part. 29

510 63 2
                                        

_
_
_

Jimin masih berdiri risi dan juga merasa sedikit takut, menyadari keberadaannya yang harusnya tidak disitu saat ini.
Jantung Jimin makin berdegub kencang karna tatapan tajam eoma Yoongi yang tak lepas darinya, dan bahkan saat ini perempuan itu berjalan cepat ke arahnya.

Tiba-tiba merebut buku diary Jiyoon yang dari tadi tak lepas dari dekapan Jimin.
Eoma Yoongi mencengkram erat buku itu dan menoleh pada Yoongi.

"Yoongia, kenapa buku ini masih ada disini ?."

Pertanyaan itu membuat jantung Yoongi bergegup kencang, bahkan intonasi eoma Yoongi sanggup membuat seisi ruangan ketakutan.

Tatapan eoma seperti akan menerkam Yoongi. Perempuan itu berusaha menahan diri karena ada Eunji diantara mereka.
"Kamu bilang sudah membakarnya, kenapa masih ada disini ?." Ucap eoma Yoongi sambil mengacungkan buku ditangannya itu pada Yoongi.

Yoongi tak punya alibi untuk menjawab eoma nya.

Sedangkan Jimin benar-benar terpaku dan shock melihat dengan matanya
sendiri secara langsung seberapa menakutkan nya eoma Yoongi itu.

Mengancam bahkan memukul Jiyoon. Jimin tak habis fikir, perempuan anggun dan cantik seperti itu mampu bertindak sekejam itu pada Jiyoon hyeong nya dan bahkan pada Yoongi anaknya sendiri.

"Kamu musnahkan buku ini sekarang juga, eoma harus melihatnya nya
secara langsung. Sekarang!!!" Ancam eoma Yoongi

Eunji tak mengerti mengapa calon mertuanya itu tiba-tiba jadi sangat
marah. Dan ada apa dengan buku itu, buku apa itu sebenarnya, membuat
Eunji jadi sangat penasaran.

Yoongi berjalan menghampiri eoma nya dan mengambil buku itu, lalu meraih korek api dan bersiap membakarnya.

Tubuh Jimin bergerak tanpa di komando, berlari ke arah Yoongi dan dengan cepat menyambar buku itu.
"Buku ini bukan milik mu, kalian gak berhak memusnahkan nya" ucap Jimin sambil menatap Yoongi dengan tajam dan penuh amarah.

"Hey, kamu siapa, jangan lancang dan kurang ajar" Bentak eoma Yoongi.

Jimin mengalihkan tatapan tajam nya pada eoma Yoongi. Menahan diri untuk tidak menjawab, lalu meraih tasnya dan bergegas pergi dari rumah Yoongi. Walaupun eoma Yoongi berusaha mencegat dan Yoongi berusaha
mengejarnya. Tapi tak ada satupun yang bisa menghentikan Jimin.

Jimin sangat emosi saat ini, rasanya jantungnya akan meledak menahan
amarah.

"Seperti itu mereka memperlakukan mu hyeong, bahkan saat kamu sudah sampai tahap menyerah dan mengorbankan hidup mu" batin Jimin. Begitu emosinya sampai tanpa sadar air mata berjatuhan dipipi Jimin.

Tiga orang yang tersisa diruangan itu dipenuhi suasana tegang.

"Yoongia jelaskan siapa anak itu" tuntut eoma.

Yoongi tertunduk diam, benar-benar khawatir pada Jimin. Jimin pasti sedih, Jimin pasti marah. Berfikir harus mengejar Jimin saat ini juga, memberi penjelasan. Tapi akan lebih berbahaya jika Jimin terlalu mencolok dan eoma nya tau siapa Jimin sebenarnya, eoma nya pasti tak akan tinggal diam. Dan itu akan berbahaya untuk Jimin.

Situasi serba salah dan rumit untuk Yoongi. Dia sudah belajar banyak
dari kasus Jiyoon, jika sedikit saja Yoongi tak berhati-hati, maka mungkin
saja Jimin akan melewati jalan yang pernah ditempuh Jiyoon.

"Sebenarnya itu buku apa ?. Dan kenapa Jimin tak mau kamu musnahkan buku itu" tanya Eunji yang sudah sangat penasaran.

Apa kamu tau siapa anak itu?". Tanya eoma Yoongi pada Eunji.

"Ya, dia adik kelas kami di kampus".  Jawab Eunji.

Yoongi makin panik, eoma nya tak boleh mengetahui sekecil apapun
informasi tentang Jimin.

"Adik kelas ?" Tanya eoma makin heran dan tambah curiga

"Ya, dia semester 1. Dia dan Yoongi memang dekat. Ku dengar Yoongi oppa
bahkan sering menginap di rumah nya" Jelas Eunji dengan polosnya.

"Aku tak pernah kerumah nya. Jangan mengatakan sesuatu yang hanya kamu dengar dari orang lain." Cegat Yoongi dengan nada tinggi.

"Yoongia !!!" Bentak eoma

"Eomaaa" Jawab Yoongi tak kalah sengitnya.

Eunji nyaris tak bergerak. Tak menyangka orang sependiam Yoongi ternyata bisa membentaknya. Bingung dan tak faham dengan apa yang sedang terjadi.

Eoma Yoongi sengaja menahan diri dan tak melanjutkan perdebatan itu, karna khawatir Eunji akan curiga dan akan membatalkan rencana pertunangan dengan Yoongi.

.
.
.

Jimin sampai di kamarnya, memeluk erat buku diary Jiyoon sambil membayangkan memeluk Jiyoon. Memberi dukungan dan kekuatan, seolah dapat melihat dengan nyata apa yang dialamin Jiyoon saat itu.

Semua orang akhirnya nya pergi dan menyisakan Yoongi sendiri dengan
fikiran yang jauh lebih kacau. Terlintas fikiran menakutkan akan seperti apa eoma nya bereaksi pada Jimin. Memutar otak apa yang harus dilakukan untuk menenangkan dan melindungi Jimin.

Yoongi sama sekali tak menghubungi Jimin, bahkan sekedar mengirim pesanpun tidak. Membuat Jimin makin merasamtersulut emosi.
Melampiaskan kemarahannya dengan mengamuk sendiri, bahkan mengacak-acak barang-barang yang ada dikamarnya.
Lelah sendiri dan berusaha memejamkan mata untuk menenangkan diri. Hingga tak lama terdengar bel pintu berbunyi.

Yoongi akhirnya memutuskan untuk datang ke kamar kost Jimin. Karna
Jimin sudah mengganti password pintu nya, Yoongi terpaksa mengetuk
pintu dan berharap Jimin mau membukanya.

Jimin bangkit dan berfikir, haruskah dia menemui Yoongi dengan suasana
hati yang masih emosi seperti ini.
Cukup lama berdiam diri mendengar bel pintu yang terus berbunyi.
Akhirnya Jimin membuka kan pintu.

Jimin membuka pintu, dan tanpa ba bi bu, langsung melayangkan
pukulan kuat ke wajah Yoongi. Memukul Yoongi beberapa kali, Jimin
benar-benar tak terkendali, sakit hati yang dia rasakan untuk segunung alasan yang tak henti dia fikiran dari tadi.

Yoongi bertahan tak membalas sama sekali, terhuyung beberapa kali dan tersandar di dinding depan kamar Jimin.

- to be continued -

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang