu gak mengenali ku ?"

"Jimina,,,"
Yoongi histeris, menangis berteriak bahkan menggoncang-goncangkan tubuh Jimin tetap saja tak bereaksi dan ekspresi wajah datar.

"Jimina, jangan gini !"

"Maafkan aku !"

"Ku mohon maafkan aku !. Ampun Jimina aku mintak ampun"

"Ayo kita pulang ", ucap Jimin pelan memalingkan wajahnya dari Yoongi,
ucapan yang di tujukan pada Yoongi yang sejatinya hanyalah bayangan.

Menatap Jimin berjalan pergi menjauh, Jimin yang katanya bergi dengan Yoongi. Sedangkan Yoongi yang sesungguhnya tak dapat Jimin rasakan kehadiran nya, walaupun Yoongi sudah menangis dan bahkan berteriak dari tadi.

"Demi berusaha untuk tidak mengecewakan orang tua nya, Jimin tidak pergi dari dunia tapi pergi dari dirinya sendiri."
"Orang tua Jimin tidak kehilangan anaknya, tapi Jimin kehilangan dirinya sendiri". Batin Yoongi.

Setelah cukup lama duduk di samping Jimin tanpa di kenali, menunggu Jimin menaiki kendaraan umum yang di tunggunya.

.
.
.

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang