part 32

522 52 9
                                        

_
_
_

Meninggalkan Eunji begitu saja. Masih terdiam menatap punggung  Yoongi yang makin menjauh.

Appa Eunji bisa saja menekan orang tua Yoongi karna posisi keluarganya yang jauh diatas keluarga Yoongi. Tapi sikap dingin Yoongi membuat Eunji terus penasaran dan makin ingin memiliki Yoongi.

"Yonggi, kamu gak akan mengacaukannya kali ini kan?" intonasi itu penuh penekanan

Yoongi mengangguk pelan sambil menunduk, sikap dingin seperti biasa yang selalu ia tunjukkan pada keluarganya.

"Oema udah mencari tau siapa Jimin"
"Oema gak perlu menyingkirkan adik Jiyoon itu kan ?". ancam eoma Yoongi.

Jantung Yoongi bertetak kencang, seperti perkiraan, eoma nya tak akan tinggal diam.
"Oema, aku benar-benar sudah membakar semuanya. Jimin tak ada hubungannya dengan ku. Tolong jangan ganggu dia."

"Sikap eoma tergantung sikap mu. Sebaiknya kamu hentikan sebelum appa mu mengetahui nya". Jawab eoma

Ancaman yang membuat Yoongi tak berkutik, bahkan kali ini rasanya lebih menakutkan di banding dulu.

.
.
.

Yoongi tak berani pulang ke kost Jimin malam ini. Harus mulai menjaga
jarak dengan Jimin mengantisipasi ancaman eomanya.

Hp berbunyi, gelisah Jimin terobati melihat panggilan dari Yoongi.

"Apa gak kesini ?."
"Apa eoma mu marah ?" Tanya Jimin.

"Enggak. Aku di apartement. Sebaiknya gak kesana agar kamu serius belajar, besok ujian" dalih Yoongi.

"Mmmm,,,iya" jawab Jimin berusaha menyembunyikan intonasi kecewa nya.

.
.
.

Seminggu full jadwal padat ujian, Jimin tak pernah bertemu Yoongi, mungkin karna jadwal ujian yang berbeda. Bahkan juga tak pernah dapat pesan dari Yoongi, Jimin mencoba memaklumi mungkin juga karna Yoongi sedang fokus belajar.

Hari terakhir ujian, Jimin dan Jungkook bertemu Tata dikantin.
Kembali bergabung dengan para senior teman Yoongi, tapi tak ada Yoongi dan Juga Eunji disana. Mereka membicarakan sepasang calon pengantin itu sedang sibuk dengan persiapan hari pertunangan mereka yang hanya menunggu hari.

Disela gelak tawa orang-orang itu, mereka berdiskusi tentang dresscode
atau akan memberikan kado apa di hari pertunangan itu, tak ada yang tau Jimin larut dalam fikirannya, Yoongi benar-benar tak menghubunginya bahkan tak mengundangnya dia acara itu.

Mulai berfikir ada yang salah, "mungkinkah Yoongi diancam atau bisa saja Yoongi memang memutuskan untuk tak bertemu dengan ku lagi. Seperti
katanya ingin benar-benar melupakan masa lalu, termasuk aku" batin Jimin.

.
.
.

Waktunya semakin dekat, hanya tinggal beberapa jam lagi. Bertunangan lalu menikah. Setelahnya mungkin juga harus bergabung di perusahaan keluarga.

Jadi orang dewasa yang sesungguhnya,
"mungkin semua akan jadi lebih mudah dari sebelumnya. Karna hidup memang tak hanya tentang cinta dan perasaan sentimentil yang tak penting sebenarnya."

Monolog panjang, Yoongi berusaha mengalihkan rasa gelisahnya
Bayangan Jiyoon datang dan tampak nyata di dekat Yoongi.
"Apa ini yang kamu harapkan ?".

Seperti karakter Jiyoon didunia nyata, bayangan itu juga selalu diam dan hanya menatap Yoongi.
"Jiyoona, kenapa tak mengajak ku pergi bersama mu. Apa kamu bahagia
meninggalkan ku ?"
"Jika menurut mu pilihan mu itu benar, lalu kenapa seperti tak ada jalan untuk ku bisa hidup lebih baik setelah kamu tinggalkan".

"Kamu tau apa yang lebih mengganggu fikiran ku saat ini ?" tanya Yoongi sambil menatap tajam pada Jiyoon. Namun lawan bicara Yoongi, bayangan
Jiyoon itu tetap hanya akan diam.

"Adik mu. Dia terus berputar di kepala ku, namanya selalu terucap dalam hati ku. Seperti saat dulu aku jatuh hati pada mu".

"Jiyoona. Selamatkan aku !"

"Aku harus ke neraka karna fikiran serakah ini, menginginkan kalian
sekaligus menghancurkan kalian berdua."

Sejatinya Yoongi hanya sedang berdialog dengan dirinya sendiri. Gelisah yang tak ingin dia akui alasannya.
Begitu tersiksa karna bertahan tak menemui bahkan tidak menghubungi
Jimin. Berusaha keras dan serius. Menghapus nomor Jimin di HP nya, termasuk semua histori percakapan dengan Jimin.

Semua demi kebaikan Jimin, tapi rasanya begitu menyiksa. Jika sakit melupakan Jiyoon yang sudah tak ada di dunia ini lagi, maka lebih sakit menghindar dari seseorang yang selalu dirindukan.

Di tempat lain, dikamarnya Jimin juga menghabiskan malam dengan banyak berfikir dan juga menahan diri untuk tidak menghubungi Yoongi duluan.

Tau Yoongi pasti punya alasan kenapa bersikap seperti ini. Antara kecewa, sedih dan juga mencoba memaklumi Yoongi . Namun apapun alasannya tetap saja membuat Jimin gelisah.

Besok hari pertunangan Yoongi. Jimin bahkan Tau itu dari orang lain bukan dari Yoongi sendiri.

Katanya ingin ke makam Jiyoon sebelum bertunangan, tapi nyatanya setelah membakar diary Jiyoon, Yoongi benar-benar melupakan semuanya.

Teramat kecewa pada Yoongi, tapi tak ada yang harus dilakukan Jimin
selain diam seperti sekarang ini.
Hatinya tetap ingin menawar seperti biasanya. "Harusnya kita bertemu
sekali lagi, walaupun itu adalah untuk yang terakhir kali. Bisakah bertemu
sekali lagi walaupun hanya sebentar". batin Jimin tak sediam seperti yang
terlihat saat ini.

"Aku sudah bilang akan selalu mendukung mu, tapi kenapa malah menjauhi ku ?".
Membaca pesan dari Jimin.
Yoongi nyaris meneteskan air mata, nafasnya seolah tertahan untuk sesaat.

Lalu menghapus pesan itu dan mengabaikannya. Bertahan dengan rencana awalnya untuk menutup semua tentang Jimin.

Jimin akhirnya menurunkan ego dengan mengirimkan pesan pada Yoongi. Pesan yang hanya dibaca tapi tak ada balasan setelah cukup lama Jimin menunggu.

"Hyeong, aku juga akan mendukung jika keputusan mu menjauhi ku. Tapi,
tak bolehkah kita bertemu sekali lagi untuk yang terakhir kalinya".
Pesan berikutnya dari Jimin yang membuat Yoongi tak dapat menahan
airmata nya.

Tapi lagi-lagi Yoongi mengabaikan dan menghapus pesan itu.

Pesan itu juga terlihat dibaca Yoongi namun tetap tak ada jawaban. Kali
ini membuat Jimin sedih dan juga emosi. Tanpa fikir panjang Jimin langsung menelphone Yoongi.

Membiarkan Hp itu terus berdering. Suara ringtonenya berpacu dengan
suara tangis Yoongi.
Membuka HP di genggamannya dan memblock nomor Jimin.

- to be continued -

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang