part. 27

538 66 8
                                        

"Yaudah kamu ikut aku balik." Ajak Yoongi

"Tapi appa dan eoma tau nya aku tidur dikamar, bagaimana kalau mereka tak melihat ku di rumah besok pagi ?".

"Apa kamu bohong sama orang tua mu ?"

"Aku terpaksa pergi diam-diam kesini. Makanya hyeong aku bilang jangan
kesini sekarang" Jawab Jimin kesal.

Yoongi menyeringai menahan senyum "Siapa yang mengajari mu begitu, Jiyoon tak akan berani melakukan itu"

"itu karna kamu, aku khawatir hyeong sampai disini secepat itu, kamu menyetir sekencang apa hahhh???". Jimin makin kesal.

"Maaf" Jawab Yoongi pelan.
"yaudah kamu pulang, aku balik. aku gak apa-apa kok".

Perdebatan itu jadi panjang karna Jimin tak membiarkan Yoongi menyetir sendiri untuk perjalanan sejauh itu dalam kondisi belum tidur semalaman.

"Ya terus mau nya giimanaaaa ?". Ucap Yoongi yang kehabisan cara meyakinkan Jimin. Mengkhawatirkan nya dengan tingkah lucu dan menggemaskan, Yoongi tak bisa mengabaikan Jimin, entah sejak kapan di mulainya, Yoongi selalu saja mengalah dalam perdebatan apapun dengan Jimin.

Akhirnya diputuskan Jimin meminta Yoongi menunggu di mobil sampai dia kembali. Sementara dia berlari pulang sebelum orang tua nya bangun.

Tak menyangka hal gila seperti ini akan kembali terjadi. Seperti dulu sembunyi-sembunyi bertemu Jiyoon. Bahkan dengan perasaan berdebar
yang sama.

Yoongi sempat terfikir yang terbaik yang harus dia lakukan sekarang adalah lari secepat dan sejauh mungkin menghindari Jimin, jika tak ingin melihat Jimin berakhir sama seperti Jiyoon.

Jimin berhasil kembali ke kamarnya tanpa ketahuan. Berpura-pura tidur
agar ketika membangunkan pagi eoma nya tidak curiga. Ikut sarapan pagi bersama eoma, karna appa nya sudah berangkat ke gereja pagi-pagi sekali.

"Eoma, aku harus balik pagi ini, semalam Jungkook menelpon suruh segera datang karna ada kegiatan di gereja kampus" bohong Jimin.

"Kenapa mendadak, bukankah kamu lagi libur minggu tenang sebelum ujian, kenapa masih ada kegiatan lagi. Harusnya fokus belajar untuk ujian dulu" Jawab oema curiga.

Jimin gelagapan dan berusaha mencari alasan.

"Jimina, apa karna masalah semalam, jadi kamu gak betah dirumah ?. Eoma gak mau kamu memikirkan masalah Jiyoon lagi"
"Tentang Jiyoon sudah lama berlalu, eoma gak mau fikiran mu terbebani
oleh itu"

"Eoma, aku sudah tau ceritanya, eoma hanya ingin melupakan dan bukan ingin berdamai dengan masa lalu. Jiyoon hyeong memilih bunuh diri karna tak ingin melanggar larangan kalian"
"Tak bisakah kalian memaafkan mereka ?"

Wajah perempuan itu berubah serius, mendengar apa yang dikatakan Jimin. Curiga Jimin banyak tau tentang cerita yang sudah berusaha di tutupi dari Jimin

"Apa yang kamu Tau ?.Tau Dari mana ?". tanya eoma tegang.

"aku tau Jiyoon hyeong jatuh cinta pada orang yang tak seharusnya"
Jawab Jimin ragu.
"Eoma, mereka hanya saling jatuh cinta, perasaan yang mungkin tak mampu mereka kendalikan" lanjut Jimin.

"Diam !!!" Bentak eoma Jimin.
"Jangan ciptakan teori-teori pembenaran diotak mu, itu semua bisa merusak fikiran mu"
"Oema dan appa keras mendidikmu dengan pemahaman agama dari kecil agar kamu taat pada aturan Tuhan. Tidak semua logika bisa sejalan dengan kebenaran. Kamu mengerti !!!"

Jimin mengangguk pelan, menunduk tak berani kontak mata dengan eoma
nya yang sedang marah.
Jimin akhirnya meninggalkan rumah, melanjutkan kebohongan pada eoma nya, bergegas menuju Yoongi yang masih menunggunya di mobil.
Merasa bersalah pada eoma dan appanya, terus memikirkan apa yang eoma katakan barusan. Jelas-jelas itu adalah kebenaran, tapi hati Jimin tetap kuat untuk berjalan pada Yoongi.

Jimin tau sedang melangkah ke jalan yang salah, tapi dorongan kuat untuk
berjalan terus karna memikirkan Yoongi.

"Maaf eoma, sekali ini aja. hanya sampai Yoongi hyeong tenang dan sembuh. Karna Jiyoon hyeong pasti menginginkan itu. Setelah itu aku
akan menjauhinya." Gumam Jimin.

Jimin sampai di tempat tadinya Mobil Yoongi terparkir. Mendapati Mobil itu sudah tidak ada lagi di situ. Berlari dan berputar kebingungan mencari Yoongi, tapi tetap tak melihat satupun mobil yang terparkir.

Mencoba menelphone Yoongi. Panggilan itu tak di angkat dan Jimin tak henti mencoba menelphone lagi dan lagi.

Suara HP terus berbunyi, Yoongi membiarkannya sampai mati sendiri dan berbunyi lagi. Ya Yoongi sempat pergi mengemudi sekencang mungkin tadi, berencana untuk lari dan tak pernah bertemu Jimin lagi.
Entah sudah seberapa jauh mobil itu melaju, hati dan otak Yoongi terus
berdebat sampai akhirnya memutuskan berputar balik ke posisi menunggu Jimin.

Cukup lama memperhatikan Jimin dari kejauhan. Melihat Jimin panik mencarinya berteriak memanggil dan juga terlihatm menangis. Yoongi menghela nafas dalam dalam,
Apa yang dilakukan Jimin selalu membuatnya makin jatuh hati, tapi
juga takut tak bisa mengendalikan diri Jimin berhenti menelphone dan duduk dipinggir halte. Berfikir Yoongi mungkin mengambil keputusan menjauhinya, keputusan yang paling tepat harusnya.

Walaupun menyadari semua itu, tapi tanpa sadar Jimin menangis, karna
hatinya masih ingin mengenal lebih, masih khawatir dan masih ingin
bertemu Yoongi lagi.

"Jimina, aku yang datang dan menarik mu, jadi apapun yang akan terjadi nanti, jangan pernah menyalahkan diri mu. Semua adalah kesalahan ku". Batin Yoongi.
Berjalan menghampiri Jimin, berdiri cukup lama disamping Jimin yang
menunduk dan sibuk dengan airmata nya.
Akhirnya menyadari seseorang berdiri di dekatnya. Jimin mendongak dan
melihat Yoongi.

"Hyeong, apa kamu gak percaya aku akan kembali ?" tanya Jimin dengan mata yang masih berkaca-kaca

"Percaya." Jawab Yoongi pelan sambil menatap mata Jimin dalam

"Apa hyeong perfikir ingin meninggalkan ku?" selidik Jimin memastikan.
Diam sejenak, lalu Yoongi menarik tubuh mungil Jimin kedalam pelukannya.

"Aku gak akan ninggalin kamu". Bisik Yoongi.




- to be continued -

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang