part. 41

434 50 4
                                        

_
_
_

Eoma Jimin sampai ikut membantu memegang Jimin agar mau melepaskan Yoongi.

"Jimina, appa sebentar lagi sampai disini. Biarkan Yoongi pulang dulu agar
tak bertemu appa. Atau apa kamu mau Yoongi di pukuli appa lagi ?"

Jimin memeluk Yoongi  lebih erat,  merasa bahwa Yoongi pasti tak akan
bisa menemuinya lagi jika pergi. Firasat Jimin buruk, curiga ini mungkin
saja adalah pertemuan terakhir mereka.

Perasaan Yoongi terlalu hancur melihat sikap Jimin yang berubah lebih tegas dan mempertahankan cinta mereka. Tapi Yoongi benar-benar tak bisa menutup mata akan kemungkinan-kemungkinan yang akan menghancurkan orang tua Jimin dan mungkin juga Jimin sendiri.

Kehilangan Jiyoon adalah bukti nyata bahwa keras hati saja tak akan cukup mampu menyelamatkan cinta mereka.

.
.
.

Ditengah ketegangan itu, appa Jimin masuk, tanpa tau apa yang terjadi, tapi melihat Jimin sedang memeluk Yoongi. Seketika emosinya tersulut dan bersiap untuk menyeret Yoongi keluar.

Semua mata tertuju pada orang yang baru masuk, dan waspada. Eoma Jimin langsung menghalangi suaminya agar tak membuat keributan di rumah sakit.

Yoongi pasrah ditarik keluar dan di pisahkan dari Jimin. Hanya bisa menatap Jimin yang berusaha mengejarnya

Sekuat tenaga Jimin berusaha menembus appa nya. Tapi sia-sia, lalu harus pasrah melihat punggung Yoongi yang akhirnya berjalan menjauh dari ruangan itu.

.
.
.

Sampai dirumah, eoma Yoongi sudah menunggu dengan semua persiapan
yang sudah di siapkan.
Berakhir seperti ini, Yoongi harus puas dengan bisa melihat Jimin bisa hidup tenang tanpa gangguan dari eomanya lagi. Bisa kembali melanjut kuliahnya. Dan tidak membuat orang tua Jimin kecewa.

"Pilihan yang berat tapi tak ada opsi lain selain keputusan ini". Gumam Yoongi.

Yoongi langsung di giring ke bandara. Pindah kenegara jauh yang di rahasiakan. Melanjutkan semester akhir disana. Menghilang dari Korea sampai ketegangan dengan Jimin reda. Setelah 6 bulan, jika dirasa masih tidak aman maka pernikahan dengan Eunji pun mungkin akan diadakan di luar negri di tempat Yoongi tinggal.
Tapi kalau Yoongi sudah tenang dan bisa mengendalikan diri, mungkin saja setelah 6 bulan Yoongi di bolehkan kembali pulang dan melangsung kan pernikahan di Korea.

Begitu perjanjian yang telah Yoongi buat dengan eoma nya. Sebagai ganti nya Yoongi dapat ijin untuk menemui Jimin dirumah sakit, dan eoma nya berjanji tak akan mengganggu Jimin lagi.

.
.
.

Pagi ini Jimin kembali memasang wajah datar tanpa ekspresinya. Sejak menghilangnya Yoongi, eoma Jimin tetap menemani Jimin di kostnya,
tak berani meninggalkan Jimin sendiri.

Jimin yang awalnya terlalu hancur menyadari tak menemukan Yoongi
dimanapun. Terpuruk, menangis bahkan berteriak setiap saat, tak mau datang ke kampus dan hanya mengurung diri dikamar.

Satu bulan pertama eoma membawanya pulang. Segala cara dilakukan untuk menenangkan Jimin.

Eoma dan appa Jimin hanya bisa pasrah dan berdoa agar hati dan perasaan Jimin bisa lebih tenang dan mengendalikan diri.

Satu bulan berlalu, seperti ada perkembangan yang baik dengan kondisi Jimin. Dia mulai jarang menangis dan berteriak. Terlihat lebih tenang dan pendiam. Sesekali Jimin juga akan menjawab jika diajak berbicara. Tidak ada perilaku aneh yang selama ini membuat orang tuanya khawatir.
Bahkan Jimin mulai mengatakan ingin kembali masuk kuliah pada oemanya, dan tidak membantah ketika eoma mengatakan Jimin boleh kembali ke kota asalkan eoma menemaninya.

It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang