part. 23

500 63 1
                                        

_
_
_

"Yoongia, selama ini baik-baik aja. Sebentar lagi kamu juga akan bertunangan dan menikah. Kamu harus lebih giat lagi mensugesti
fikiran mu untuk hal-hal yang tak berhubungan dengan masa lalu"
"Coba lebih intent dekat dengan Eunji, setelah ada orang lain, pelan-pelan kamu pasti bisa melupakan Jiyoon" Saran Dokter.,

Yoongi harus puas dengan Dokter yang hanya menambah obat penenang.

Dua hari belum juga ada kabar dari Jimin. Menyadari kalau Jimin mungkin menghindarinya lagi. Yoongi berusaha menjalani metode hidupnya yang seperti sebelum bertemu Jimin. Fokus belajar karna ini minggu tenang sebelum ujian semester.

Mengikuti beberapa jadwal yang di buat Eunji, Seperti datang untuk mencoba pakaian yang akan mereka kenakan di acara pertunagan mereka nanti. Eunji senang karna kedekatannya dengan Yoongi juga makin intens,
tak seperti biasanya hanya bertemu ketika dikampus dan menjadi asing
setelah jam perkuliahan usai.

Sementara Jimin menghabiskan waktu dirumah orang tua nya, mencoba tenang karna terus merasa uring-uringan memikirkan Yoongi.
Melihat layar HP berulang kali, berfikir mengirim kabar atau menunggu kabar dari Yoongi.
Semakin mengingatnya saat berfikir ingin menjauhinya. Perasaan aneh dan membuat bingung, menurut Jimin mungkin Yoongi tenang-tenang aja dan tak peduli, tapi pada kenyataannya tidak begitu, dia terus memikirkan Jimin walaupun telah dia alihkan dengan membaca diary Jiyoon.
Memejamkan mata walaupun sebenarnya tidak tertidur. Menjauhkan HP dari jangkauannya agar tak menghubungi Yoongi.

Tiga hari yang gelisah. Yoongi pulang kerumah kost Jimin, karna Jimin tak
menghubunginya,memutuskan tidur di kamar Jimin setidaknya mengurangi rasa gelisah.

Benar-benar diluar dugaan Yoongi ketika dia tak bisa membuka pintu kamar, karna mungkin Jimin sudah merubah kode aksesnya.

Yoongi kembali ke apartemen nya dengan kecewa. Berfikir panjang.
Sadar diri dengan keputusan Jimin yang menjauhinya.

"Dia pasti tidak tahan dengan perilaku dan gangguan mental ku" batin Yoongi. "Memang sebaiknya kembali seperti semula, seperti sebelum mengenalnya".
sebanyak apapun kata-kata menenangkan diri sendiri yang hati Yoongi ucapkan tetap saja membuatnya sedih. Rasa nyaman yang akhirnya berubah jadi ketergantungan, tanpa disadari biasa bersama membuat merasa bertemu Jimin adalah suatu kebutuhan.

Jimin membuka mata karna mendengar notif HP beberapa kali berbunyi
Membaca pesan dari Yoongi

"Jimina .."
"Apa kau merubah kode akses kamar ?"

Jimin merapatkan bibir, karna benar dia melakukan itu.

"Apa kamu ingin menjauhi ku?". pesan berikutnya dari Yoongi.

Perasaan Jimin makin dalam dilema, menjauhi Yoongi adalah cara Jimin
mempertahankan akal sehatnya dan menghindari masalah baru.

...

Tak ada jawaban walaupun pesan itu sudah di read Jimin.
pertama kali Yoongi menyesal telah membuka hati dan membiarkan
Jimin mengenalnya lebih dekat. Kekecewaan dalam bentuk apapun adalah hal yang belum siap Yoongi hadapi lagi. Tak bisa berkomunikasi dengan Jimin terasa sama saat pertama kehilangan Jiyoon.
Mungkin terdengar berlebihan, tapi seperti itu lah yang Yoongi rasakan

Menunggu cukup lama tetap tak ada jawaban dari Jimin. Sedih tapi tak ada yang bisa Yoongi lakukan selain diam.

...

Kembali berusaha menutup mata, dan berusaha mengabaikan pesan dari Yoongi. Entah kenapa Jimin merasa ingin menangis.
Tak lama, usaha Jimin untuk tidur itu kembali terganggu, terdengar suara sedikit gaduh dari luar. Tak cukup Jelas, terdengar suara eoma dan appa nya seperti sedang berbicara tapi dengan nada yang cukup tinggi, seiring itu terdengar suara eoma nya menangis.

Jimin berjalan keluar menuju arah suara. Suara debat orang tua nya yang belum pernah Jimin dengar selama ini.

Sebenarnya perdebatan seperti ini sering terjadi, tapi mereka selalu menyembunyikan nya dari Jimin.
Entah sejak kapan dimulainya, appa dan eoma Jimin saling menyalahkan
atas apa yang terjadi pada Jiyoon. Eoma Jimin terus menyayangkan kemarahan suaminya yang sampai sering memukul Jiyoon, memberi begitu banyak tekanan dan tak mencoba mendekati Jiyoon dengan kelembutan.
Sebaliknya sang suami juga menyalahkan istrinya karna terlalu longgar mendidik anak.
Perdebatan ini terus berulang saat eoma merindukan Jiyoon dan menangis bersembunyi di kamar penyimpanan barang-barang Jiyoon

Cukup lama Jimin berdiri di balik pintu, menyimak perdebatan itu.
"Ternyata benar Jiyoon sering di pukuli. Begitu tega appa nya melakukan
itu walaupun mengatasnamakan agama. Tanpa dia tau tekanan yang di terima Jiyoon dari keluarga Yoongi juga bahkan jauh lebih sadis."

Jimin membuka pintu sambil menangis. Kedua orang tuanya kaget, panik melihat Jimin menangis, mengartikan dia mendengar semuanya.

"Kenapa kalian setega itu pada Jiyoon hyeong. Mungkin yang dia lakukan
Salah, tapi tak seharusnya kalian memberi nya tekanan seberat itu" ucap Jimin dan berlari kembali ke kamarnya.

Eoma mengetuk pintu kamar Jimin, tapi Jimin tetap mengunci diri
di kamarnya. Akumulasi dari semua perasaan tidak tenang Jimin, perasaan kesal, perasaan kasihan pada Jiyoon campur aduk.

Jimin menangis dan menahan suaranya, Dan juga sedih mengingat Yoongi.
Rasanya tidak adil semua kekejaman yang mereka dapatkan hanya karna
saling mencintai.

...

Ditempat lain, Yoongi juga sedang bergelut dengan perdebatan rumit
antara logika dengan hatinya. Sulit dikendalikan, semakin ingin melupakan tapi hatinya merasa harus bertemu Jimin sekarang juga.
Yoongi menyadari dia dalam masalah lagi kali ini. Perasaan seperti sekarang adalah perasaan yang dulu dia rasa saat awal Jiyoon mengatakan cintanya. Semakin menghindar malah semakin sulit untuk melupakannya.

HP berbunyi, menduga Eunji yang menelpon karna semenjak beberapa hari lalu Eunji mulai berani menyentuh HP Yoongi, dan menyimpan nomor nya sendiri di HP itu, lalu sampai hari ini dia sering menelpon bahkan untuk sekedar menanyakan hal-hal sepele.

Sedikit enggan Yoongi melihat layar HP, seketika jantungnya berdekatak
kencang melihat ternyata itu panggilan dari Jimin.

- to be continued -

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang